Home / Urban / Bangkitnya Menantu Tertindas / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Bangkitnya Menantu Tertindas: Chapter 261 - Chapter 270

280 Chapters

Bab 261 - Dendam Masa Lalu

"Ngomong apa sih, kamu, Al! Stress kamu ya ... makanya omonganmu jadi ngawur begini!" Ucap Atta sambil berdecak, geleng-geleng kepala. Atta lalu menghela napas berat, pandangannya mengedar ke sekeliling, kemudian kembali menatap Aliando seraya berkacak pinggang. "Astaga ... lucu sekali kamu, Al!" "Kepalamu habis kejedot tembok atau bagimana sih?!" "Atau ... kamu mengalami gagar otak?!" Segala cercaan pun keluar dari mulut Atta. Namun Aliando tak peduli, hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai. Kemudian, Aliando berdecih dan berujar. "Percuma aku berusaha meyakinkan kamu ... buang-buang waktuku saja tau enggak!" Atta melotot mendengar hal itu, jelas tersinggung. Selagi Atta terdiam karena geram, Aliando melangkahkan kakinya menuju meja Resepsionis, meninggalkan Atta yang langsung gelagapan.Apa yang akan Aliando lakukan? "Selamat pagi, Pak ... ada yang bisa saya bantu?" Sapa Resepsionis wanita dengan ramah begitu Aliando tiba di hadapannya. "Saya ... mau bertemu deng
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 262 - Taruhan

Aliando sudah menangkap tangan Atta lebih dulu, lantas mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat. Sontak, Atta melotot, mencerna apa yang tengah Aliando lakukan dalam sepersekian detik. Berani sekali Aliando melakukan hal itu terhadapnya?Detik berikutnya, Atta langsung berusaha meggerakan tangannya, hendak mencoba melepaskan cengkraman. Akan tetapi ... kenapa susah sekali? Kenapa kuat sekali? Detik berikutnya lagi, Atta sudah merintih kesakitan karena Aliando menambah kekuatan pada cengkramannya. Selagi merasakan rasa sakit luar biasa pada pergelangan tangannya, Atta sempat dibuat heran ketika mendapati ekspresi wajah Aliando yang dingin ... juga muncul kilat tajam di kedua matanya. Namun Atta buru-buru mensugesti diri, bodoh sekali jika ia takut kepada Aliando.Siapa pula Aliando itu? Kenapa pula dia harus ditakuti? Cuma menang badan dan kekuatan saja, selebihnya, dia bisa ditindas dengan uang dan kekuasaan. Atta akui memang kalau soal berkelahi dia kalah telak denga
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 263 - Kedatangan Wakil Presdir

Mendengar taruhan Aditama, membuat Atta kembali tertawa terbahak-bahak. Apa Aliando mau menggali lubangnya sendiri? Atta tak menanggapi taruhan Aliando sama sekali, menganggap hal itu sebuah lelucon belaka.Ucapan Aliando terdengar begitu lucu pake banget dan menggelitik. "Kayaknya kamu emang beneran setres deh, Al ... gila ... " Bahkan, karena saking lucu dan menggelitiknya, Atta sampai memegangi perutnya. Atta menganggap Aliando sudah setres dan gila. Bagimana ia tidak menganggap teman kuliahnya dulu itu setres dan gila? Aliando berlagak seperti seorang Boss saja dan mengatakan kalau Pak Rahardjo adalah bawahannya."Aku serius. Lagi an, aku enggak sudi kalau harus bercanda sama orang kayak kamu, Ta ... " Ucap Aliando.Aliando sudah tidak memanggil Atta dengan panggilan 'Bang' lagi. Ngapain juga ia harus bersikap sopan padanya? Atta saja tidak bersikap sopan padanya, malah menghina-hina dan menganggapnya gila!Lagi-lagi Atta masih tidak menghiraukan Aliando, ia masih asik
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 264 - Identitas Terbongkar

Kepala-kepala langsung tertoleh ke arah Aliando, mulut-mulut pun terbuka lebar, mengamati lelaki yang katanya akan menjadi Presiden Direktur itu dengan saksama. Kini Aliando menjadi pusat perhatian oleh semua orang yang ada di sana dalam sekejab setelah ucapan Pak Rahardjo. Atta geleng-geleng kepala dengan mulut terbuka lebar, tak mempercayai fakta itu. 'Enggak mungkin! Ini enggak mungkin! Bagimana bisa ... Aliando adalah seorang calon Presdir?' Pikir Atta. Lelucon macam apa ini? Ini ... pasti ... prank kan? Mendadak, berbagai macam pertanyaan langsung memenuhi benak Atta. Sementara Resepsionis dan Satpam tadi juga tertegun untuk waktu yang agak lama.Dua orang itu langsung merasa ketar ketir mengingat perlakukan mereka kepada Aliando tadi.Dengan perasaan tak karu-karuan, Atta berkata sambil menunjuk Aliando. "D-ia adalah calon Presiden Direktur di perusahaan ini, Pak Rahardjo?" Tanya Atta dengan hati-hati, hendak memastikan. Suaranya berhasil memecah hening yang sedang terjad
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 265 - Nasib Atta

Atta langsung meminta maaf atas sikap dan perlakukannya tadi kepada Aliando. Ia juga memohon-mohon dengan ketakutan yang tengah melanda dirinya. Kemudian, disusul oleh resepsionis dan satpam yang berbegas menghampiri Aliando dan melakukan hal yang sama seperti apa yang baru saja dilakukan oleh Atta. Kini mereka bertiga merasa takdirnya sudah berada di ujung tanduk. Apa mungkin mereka akan dipecat?Seketika orang-orang yang sedang berlalu lalang di lobby juga mendadak menghentikan langkah, menyaksikan kejadian tersebut sambil bertanya-tanya. Aliando menghela napas, terdiam sesaat seraya menatap resepsionis dan satpam itu bergantian. "Saya tidak akan memecat kalian berdua. Ini juga bukan sepenuhnya salah kalian. Tapi, saya harap, kejadian tadi bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya!" Kata Aliando tegas kepada resepsionis dan satpam tersebut.Tak ayal, mendengar hal itu, resepsionis dan satpam langsung menghela napas lega."Terima kasih, Presdir. Terima kasih. Terima kasih banya
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 266 - Pemutusan Kerja Sama

Kejadian di lobby pagi itu dengan cepat menyebar, langsung menjadi gossip panas diantara para karyawan kantor. Dan lebih hebohnya lagi adalah semua karyawan kantor, khususnya karyawan perempuan, pada membicarakan ketampanan Aliando.Mereka begitu senang saat mengetahui jika calon Presiden Direktur Prasaja Group ternyata masih muda dan tampan pula. Seharian itu, Aliando disibukan dengan berkeliling lingkungan kantor perusahaan, membaca dan mengecek berkas-berkas, mempelajari kembali strategi, visi dan misi perusahaan, ngobrol banyak hal tentang perusahaan dan masih banyak lagi. Serta, melakukan perkenalan singkat dengan para dewan direksi dan jajaran penting lainnya di perusahaan milik Ayahnya tersebut.**Sementara itu, di tempat lain. Di ruangan rapat perusahaan milik keluarga Sadewa, Reno baru saja murka karena DN Corp tiba-tiba memutuskan kerja sama secara sepihak dengan Sadewa Group. Tentu saja hal itu akan membuat perusahaannya langsung goyah karena DN Corp (selaku distribu
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 267 - Keberanian Raisa

Raisa dan Pak Harry merasa puas, lega dan tenang diwaktu bersamaan setelah berhasil membalaskan dendam kepada Gading (seorang pengkhianat di keluarga mereka).Anak dan Ayah itu berhasil merebut semua apa yang telah direbut oleh Gading sebelumnya. Dan pengkhianat itu kini sudah binasa. Telah lenyap di tangan mereka. Pak Harry akhirnya sadar, sudah tidak batu lagi, mau mendengarkan apa kata Rizal (adiknya) untuk meninggalkan bisnis hitam --fokus pada bisnis putih yaitu perusahaan dan bisnis-bisnis legal lainnya. Kini perusahaan milik Pak Harry sudah tidak menjadi kedok lagi untuk menutupi bisnis hitamnya. Walau pun perusahaannya sempat berada diambang kehancuran pada saat dikuasai Gading. Akan tetapi, Raisa dan Pak Harry dengan cepat melakukan tindakan sebelum semuanya menjadi hancur. Orang-orang bermasalah, pembelot di perusahaan, semua telah dibersihkan. Karena mereka telah melepas saham sebesar 50 % kepada Pak Damar, maka, Raisa pun merambah bisnis lagi untuk menambah sumber pen
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 268 - Pamit Pergi

"Cuma ... perasaanmu saja yang salah ... kamu mencintai laki-laki yang sudah beristri! Dan hal itu enggak dibenarkan sama sekali!" Lanjut Nadine dengan pandangan memicing, menekankan pada setiap kata yang keluar dari mulutnya.Raisa menatap lekat Nadine, mendengarkannya dengan saksama. Dalam hati, membenarkan apa yang barusan dikatakan oleh Nadine dan ia sepenuhnya sadar akan hal itu. Nadine lanjut berkata sambil mengedikan bahunya. "Tapi sekarang aku enggak khawatir lagi karna sekeras apa pun perempuan itu mencoba mendekati Mas Al, merayu Mas Al, tapi perasaan dan cinta Mas Al hanya untukku seorang." Dia menghadap sang suami. "Iya, kan, Mas?" Tanyanya sambil mengulas senyum. Aliando menoleh, mengangguk seraya balas tersenyum. Lalu, satu tangannya terangkat dan kemudian mengusap kepala Nadine. Keduanya pun saling balas tersenyum. Melihat hal itu, membuat Raisa buru-buru memalingkan muka.Pasalnya, pemandangan itu ... agak menganggunya! Aliando lalu kembali menatap Raisa dan ber
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 269 - Memberi Pelajaran Berharga

Aliando tampak sedang duduk di kursi kebesarannya di ruangan Presdir yang sebentar lagi akan resmi menjadi ruangannya yang begitu luas, besar dan megah. Pandangan lelaki itu menatap lurus ke depan, rahangnya mengeras, seperti tengah memikirkan sesuatu. Ia baru saja mendapat kabar dari sang Ayah jika dia baru saja membuat putusnya kerja sama antara perusahaan keluarga Sadewa dengan DN Corp.Sepertinya kesabaran sang Ayah sudah habis karena mendapati tingkah anggota keluarga Sadewa yang malah semakin menjadi-jadi, sehingga pembalasan dendam terhadap mereka segera dilancarkan! Aliando setuju dengan dengan apa yang dilakukan oleh sang Ayah terhadap mereka. Sekarang adalah waktunya bagi dirinya melihat keluarga Sadewa merasakan penderitaan yang dulu ia alami dan ia berharap mereka akan kapok setelah itu. Mereka harus merasa benar-benar menyesal dengan perbuatan mereka dulu yang telah membuat hidupnya sengsara. Selain itu, Aliando juga akan memberi pelajaran yang amat berharga untuk D
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 270 - Menjebloskan Dion dan Dimas Ke Penjara

Mendengar hal itu, Aliando menoleh, menatap sang istri, namun tidak kunjung menjawab. Akhirnya, setelah terdiam sesaat, dia baru berkata. "Iya. Itu Papa yang melakukannya, sayang." Setelah mengatakan hal itu, Aliando kembali beralih menatap lurus ke depan. Nadine melebarkan matanya, tubuhnya seketika membeku. Meskipun ia sudah menduga jika sang suami dan kedua mertuanya lah yang melakukan hal itu ... akan tetapi ... masih saja membuatnya tersentak kaget begitu mengetahui fakta itu keluar dari mulut sang suami. Keduanya saling terdiam untuk beberapa saat. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Selang beberapa saat, Aliando lanjut berkata seraya menatap Nadine lagi. "Itu masih permulaan buat mereka ... selanjutnya Papa akan membuat keluarga Sadewa lebih menderita lagi daripada itu ... Papa sudah mulai membalaskan dendamnya, Nad kepada keluarga Sadewa."Nadine tidak kunjung menimpali perkataan Aliando. Ia tidak tahu harus membalas apa. Namun yang jelas, ia hanya bisa pasrah, membi
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
PREV
1
...
232425262728
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status