May menuruti permintaan Ariadna. Dia mendekati orang-orang berpakaian hitam untuk ikut mendengarkan promosi mereka.Ariadna berjalan perlahan di belakang May sambil menguping omongan orang-orang sok tahu itu.“Mas, saya minta brosurnya satu, dong,” pinta May.Salah satu orang yang didekati May langsung menyambut dengan sapaan manis. “Hai, kakak cantik. Jangan lupa datang ke rumah makan kami, ya! Awas, jangan sampai salah alamat. Jangan sampai kakak masuk ke restoran seberang yang serakah itu. Harganya selangit! Padahal bahannya ngambil sisa di pedagang sayur. Parah banget, ‘kan?!” tawar promotor bersuara nyaring.“Maaf. Tapi, kalian sadar nggak kalau strategi pemasaran kalian ini menyimpang? Kalian nggak berhak menjatuhkan restoran orang lain demi menarik pembeli,” tegur May.Tapi, orang misterius itu mengelaknya, "Persaingan bisnis jaman sekarang nggak ada yang sehat, Kak. Kalau nggak begini, kami bisa gulung tikar! Kita harus lebih galak dan nekat. Segala macam cara harus kita coba,
Read more