Clara masih terdiam, hingga Naresh menggandeng tangannya untuk bangkit pun wanita cantik itu masih membeku. Manik beningnya menyelami netra elang suaminya, mencari maksud sang suami mengajaknya seperti ini.Jujur saja, ia takut seperti yang sudah-sudah. Di kecewakan, di khianati, bahkan di bentak habis-habisan."Kenapa? Jangan pikirkan sesuatu yang malah membuatmu semakin bimbang, nikmati saja," bisik Naresh tepat di telinga Clara, yang mana itu semakin membuatnya meremang."A-Aku...,""Kenapa, Cla? Kamu mau bicara apa?""Aku nggak bisa berdansa."Naresh mengerutkan keningnya, "iya kah? Namun tidak masalah, aku akan membantumu. Kamu cukup mengalungkan tangan di leherku, Cla. Setelah itu, ikuti saja gerakanku."Clara mengangguk dan mulai mengikuti arahan dari Naresh."Jangan menunduk, lihat mataku dalam-dalam. Kamu bisa melihat bayanganmu di mataku 'kan?"Glek!Tenggorokannya tercekat. Sedekat ini dengan suaminya membuat jantungnya semakin tidak aman. Hembusan napas hangat Naresh menye
Read more