Home / Pendekar / Sang Ksatria Malam / Chapter 61 - Chapter 63

All Chapters of Sang Ksatria Malam: Chapter 61 - Chapter 63

63 Chapters

Bab 61: Menuju Kehancuran Kekaisaran Kahn

"Tolong jelaskan secara pasti siapa sebenarnya dirimu?" tanya Arkan geram. "Tenanglah nak, aku benar-benar tidak punya niat yang buruk terhadapmu," jawab si pemilik restoran. Perlahan Arkan bisa meredam amarahnya. Ia menarik nafas dalam-dalam untuk mengendalikan dirinya. "Nah, begitu kan lebih baik," ucap si pemilik restoran."Sekarang aku minta penjelasan dari anda tuan," ujar Arkan. "Sebelum menjawab pertanyaanmu itu, aku ingin menanyakan satu hal. Ini bukan hal yang berat. Ini sesuatu yang santai tapi, aku harap kau serius," ucap si pemilik restoran. "Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Arkan keheranan. "Kira-kira berapa umurku saat ini?" ucap si pemilik restoran. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh si pemilik restoran membuat Arkan seketika tertawa terpingkal-pingkal."Eh! Hahahaha, hahahahaha, apa kau tidak salah bertanya?" sahut Arkan sembari tertawa. "Seperti yang ku katakan sebelumnya, ini adalah pertanyaan yang santai dan terkesan sepele. Akan tetapi, kau tadi sudah me
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 62: Surat Terakhir

*** Malam hari di ibukota Kahn sunyi tidak seperti biasanya. Hiruk pikuk kota yang terdengar selama dua puluh empat jam penuh seperti lenyap. Hanya suara angin yang berhembus tiada ada hentinya. Di tengah-tengah hembusan angin malam yang amat dingin sekali itu, Irman baru saja pulang kerja. Irman terkejut, akhir-akhir ini suasana di ibukota Kahn yang umumnya selalu ramai menjadi sepi. Irman mulai mengetuk pintu apartemennya, dilihatnya penjaga di depan hanya termenung. Penjaga itu seperti seorang ibu yang baru saja kehilangan seluruh anak-anaknya. "Permisi pak," sapa Irman. Penjaga itu masih saja termenung. "Permisi pak," sapa Irman untuk yang kedua kalinya. Akan tetapi, si penjaga masih saja terdiam seribu bahasa. Irman pun menarik napasnya dalam-dalam. "Permisi bapak!" Irman berteriak sekencang mungkin di dekat di penjaga. "Eh, silahkan, silahkan, silahkan," si penjaga menimpali sambil terjungkir ke belakang karena kaget. Dengan cekatan, Irman segera menolong si penjaga. "Saya m
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 63: Misteri pada Naga Langit

Irman pun segera mengambil selembar kertas kosong dan alat tulis. Ia segera memposisikan dirinya senyaman mungkin untuk menulis setiap kata dari Guru Mada. Guru Mada pun segera meneteskan air mata sebelum sempat mengatakan sesuatu. "Guru Mada! Kenapa engkau menangis?" tanya Irman keheranan. "Sudahlah nak, tidak ada apa-apa. Sebaiknya mulai kau tulis saja, aku mulai," jawab Guru Mada. "Hmm, baiklah kalau begitu," ujar Irman. Teruntuk Bagaskoro dan Bajulgeni di Kerajaan Nusa yang semoga selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Dari guru kalian, Guru Mada. "Jika surat ini sudah sampai di sisi kalian, kemungkinan nyawa guru kalian ini sudah tidak tertolong lagi. Aku tidak bermaksud membuat kalian untuk bersedih di awal kalian membaca surat ini. Aku hanya bermaksud agar kalian bisa fokus dengan pelajaran yang akan kalian terima kedepannya. Satu hal lagi yang perlu kalian ingat, ancaman untuk kalian masih ada di luar sana. Ancaman tersebut terus bertebaran mengincar kalian juga seluruh
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status