"Nggak papa, kenapa turun?" Lelaki itu terlihat menghela napas panjang lalu membuangnya perlahan. Tidak pernah aku pungkiri lelaki itu masih sama. Dia mengusap keringat yang hendak menetes pada kening. "Dek, kamu jual dulu ya cincin kamu?" pinta Mas Bambang.****"Tapi, Mas. Ini kan cincin terakhir yang aku punya.""Iya, aku ngerti. Besok aku ganti, Mas janji.""Bukan masalah ganti atau tidaknya. Tapi ini kan cincin pernikahan kita. Masak iya harus dijual?""Lantas bagaimana kita makan, Dek? Aku sudah tidak punya uang lagi.""Makanya, kerja dong Mas!""Kan kamu tahu sendiri aku juga lagi berusaha, jadi untuk saat ini kita jual cincin ini dulu ya!""Ya sudah kalau begitu, Ini!" Aku melepas cincin itu dengan terpaksa. Memberikannya pada Mas Bambang yang sedari tadi menatapku. Aku terus saja setia mengikuti kemana laki-laki itu membawaku. Tidak butuh waktu lama, Mas Bambang melajukan kendaraannya hingga tiba di salah satu toko emas tempat dimana aku dan juga Mas Bambang dulu membeli
Terakhir Diperbarui : 2023-04-09 Baca selengkapnya