Milva tersenyum, melihat sang suami sudah membuka matanya. Ia pun, menjaga jaraknya, tak ingin bila nanti akan membangkitkan amarah Restu kembali."Syukurlah, kamu sudah sadar, Mas," ucap Milva lirih. Restu menoleh ke arah suara itu, melihat sang istri berada di sampingnya seakan rasanya sangat tenang. Rasa gengsi melanda di hati Restu. Dirinya masih tidak bisa mengungkapkan dan mengakui semua perasaannya. Bersikap seolah biasa saja, walau di dalam hatinya sangat berdebar. "Ibu, di mana?" tanya Restu mencari sosok yang selalu ia agungkan."Ibu, tidak datang ke sini," jawab Milva dengan wajah yang tetap menunduk. Dirinya tak berani menatap wajah sang suami. "Kabari dirinya.""Aku tidak punya ponsel. Lagi pula aku juga tidak tahu nomornya," jawab Milva jujur. "Argh, ya benar juga. Ponselku di mana?" tanya Restu, hendak ingin bangkit. Namun, Milva yang cekatan tak membolehkan untuk bergerak dahulu. Ia pun mengambil ponsel serta dompet yang diberikan pak polisi tadi. Dengan tangan ge
Read more