Semua Bab Perkawinan Berdarah: Bab 21 - Bab 30

33 Bab

Saudara Kembar

Malam itu Pak Jatmiko terlihat sedang mengendarai mobilnya menuju suatu tempat. Sekitar 40 menit didalam perjalanan, akhirnya Pak Jatmiko telah sampai pada tempat yang menjadi sasarannya. Yaitu sebuah rumah cukup mewah walaupun hanya berlantai satu. Setelah memarkirkan mobilnya didepan pagar rumah, Pak Jatmiko turun dan berjalan menuju pintu depan rumah tersebut. Tokkk...tokkk... "Assalamu'alaikum." Salamnya. "Wa'alaikumsalam." Terdengar suara seseorang dari dalam rumah itu. Kemudian tidak berapa lama, pintu depan rumah itu terbuka. Terlihat seorang perempuan berumur sekitar setengah abad, berdiri di balik pintu. "Oh, Bapaknya Mira! Kirain siapa!" Serunya. "Roy ada di rumah tidak?" Tanyanya. "Ada Pak, silahkan masuk!" Balasnya. Pak Jatmiko pun melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah itu. Lelaki berkumis tebal itu duduk disebuah sofa yang berada didalam ruang tamu. Sedangkan perempuan itu berjalan menuju ruang keluarga. "Roy, ada Bapaknya Mira datang!" Ucapnya. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-05
Baca selengkapnya

Perkawinan Kedua

Seperti yang dikatakan oleh Pak Jatmiko sebelumnya, hari itu Roy bersama ibunya, beserta paman dan bibinya, pergi menuju rumah Mira, kekasihnya. Setelah sampai tepat didepan rumah Mira, mereka pun turun dari atas mobil berwarna biru milik Roy. Roy terlihat tampan dengan memakai pakaian kemeja batik berwarna coklat. Ibunya Roy memakai kebaya berwarna krem. Paman dan bibi, dan sepupunya Roy juga tampak rapi dengan memakai seragam batik berwarna ungu. Seorang satpam yang berjaga menyambut mereka dengan ramah. Mereka berjalan menuju pintu dengan membawa beberapa bingkisan yang dibungkus menggunakan kardus. Mengetahui Roy dan keluarganya telah datang, Pak Jatmiko, Bu Sartika, dan juga Mira menyambutnya dengan penuh bahagia. Senyum indah terpancar dari wajah mereka. "Assalamu'alaikum." Salam Roy dan keluarganya begitu di hadapan Mira dan kedua orang tuanya. "Wa'alaikumsalam." Jawab Mira dan kedua orang tuanya. "Mari silahkan masuk!" Pinta Pak Jatmiko. Roy dan keluarganya pun mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-05
Baca selengkapnya

Hari Kematian

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mira dan Roy telah tiba. Pasalnya, hari itu mereka akan melangsungkan pernikahannya. Perkawinan itu merupakan perkawinan yang kedua kalinya bagi mereka. Karena mereka sama-sama pasangan meninggal dunia. Bedanya, suami Mira meninggal karena dibunuh. Sedangkan istrinya Roy meninggal karena kecelakaan. Namun pernikahannya Mira yang kedua kalinya itu, tidak semeriah pernikahannya yang pertama. Pernikahan kali ini sama sekali tidak ada pertunjukan hiburan. Bukan masalah biaya, tapi dikarenakan pernikahan Mira yang pertama belum lama berlangsung. Alasan yang kedua ialah pernikahannya kali ini tidak banyak persiapan. Dikarenakan pernikahannya bisa dibilang sangat mendadak. Malam itu, terlihat tetangga-tetangganya Pak Jatmiko sudah mulai berdatangan. Didepan rumah Pak Jatmiko terdapat sebuah tenda biru, yang dihiasi dengan janur kuning mengelilingi tenda. Orang-orang terlihat duduk dengan rapi di kursi yang telah disediakan. Terlihat pula, ibunya Roy dan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-05
Baca selengkapnya

Jeruji Besi

Setelah mengetahui kalau Pak Jatmiko kabur, Ricky pun menelepon pihak rumah sakit untuk membawa jenazah Pram ke rumahnya. Sekitar 20 menit berlalu, akhirnya sebuah mobil ambulance sampai didepan rumah Pak Jatmiko. Para tamu dan tetangga Pak Jatmiko yang masih berada didepan rumahnya, banyak yang menyaksikan jenazah Pram yang meninggal sangat tragis itu, dimasukkan kedalam ambulance. "Kinan! Kamu ikut ke rumahnya Pram ya! Biar Aku yang ke polres untuk melaporkan Jatmiko!" Seru Ricky. "I..ya Rick." Balasnya. Kinan pun ikut naik keatas mobil ambulance. Berbekal alamat yang terdapat di KTP milik Pram, supir ambulance itu mengendarai mobilnya menuju rumahnya. Sekitar 45 menit didalam perjalanan, akhirnya mobil ambulance itu sampai didepan rumah Pram. Supir ambulance itu pun turun bersama dengan Kinan. Mereka bergegas menuju pintu depan rumah berdinding anyaman bambu itu. Tokkk.......Tokkk........ "Assalamu'alaikum." Salam supir ambulance itu. Setelah menunggu beberapa saat ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-10
Baca selengkapnya

Mengakhiri Hidup

Setelah Pak Jatmiko dipenjara, Bu Sartika hanya tinggal bersama Mira. Dan pembantu beserta satpamnya. Hatinya sangat hancur berkeping-keping. Bukan karena suaminya dipenjara. Tapi karena selama ini, ia telah dikhianati oleh suaminya sendiri. Bu Sartika baru sadar penyebab suaminya tidak memberikannya nafkah batin beberapa tahun terakhir. Pagi itu jam dinding menunjukkan pukul 07.48 WIB. Bu Sartika baru bangun dari tidurnya. Setelah berganti pakaian, ia keluar dari dalam kamarnya menuju dapur. Ketika sampai dapur, perempuan cantik itu melihat pembantunya sedang mencuci piring. "Bi, sarapan sudah siap?" Tanyanya. "Sudah nyonya." Balasnya. "Mira sudah sarapan belum?" Tanyanya. "Belum nyonya. Saya belum sempat membangunkannya. Biar Saya bangunkan dahulu." Ucap pembantu itu hendak melangkahkan kakinya. "Biar Aku saja yang membangunkannya." Balasnya. "Baik nyonya." Ucapnya. Bu Sartika melangkahkan kakinya menuju kamar tidur Mira. Begitu sampai didepan pintu kamar anaknya, Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-10
Baca selengkapnya

Duka Cita

Begitu sampai didekat rumah Bu Sartika, Ricky melihat didepan rumah Bu Sartika sudah banyak orang yang sedang duduk di kursi yang ditata dengan rapi. Setelah memarkirkan mobilnya di tepi jalan, Ricky turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri orang-orang yang sedang duduk didepan gerbang. Ricky yang berpakaian warna hitam dan berpeci hitam itu, menyalami satu persatu orang-orang yang bertugas menyambut para tamu yang datang untuk melayat. Lalu Ricky terus berjalan menuju pintu depan rumah Bu Sartika. "Assalamu'alaikum." Salamnya ketika berdiri didepan pintu dengan perlahan. Terlihat di ruang tamu, perempuan-perempuan yang sedang membaca surat yasin secara bersama-sama. Suaranya terdengar keras dan kompak. "Wa'alaikumsalam." Balas perempuan yang bukan lain adalah Bi Salimah. Ia pun bangkit berdiri dan menghampiri Ricky. "Bu Sartika dimana Mba?" Tanyanya. "Nyonya didalam kamarnya, Mas." Balasnya. "Bisa antarkan Saya ke kamarnya?" Tanyanya. "Bisa Mas." Balasnya. Bi Sali
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-10
Baca selengkapnya

Perceraian

Siang itu Bu Sartika terlihat menaiki sebuah taksi. Setelah kurang lebih 30 menit berlalu, akhirnya ia sampai didepan tempat yang menjadi tujuannya. Setelah membayar tarif jasa taksi sesuai argometer kepada supir taksi itu, Bu Sartika turun dari taksi. Perempuan berjalan menuju bagian depan bangunan yang ternyata adalah sebuah rumah tahanan yang terletak di Kota Surabaya. Setelah mengambil nomor antrian, Bu Sartika pun duduk di kursi yang telah disediakan. Setelah menunggu sekitar satu jam, nomor antrian besuk miliknya dipanggil oleh petugas yang berjaga. Bu Sartika pun diminta untuk menitipkan identitas KTP miliknya. Tidak ketinggalan, tas selempang berukuran kecil miliknya juga diminta untuk dititipkan. "Mari ikuti Saya Bu!" Pinta seorang petugas. Bu Sartika pun mengikutinya, menuju ruang besuk. "Tunggu dahulu disini Bu. Biar Saya panggil saudara Jatmiko." Ucapnya. "Iya Pak." Balasnya. Petugas itu pun berjalan menuju ruang tahanan. Pada sebuah ruangan sel, petugas itu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-10
Baca selengkapnya

Akal Licik

Setelah pergi meninggalkan rumah tahanan, Bu Sartika kembali menemui Ricky di panti pijat miliknya. "Siang sayang!" Sapanya. "Siang juga sayang! Hari ini, kayaknya Kamu lagi gembira sekali nih!" Serunya. "Dibilang gembira, memang hari ini Aku lagi gembira. Tapi dibilang sedih, Aku juga masih ada sedih." Balasnya. "Apa yang membuatmu bergembira? Dan apa yang membuatmu bersedih?" Tanyanya. "Yang membuatku bergembira dan bahagia adalah Aku resmi bercerai dengan suamiku. Sedangkan yang membuatku bersedih adalah kini Aku berstatus sebagai seorang janda." Balasnya. "Aku sangat senang sekali mendengar kabar darimu, sayang! Masalah Kamu sekarang jadi seorang janda, jarang terlalu dipikirkan. Aku akan segera menikahimu, sayang!" Ucapnya. "Kapan sayang?" Tanyanya. "Dua minggu lagi. Bagaimana menurutmu?" Tanyanya. "Aku sangat setuju sekali, sayang! Lebih cepat lebih baik. Aku sudah tidak tahan kalau berjauhan darimu, sayang!" Balasnya. "Iya, Aku juga setiap hari selalu terb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-12
Baca selengkapnya

Lamaran

Malam itu, Ricky terlihat sangat tampan dan gagah dengan memakai pakaian kemeja berwarna biru. Rambutnya yang gondrong diikat dengan karet dibagian belakang. Setelah bercermin didepan lemari yang berada didalam kamarnya, dan merasa penampilannya sudah cukup rapi, Ricky pun bergegas menuju mobilnya yang berada di carport rumahnya. Begitu menaiki mobilnya, ia pun langsung mengendarainya dengan kencang menuju suatu tempat. Didepan sebuah tempat, Ricky menghentikan laju mobilnya. Ricky pun bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju bagian depan tempat itu, yang ternyata adalah sebuah toko kue. Ricky pun dengan cepat memilih beberapa macam kue. Setelah merasa cukup banyak, Ia pun langsung menuju ke kasir. Setelah membayar kue-kue yang dibelinya, Ricky kembali menuju mobilnya, dan kembali mengendarainya menuju tempat berikutnya. Setelah sekitar 15 menit didalam perjalanan, akhirnya Ricky sampai didepan tempat yang menjadi tujuannya. Tempat itu sudah tidak asing lagi bagi Ricky. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-12
Baca selengkapnya

Hari yang Ditunggu

Hari itu adalah hari yang dinanti-nantikan oleh Kinan dan Ricky. Pasalnya, pada hari itu mereka akan melangsungkan pernikahannya. Namun acara pernikahan mereka digelar secara sederhana. Halaman depan panti asuhan terlihat sudah dipasang tenda biru dan dihiasi dengan janur kuning mengelilingi tenda tersebut. Kursi-kursi juga sudah ditata dengan rapi dan teratur. Ketika jam dinding menunjukkan pukul 08.51 WIB, terlihat satu persatu para tetangga panti asuhan mulai berdatangan. Bu Khotijah pun menyambut dengan ramah tamah. Berdiri disamping Bu Khotijah dua orang laki-laki. Mereka berdua bukan lain adalah kakak dan adik kandung Bu Sartika. Sebenarnya Bu Sartika mempunyai empat saudara kandung. Namun kedua kakak perempuannya, telah meninggal dunia. Yaitu kakak kandung pertama dan kedua. Begitu berada dibawah tenda biru itu, para tamu tetangga panti asuhan duduk diatas kursi yang telah disediakan. Sekitar 20 menit berlalu, kursi-kursi itu pun sudah dipenuhi oleh para tamu. Tapi Bu K
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status