Home / Fantasi / KSATRIA API PHOENIX / Chapter 1 - Chapter 6

All Chapters of KSATRIA API PHOENIX: Chapter 1 - Chapter 6

6 Chapters

BAB 1 : AGRA DIAZ

Langit terlihat muram dengan awan hitam yang bergulung-gulung. Angin bertiup kencang, debu berterbangan. Matahari yang awalnya panas terik, menghilang dari peredarannya siang itu. Puluhan ribu manusia berkerumun menyaksikan satu tontonan. Dalam hati mereka semua, menahan kedukaan. Sebagian besar mulai meneteskan air mata, bahkan beberapanya ada yang terlihat menangis histeris. Di depan mereka, ada sebuah panggung yang menjadi pusat perhatian semua masyarakat yang hadir. Di sana terdapat seseorang yang berdiri dalam keadaan terikat dan mata yang tertutup. Sosok orang itu adalah seorang pria yang berumur sekitar 40an tahun. Dia memiliki tubuh yang tinggi serta berperawakan besar. Rambut coklatnya yang panjang, terlihat berkibar tertiup angin dan beberapa helainya menutupi wajah. Di atas panggung juga terlihat seseorang yang lain. Berbadan besar tanpa baju dengan celana kulit berwarna hitam. Wajahnya nampak tertutup sebuah topeng. Orang itu yang berperan sebagai algojo. Kemudian, nam
Read more

BAB 2 : EZIO OSBORN

"Tabiiib, tangannya bergerak""Tidak mungkin, ini sudah 3 tahun""Nah ini coba kau lihat, kelopak matanya bergerak… EH MA-MATANYA TERBUKA !""Ya ampun ini keajaiban""Puji Yang Maha Kuasa !! kau akhirnya sadar. Ini aku ibumu, nak""Maaf, tolong minggir sebentar. Biar ku periksa"Begitu Agra Diaz terbangun. Yang pertama terlihat seorang wanita yang berusia sekitar 35 tahunan, sedangkan yang satunya bapak-bapak dengan badan kurus dan rambut panjang yang di sanggul. Orang itu dipanggil si ibu dengan tabib. Ketika kesadarannya mulai pulih. Agra melihat ke arah tangannya, yang terlihat di sana sepasang tangan kecil dan halus. Tangannya yang kekar serta berotot berubah ! Ketika melihat keseluruhan tubuhnya, badan sang panglima perang telah berubah menjadi seorang anak-anak. Terkejut dengan keadaan itu, Ia mencoba bangun, kemudian ditahan oleh si tabib. "Kau harus istirahat dulu, tubuhmu masih belum siap"Agra perlahan-lahan merebahkan badannya lagi dengan tenang. Dia memikirkan pertemuan
Read more

BAB 3 : API KEHIDUPAN PHOENIX

"Kita bertemu lagi Ezio alias Agra Diaz. Kau telah memenuhi syarat pertama untuk mendapatkan bimbinganku. Syarat itu adalah tekad." Bayangan Phoenix itu mengeluarkan suara. "Aku sudah melewati banyak hal dalam hidup. Tapi semua keanehan ini adalah hal baru bagiku""Kau bisa bertanya padaku, beberapa hal akan kujawab"Ezio melihat seluruh badannya, lalu menunjukkan kedua belah tangannya yang menyala, terbakar api. "Kenapa aku ada di tubuh anak ini, api apa yang sebenarnya muncul dari tanganku?""Karena itu adalah takdirmu, menggantikan anak ini yang kenyataannya sudah meninggal, karena koma yang begitu lama. Sedangkan yang menyebabkan tanganmu terbakar adalah api kehidupan Phoenix. Karunia yang juga memberikanmu kehidupan kedua""Mengapa ini diberikan untukku?"Phoenix menjelaskan bahwa Ezio yang pada kehidupan sebelumnya dikenal sebagai Agra Diaz merupakan sosok yang banyak memberikan kehidupan. Sehingga dirinya menjadi orang yang terpilih untuk menjalani kesempatan kedua. Selain it
Read more

BAB 4 : KEMATIAN

"Hahahaha."Heaton dan kawan-kawan tertawa terbahak-bahak melihat Ezio berdiri dengan menyeringai. "Lihat kawan, selain lupa ingatan rupanya anak ini juga sudah gila," Kata seorang rekan di sebelah si anak pemilik kebun apel. "Kita hajar saja dia, supaya pikirannya menjadi waras." Seseorang yang lain menimpali ucapan rekannyarekannya sambil bergerak maju. Tanpa komando, mereka semua mengikuti menyerbu Ezio. Dari kejauhan terlihat lima anak menyerbu satu orang bocah kurus. Mendapat penyerbuan seperti itu, Ezio tetap tenang. Tangan dan kakinya disiapkan dengan posisi kuda-kuda bertahan. "Aku tidak tahu, apakah tubuh ini bisa bergerak sesuai dengan pikiranku," gumamnya pelan. "Wushhhh"Tendangan pertama datang. Ezio mencoba menyingkir ke kanan. Tapi sialnya, tubuhnya merespon dengan lambat sehingga tendangan itu mendarat di perutnya. "Akhhhh…"Ia terlempar lagi ke belakang, kali ini tidak terjatuh. Dia kemudian meluruskan punggunnya dan berdiri tegak. Pukulan selanjutnya mendera, k
Read more

BAB 5 : PELATIHAN

"Kau harus mengikuti metode pelatihan yang ku buat agar bisa menggunakan kekuatan spiritual."Phoenix menjelaskan kepada Ezio yang sedikit kecewa, begitu mengetahui dia terkena tahapan blokade. Tapi masih ada peluang baginya untuk sembuh. "Bagaimana caranya?""Sebelum berlatih, siapkah kamu dengan konsekuensinya ?""Maksudnya?""Latihan ini begitu berat, jika gagal kau akan kehilangan kemampuanmu dan tak bisa dikembalikan."Pemuda ini dilema, jika dia tidak melakukan ini maka tidak akan ada kemajuan baginya. Tapi jika ia mengikuti saran Phoenix, maka ada kemungkinan hal yang ia inginkan sejak kehidupan sebelumnya hilang. Semakin dalam ia berpikir, terbayang wajah kaisar yang bahagia ketika ia dihukum, seringai permaisuri saat dirinya ditangkap. Kemarahan muncul hingga memuncak. Perasaan balas dendam timbul semakin kuat. "Aku siap!"Ezio berkata mantap. Ia siap kehilangan segalanya asal sudah mencoba, daripada tidak berani memilih apapun. "Sekarang jiwamu ini akan ku kirim ke suatu
Read more

BAB 6 : ULAR RAKSASA

Keadaan masih sama ketika ia berhasil menginjak puncak gunung itu. Perasaan trauma akibat rasa sakit dari panasnya kawah, membuat seluruh badannya menggigil. "Aaaaaaaww…" Tanpa ampun, dorongan kembali terjadi pada punggungnya. Ia masuk ke dalam kawah. Kali ini seluruh tubuhnya nyemplung ke sana. Ia sampai berteriak-teriak begitu seluruh kulitnya meleleh. Seluruh tulangnya terbakar, hingga terakhir tengkorak kepalanya hancur baru ia kehilangan kesadaran. "Wusssshhh…" Kali ini ia tidak begitu kaget ketika kembali pada keadaan awal. Ezio dengan malas berdiri, rasa takut akan sakit menyebabkan ia tak mau berusaha lagi. "Sstttttt…" Tiba-tiba dari bawah pasir di belakangnya terdengar suara. Ia menengok untuk melihatnya. "Waduh…" Seekor ular yang sangat besar muncul dari sana. Ukurannya bahkan lebih besar dari Ezio sendiri. Ular itu berwarna hitam dengan dua taring yang sebesar tangan orang dewasa dan sisiknya yang tebal. Bergerak ke arahnya. "Ampuuunnn…!" Ezio berlari ke arah gunun
Read more
DMCA.com Protection Status