Duar! Duar! Duar!Suara pintu yang dipukul degan sentakan yang sangat kasar membangunkanku. Entah dari tidur atau pingsan, aku tidak tahu. Dengan tubuh lemah, aku berusaha bangkit. Samar mataku menoleh jam dinding, sudah pukul tujuh pagi. Aku langsung terperanjat. Subuhku terlewati. Astaghfirullah! "Buka pintumu, Arsih!" teriak Wak Erni, istri pamanku. Suaranya yang melingking benar-benar membuat gendang telingaku seperti akan pecah. Buru-buru aku membuka pintu kamar. "Maaf, Wak. Arsih sholat dulu," lirihku perlahan masih berusaha menjaga keseimbanganku berdiri. Kepalaku masih terasa pusing. "Sholat apaan kamu jam seginian?!""Arsih benar-benar gak dengar adzan, Wak. Permisi, takutnya makin siang," ucapku berusaha melewati tubuh gendutnya. Baru satu langkah kaki berpindah, rambutku langsung ditariknya dengan sangat keras. Aku langsung tersungkur mundur sembari memegang pangkal rambutku sendiri. "Aaakkhh! Sakit sekali, Wak! Jangan! Tolong lepaskan!""Jangan sok alim kamu, ya! Kala
Last Updated : 2023-07-04 Read more