All Chapters of Genderang Perang Manusia Elektrokinesis: Chapter 151 - Chapter 160
170 Chapters
151 - Mengusir Secara Tegas
Meski terkejut dan membawa banyak pertanyaan di benaknya, apalagi melihat sikap ramah perwira tinggi polisi di depannya, Gian tidak serta-merta mengendurkan waspadanya.“Kalau boleh bertanya, ada urusan apa Bapak sekalian mendatangi aku?” tanya Gian disertai pandangan tajam mengawasi gerak-gerik kedua pria gagah di depannya.“Bagaimana kalau kita berbincang dulu di dalam agar enak dan nyaman?” Komjen Hanung masih menghiasi wajahnya dengan senyum.Meski waspada, tapi Gian tak yakin kedua orang di depannya ini bisa melakukan sembarang tindakan padanya. Maka, dia mempersilahkan mereka masuk dan duduk di ruang tamu kamar hotelnya.“Silahkan bicara.” Gian tak ingin banyak berbasa-basi.“Adik Gian sungguh orang yang lugas.” Entah apakah ini pujian atau bukan dari Komjen Hanung. Sembari tersenyum kecil, dia berbicara, “Begini, Adik Gian, tentunya pembicaraan ini sehubungan dengan beberapa negara yang sudah menghubungi Adik.”Gian teringat dengan pihak Amerika, Rusia, China, dan Jerman. Dia b
Read more
152 - Mempertaruhkan Nyawa Sendiri
Gian lekas mempersiapkan dirinya begitu terdengar bunyi pintu kamar hotelnya didobrak dengan tidak sabar.Sudah pasti, pendobraknya tidak ingin menunggu koordinasi dengan pihak hotel terlebih dahulu.Alhasil, belasan orang berseragam pakaian karet dari ujung kepala sampai kaki sambil menenteng peluru karet sudah memenuhi ruang depan kamar hotel Gian.Baru saja Gian menjejakkan kakinya di ruangan itu dari kamar tidur, dia sudah disemprot air sabun oleh beberapa orang. Jelas sekali bahwa mereka ingin melemahkan kekuatan elektrokinesis dia.Tapi, Gian tidak hanya bergantung pada kekuatan eletrokinesis dia saja dan tetap merangsek maju.Namun, betapa kagetnya dia ketika dia mendapati beberapa peluru bius yang biasa digunakan untuk gajah sudah menuju ke arahnya.Dia menghindari semua peluru itu menggunakan kekuatan supernya. Itu karena Gian belum yakin seberapa tangguh tubuhnya melawan peluru bius jenis berat begitu.Di hati Gian, hanya ada satu kalimat pegangannya, bahwa dia tidak boleh t
Read more
153 - Ide Gila
Anggota pasukan khusus itu tak berdaya ketika senjata mereka diambil paksa dari tangan menggunakan sulur listrik. Ada juga yang langsung melepaskan senjatanya begitu sulur listrik menempel di senjatanya seakan dia ngeri apabila tersetrum.Anggota pasukan yang baru saja datang, hendak menyemprotkan air sabun lagi ke Gian untuk melemahkan remaja itu, namun pistol khusus orang itu sudah dirampas terlebih dahulu oleh Gian.“Kenapa kalian begitu berhasrat padaku? Kenapa kalian malah sibuk ingin menangkapku padahal aku sudah membereskan urusan Gunawan?” Ada kemarahan di sorot mata tajam Gian ketika dia menyingkirkan satu demi satu senjata pasukan khusus.“Lekaslah menyerahkan dirimu, Nak Gian!” Seorang anggota pasukan masih bisa berteriak meski senjatanya baru saja dirampas.“Menyerahkan diri? Enteng sekali lidah kalian menggulirkan kalimat itu!” Makin marah, Gian menangkap tubuh-tubuh pasukan khusus di depannya menggunakan sulur listrik sehingga itu terlihat seperti sebuah jaring menyebar.
Read more
154 - Kostum ala Superhero
Dalam beberapa hari ini, Gian tidak menampakkan diri secara frontal di publik dan dia lebih banyak memesan makanan secara online saja agar tidak terlalu banyak berada di luar.Awalnya, para kurir makanan itu heran karena titik pengantaran berada di sebuah rumah kosong, mengira mereka sedang dikerjai atau ini pemesanan dari makhluk mistis seperti yang banyak viral di antara mereka.Namun, saat Gian keluar dari rumah itu dan membayar dengan benar, barulah para kurir itu percaya mereka tidak bertemu makhluk mistis sejenis hantu atau jin. Mereka juga tidak mengenali Gian yang memakai masker ketika menerima pesanan.Selama satu minggu penuh, Gian mendekam diam di rumah kosong. Kadang beberapa hari sekali dia akan berpindah ke rumah kosong lainnya ketika merasa sudah tidak aman.Saat ini, Gian ingin menyembunyikan diri dulu dan tak ingin berkonfrontasi dengan pihak mana pun.Kemudian, setelah 8 hari berlalu, Gian mendapatkan telepon dari orang Rusia. “Tuan Gian, kami sudah berada di kota An
Read more
155 - Lihat, Aku Sudah Datang!
Seringaian di wajah Gian makin kentara setelah dia membuat keputusan hendak membalas ke pihak mana.Kostum anti air dia pakai di bawah pakaian biasa dia. Seluruh tubuhnya terbungkus dari ujung kepala sampai ujung kaki, namun karena dia ingin keluar dari persembunyian, dia melepas penutup bagian kepalanya.“Ayo, Elang! Kita bersenang-senang dulu!” Gian meraih ransel dan mengemasi barang-barangnya. Dia tidak akan tinggal lagi di rumah kosong itu setelah ini.Kemudian, Gian berjalan santai tanpa menggunakan kendaraan apapun karena motornya pasti sudah diamankan polisi sejak seminggu lalu. Dia malas membeli lagi.Berjalan gontai, Gian menuju ke sebuah tempat. Markas polisi terdekat.Dia masuk ke area halamannya dan menyapa polisi yang dia temui. “Halo, bukankah ini hari yang cerah untuk bermain?”Polisi yang melhat wajah Gian, sontak saja terkesiap. “K—kau! Kau!”“Ya, ya, ini aku.” Gian menyahut sambil memutar bola matanya seakan bosan. Kemudian, dia melilitkan sulur listrik ke tubuh poli
Read more
156 - Melacak Keberadaan Keluarganya
Gian tidak ingin mengambil resiko dari apa yang dia belum paham dengan baik. Mana tahu apabila kostum dari Rusia akan tahan peluru setajam jarum atau tidak, lebih baik dia mengantisipasi saja.Maka dari itu, Gian mengelak cepat dan dia menembakkan sulur listriknya ke sebuah tiang bendera tak jauh dari sana.Pasukan khusus yang tersisa masih mengejar pergerakannya menggunakan peluru bius tajam yang memang sudah dimodifikasi untuk menangani Gian yang memiliki fisik super.Karena hal tersebut, Gian bergerak lagi dengan melompat ke tiang listrik di depan markas kepolisian menggunakan sulur listriknya, benar-benar seperti jagoan di film superhero yang terkenal.Sesampainya dia di tiang listrik, segera saja Gian menghantarkan listrik kuatnya di sana sehingga trafo besar di tiang itu mulai memercikkan api dan kemudian memiliki ledakan-ledakan kecil.“Kalian begitu berhasrat ingin menangkapku, heh? Begitu ingin menundukkan aku?” Gian berteriak dengan nada pongahnya, melompat ke arah atap mark
Read more
157 - Pembalasan dari Sang FWB
Kenapa Gian tidak menghubungi adiknya, Cheryl? Karena dia yakin sang adik pasti tidak dberitahu mengenai alamat Melinda yang baru dikarenakan Cheryl sudah ‘dibuang’ ibunya semenjak membela Gian di live show televisi malam itu.Oleh karena itu, lebih mudah melacak dari orang-orang yang sekiranya memiliki keterkaitan dengan Melinda dan kedua kakaknya saja.Untuk hal itu, Gian memilih mendatangi kantor Carlen yang kecil ketimbang kampus Zohan.Saat ini, para karyawan di kantor itu gemetar ketakutan dan mereka mulai berjongkok di lantai sambil bersikap tak berdaya. Ada yang terisak lirih karena saking takutnya disakiti Gian.Mendapati itu, Gian terkekeh dan berkata, “Hei, aku tidak sejahat yang kalian bayangkan! Ayolah, tak perlu ada yang menangis, itu terlalu berlebihan! Aku hanya ingin tahu di mana Carlen saat ini atau alamat barunya. Jangan katakan di Alam Seroja Indah, karena aku sudah ke sana lebih dulu.”Orang-orang itu menatap takut-takut pada Gian.Sehingga, Gian berbicara lagi, “
Read more
158 - Memanggil Petir?
Tak memakan waktu lama bagi Gian untuk tiba di kota lain tempat ibu dan kedua kakaknya berada saat ini. Berbekal alamat dari orang yang melakukan FWB dengan Carlen, dia meluncur cepat ke sana.Sementara itu, ponsel Carlen terus bergetar di atas kasurnya tanpa diketahui sang empu. Ternyata masih ada yang peduli akan dia dan mencoba memperingatkan akan kedatangan Gian. Sayang sekali, peringatan itu menjadi sia-sia. Memangnya di mana Carlen saat ini?Saat tiba di kompleks perumahan itu, Gian melihat Carlen sedang mencuci mobil di halaman depan. Kompleks tersebut memang bukan merupakan perumahan elit dengan pagar tinggi, sehingga Gian bisa bebas masuk tanpa rintangan berarti.“Hari yang cerah untuk mencuci mobil baru, yah!” sindir Gian setelah turun dari motornya.Betapa kagetnya Carlen mendengar suara yang sangat dia kenali. Pemuda itu berbalik ke belakang dan matanya membelalak lebar mengetahui siapa yang berdiri di depan pagar rumahnya yang hanya setinggi dada dan menyandarkan kedua le
Read more
159 - Datangnya Pasukan Militer
Tidak ada satu pun orang yang menyangka akan datangnya petir di hari yang sangat cerah ini hanya karena seruan seorang bocah remaja yang memanggilnya.Kepala orang-orang yang menonton di sana seketika merinding parah ketika menyaksikan seperti apa kemampuan Gian. Cukup dengan raungannya dan petir pun terbentuk di langit lalu menghantam ke rumah Melinda.Apakah ini film superhero?Bahkan banyak orang di sana yang mengira ini tidak nyata. Terlalu aneh untuk menjadi sebuah fakta. Tidak sedikit pula yang mengira ini hanyalah sebuah adegan syuting film semata untuk keperluan televisi.Tapi, pasukan khusus yang berjumlah 20 orang lebih itu rasanya terlalu berlebihan jika ini hanyalah sebuah syuting film.Melinda dan yang lainnya berteriak panik, mereka ketakutan dan segera saja menjauh dari rumah itu.Namun, Gian tidak bisa menghentikan begitu saja luapan emosi di dirinya dan dia semakin geram.“Mama! Apakah kau masih saja ingin mengabaikan aku?” raung Gian sambil matanya mencari sang ibu d
Read more
160 - Fenomena Aneh di Langit
Menghadapi tentara militer yang berani mati dan tidak segan mempertaruhkan nyawa demi negara seperti itu, tentu saja Gian sedikit kerepotan. Bahkan, setengah dari mereka memiliki ilmu kekebalan dan jimat lainnya yang melindungi diri mereka.Bagaikan sebuah pertarungan supernatural saja saat ini.Gian merasa tenaganya sedang dikuras kalau begini. Dia bisa saja memanggil petir untuk menghantam para tentara itu, namun itu artinya akan ada pembunuhan dan dia tak ingin itu terjadi.Dia hanya ingin menakut-nakuti masyarakat dan pemerintah saja agar mereka tidak mengusik Gian secara keterlaluan. Kalau dia memang berniat membunuh, tentu itu sudah dia lakukan sedari awal dia muncul ke publik.Meski kadang dia memikirkan hal gila, namun dia masih memiliki nurani.Karenanya, Gian hanya perlu memukul dan membuat pingsan para tentara gigih itu. Ada yang berhasil, ada pula yang tidak.Saat ini, dia sedang dipegangi kanan dan kiri oleh tentara bertubuh kekar, membuat dia kesulitan bergerak. Dia kesu
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status