“Iya, sudah dijual. Sekarang kita semakin sulit menelusurinya, karena Kak Rudi sendiri tidak mengetahui siapa orang pintar yang membeli kalung itu,” jelas Mas Burhan.“Katanya tidak bisa dijual?”“Ya, kalau dijualnya ke orang awam tidak akan bisa, karena orang awam akan melihat kalung itu seperti kalung mainan.”“Lalu bagaimana, Mas? Kita harus secepatnya mengembalikan kalung itu pada Risma.”Mas Burhan langsung terdiam dan tampak setumpuk beban kembali menggelayuti pikiranya. “Tidak segampang itu,” jawabnya.“Aku sudah tahu permasalahannya, Mas. Dimas yang memberitahuku. Kita hadapi dan selesaikan bersama-sama. Pertama-tama, kita harus temukan dulu kalung itu.”“Kamu sudah tahu resikonya kalau kalung itu kembali pada Risma?” Mas Burhan menyelidik sambil menatapku dalam.“Ya, Mas. Nyawamu taruhannya, bukan?” Mas Burhan menunduk. “Kesalahanku di masa lalu, mencuri kalung pusaka itu dari Risma. Akibatnya, kekuatan kalung itu berbalik menyerangku,” sesalnya. “Aku bisa saja mengembalikan
Terakhir Diperbarui : 2024-01-11 Baca selengkapnya