Semua Bab Maaf, Aku Bukan Orang Kaya: Bab 11 - Bab 14

14 Bab

Hamil Anak Orang Lain?

Meski aku menepisnya, namun dalam hati mulai tumbuh keyakinan bahwa aku benar hamil. “Besok Ibu akan beli testpack untuk memastikan. Kalau kamu benar hamil, Ibu akan pergi ke rumah mertuamu dan mengatakannya dengan lantang bahwa anak Ibu tidaklah mandul!” Binar bahagia di mata ibuku begitu bersinar hingga ia lupa bahwa semua sudah terlambat, aku sudah menutup pintu untuk Mas Hangga. Jadi seandainya benar aku hamil pun, itu tidak akan mengubah nasib rumahtanggaku. Namun biarlah Ibu dengan perasaan bahagianya sendiri. Aku memilih untuk beristirahat. *Hari ini pernikahan Mas Hangga dengan Linda digelar namun aku akan bersikap tidak peduli dan tidak mau tahu. Aku mendapati surat undangan di bawah taplak meja tempat ibuku menjajakan gorengan. Rupanya, Ibu Mertua memberikan surat undangan ini pada Ibu di hari kepulanganku dua hari yang lalu dan Ibu menyembunyikannya dariku, pantaslah pada saat itu Ibu menyambutku dengan perasaan bersedih. Dengan cepat kusimpan kembali surat undangan i
Baca selengkapnya

Minta Rujuk?

Aku semakin tak kuat mengontrol emosi yang menguasai diri, kepalaku rasanya panas dan mau pecah. Tiba-tiba saja penglihatanku gelap dan tidak sadarkan diri. Hanya sayup-sayup suara beberapa orang di sekeliling yang masih dapat kudengar. Sepertinya sedang terjadi kepanikan.“Kamu sih ngomongnya sembarangan pakai nuduh Mirna hamil anak orang lain segala.”“Emang Mirna beneran Hamil? Kan aku cuma nebak. Enggak ngomong langsung nuduh gitu.”“Kayaknya bener hamil. Kemarin saya lihat dia keluar dari rumah bidan Elsa, terus barusan dia muntah hebat. Ya pasti positif hamil lah.”“Memang benar anak saya hamil. Hamil anak Hangga—suaminya, bukan anak orang lain. Selama ini gossip yang sampai ke telinga kalian menuduh Mirna mandul, ternyata Mirna tidak mandul. Buktinya dia hamil. Baru ketahuan kemarin sore setelah periksa ke bidan Elsa. Jadi, mulai sekarang jangan ada komentar miring tentang anak saya lagi ya, dia dicerai Hangga karena mereka kira Mirna mandul, bukan karena Mirna hamil anak orang
Baca selengkapnya

Pesan yang Dihapus

Cepat kutepis pikiran serta ingatan tentang Linda sebelum pusing di kepalaku kembali kambuh. Kenangan di rumah Mas Hangga membuatku trauma, mengingatnya akan membuatku takut. Oleh karena itu, aku harus bisa melupakan semuanya dan kepulanganku ke sini adalah langkah awal menuju kehidupanku yang baru, yang apa adanya, jauh dari kemanipulatifan.Biarlah mereka pernah mengataiku sebagai orang yang polos, lugu, naif dan semacamnya. Selama ini aku hanya mengikuti kata hati yang menurutku benar, aku punya ketulusan walaupun itu mereka anggap sebagai kebodohan sehingga membuangku setelah habis manisku. Tapi lihatlah, suatu saat mereka akan menyadari nilai positif dalam diriku ini.Tak terasa semua wadah selesai kucuci. Karena kondisi hamil muda dan flashback ke masa lalu akhirnya kerjaku jadi lambat. Sebenarnya ibu melarangku untuk mengerjakan pekerjaan rumah, hanya saja aku tidak terbiasa berdiam diri, tak tahan lihat cucian menumpuk dan rumah yang berantakan.Suara pintu rumah dibuka dengan
Baca selengkapnya

Suara Klakson Peringatan

Sekilas terbersit keinginan untuk membalasnya, mencaritahu jawaban atas rasa penasaran di pikiranku namun kuurungkan saja. Meski tidak memblokir nomornya, tapi aku sudah bulat untuk menutup akses komunikasi dengannya.Aku pun menyimpan kembali ponselku ke tempat semula. Belum ada lima menit berselang suara notifikasi berbunyi lagi, kali ini sebuah panggilan suara dari Mas Hangga yang membuatku terperanjat. Ada apa lagi dia menggangguku di malam pengantinnya?! Bukankah dia sudah berbahagia dengan istri pilihannya?Jari jempolku ragu-ragu antara memijit tombol hijau atau merah. Hijau berarti menerima panggilannya, merah berarti aku tak mau menjawabnya.“Mirna, siapa yang menelepon malam-malam begini?” Suara ibu dari kamar sebelah menyadarkanku.Akhirnya kupilih membiarkan panggilan suara itu sampai dia berhenti sendiri.*Jam delapan pagi aku sudah berjalan lima langkah dari rumah, tujuanku adalah Mbak Murni. Ibu menyuruhku untuk datang ke sana membungkus keripik hari ini. Setelah tak b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status