Home / Romansa / Istri Bayaran Untuk Bos Galak / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Bayaran Untuk Bos Galak: Chapter 61 - Chapter 70

77 Chapters

Pagelaran Lampion Berujung Petaka

5 menit, 10 menit, bahkan hampir setengah jam, waktu Devan terbuang hanya ituk membujuk Dela. Tapi, perempuan itu sama sekali tak mau melepasnya.Tidak banyak yang bisa Devan harapkan, lelaki itu hanya melirik Zaki, berharap jika temannya itu mau membantunya membujuk Dela dalam hal ini.Seperti paham maksud Devan, Zaki malah dengan sengaja membiarkan gadis itu terus merengek. Bahkan, dia terkesan abai dan berniat meninggalkan mereka di ruangan ini."Aku pulang dulu. Urus saja wanitamu." Pamit Zaki, yang dibalas pelototan tajam milik Devan. Zaki bahkan hampir terkekeh dibuatnya."Have fun. Aku duluan." Zaki kemudian berlalu, tanpa mempedulikan tatapan garang dari bosnya.Sementara Devan sendiri, masih terus membujuk Dela. "Del, aku mohon, Jangan gini. Aku harus pulang sekarang."Dela mencebikkan bibir sensualnya. Menatap matik hitam kecoklatan yang meneduhkan itu. "Masak baru datang udah mau pergi? Aku kan juga mau kamu perhatiin, Devan. Salah ya, kalau aku minta sedikit waktumu?"Dev
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Semuanya Berakhir

54 panggilan masuk dari Devan tak dijawab. Ya, cecil sengaja tidak memedulikan ponselnya lagi. Meski data internetnya dimatikan, lelaki itu tetap tak menyerah dan mengubahnya menjadi panggilan biasa. Untung saja, ponselnya dimode getar, jadi tidak akan menimbulkan suara yang mengganggu pendengaran.Sementara di tempatnya, lelaki itu kelimpungan, seiring dengan suara ponsel yang terus memanggil. Wajahnya geram, menahan amarah yang luar biasa. "Kamu kenapa, Devan?" tanya Dela menatap heran pada lelaki yang terus bergerak gelisah itu. Dari ekor matanya, Dela bisa melihat kemarahan di mata lelaki itu."Cecil berulah," ucapnya dingin dengan ekspresi tak terbaca. "Berulah gimana? Bukannya dia baru keluar dari rumah sakit?" Dela penasaran, entah apa yang dilakukan Cecil untuk menarik perhatian suaminya. Perempuan itu benar-benar tak bisa dianggap remeh.Devan menarik napas panjang, lalu menghempasnya perlahan. Cuping hidungnya kembang kempis, merasakan amarah yang tak kunjung reda."Nyatan
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Saatnya Jujur

Setelah menyalurkan hasratnya, Devan berguling di samping Cecil, memberi kecupan singkat pada gadis itu, sebagai rasa terima kasih. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah menjaga kehormatan itu untuk suamimu. Maaf, aku sudah merenggutnya darimu."Tidak ada jawaban apa pun, Cecil hanya diam seperti patung. Dia lelah, dia sudah lelah untuk melawan Devan. Cecil bangkit, berniat ke kamar mandi meski dengan menahan rintih, rasanya masih sangat nyeri. "mau ke mana? "Tanya Devan seolah semuanya tidak pernah terjadi apa-apa.""Kamar mandi." Menjawab sekenanya. Bisa dibilang, Cecil akan membiasakan diri untuk irit ngomong sekarang.Devan bangkit dari rebahannya. Ya, meski keduanya sama-sama masih polos, tapi Cecil tidak peduli. Toh, Devan juga sudah melihatnya dalam keadaan naked begini?"Biar aku gendong. Kamu pasti kesakitan."Cecil hanya mengangguk tanpa berniat menanggapi. Mulai sekarang, Cecil tidak akan berontak lagi.Dengan hati-hati, Devan menggendong Cecil ke kamar mandi. Lalu men
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Tak Ada Sisa

Sesampainya di kantor, Cecil dan Laras berpisah. Karena mereka harus menjalankan bagian pekerjaan masing-masing.Cecil berjalan menuju ruangannya. Tapi saat hampir tiba, Direktur keuangan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aris, memanggil dirinya."Cil," panggil Aris.Cecil yang sebenarnya muak dengan manusia picik itu, dengan susah payahnya mengembangkan senyumnya. Ya, Cecil harus pura-pura mendekati Aris, mengumpulkan bukti-bukti kelicikan mereka untuk diberikan pada Devan. Kalau Cecil hanya berucap tanpa bukti, mana mungkin lelaki itu percaya?"Ya, Mas? Ada apa?" Aris memegang pundak Cecil. Lihatlah, lelaki kurang ajar! Bahkan, Aris tahu jika Cecil adalah istri sepupunya. Tapi tetap saja genit. "Eh, maaf, Mas. Gak enak kalau dilihat orang kantor. Aku sudah bersuami. Nanti mereka mikir macam-macam."Sambil menurunkan tangan Aris di pundaknya, Cecil berujar sungkan."Maaf, maaf. Santai saja, tidak ada yang penting. Kamu nanti siang, ada urusan gak? Kalau gak ada, rencananya aku
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Siasaat Licik Cecilia

Tawa Cecil terdengar menggema. Dia sangat tergelitik dengan sifat arogan Devan yang sangat buruk itu jika sudah kepepet. "Hahaha. Kamu benar-benar mencintaiku, Mas Devan?"Devan bangkit. "Apa maksudmu? Apa perlu kamu tanyakan lagi? Bahkan, aku rela bersujud di kakimu, tadi. Agar kamu tetap tinggal.""Kalau aku menyuruhmu menjauhi Mbak Dela, apa kamu sanggup."Devan mengangguk mantap. "Bahkan, membunuhnya pun akan kulakukan untukmu."Cecil mengikuti gerakan Devan, duduk tenang di sofa yang memang tersedia di ruangan pribadinya. "Gak perlu mengancamku. Aku sendiri bahkan rela menyerahkan tubuhku padamu. Terima kasih, sudah bersikeras mempertahankan rumah tangga kita.""Kamu udah gak benci aku?" tanya Devan memastikan.Cecil menggeleng. "Awalnya aku sangat benci. Kamu menggauliku dengan paksa. Tapi setelah aku tahu semua kebenarannya. Rasa benci itu seketika hilang entah ke mana. Jangan jelaskan apa pun padaku. Aku tahu, semua kebenaran yang bahkan kamu sendiri belum tentu tahu."Alis De
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Double Date

Amarah masih meletup-letup di hatinya. Dengan perasaan dongkol, Devan berlalu dari hadapan Cecil sambil membanting pintu cukup keras.Jeder!"Allahuakbar!" Cecil memegang detak jantungnya yang berlompatan. "Cih! Ngambekan, kayak perawan!"lanjutnya.Setelah meninggalkan ruangan Cecil, Devan kembali ke ruangannya. Bayangan lembut bibir Cecil merasuk pikirannya. Lelaki itu kembali mengerang, kala tak sanggup lagi menahan hasratnya. "Cil, kenapa kamu hobi sekali menyiksaku? Apa menurutmu ini lucu? Oh shit! Aku bahkan hampir gila karenamu."Semenjak tahu jika dirinya harus nunggu lampu hijau dari Cecil, Devan jadi sangat uring-uringan."Oh shit! Bahkan adikku sendiri, gak bisa diajak kompromi."Devan melirik tonjolan di celananya yang sudah memberi hormat. Bahkan, selalu mendesak ingin dikeluarkan dari tempatnya.Gawat! Ini gawat. Bisa-bisa, celana Devan robek kalau harus terdesak begini. Devan benar-benar harus menuntaskannya segera. Dia tidak bisa membiarkan tubuhnya panas dingin. Dengan
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Terkuak Dalang

"Ckck! Lama sekali hem?"Devan berdecak saat Dela menghampirinya. Melingkarkan tangan di lengan Devan, lalu menyunggingkan senyum manisnya.Cecil yang melihatnya, mengeratkan gigi dengan geram. Refleks, tangannya juga ikut melingkar di lengan Aris.Aris yang diperlakukan seperti itu, jadi salah paham. Dia pikir, Cecil memang memberi lampu hijau padanya, sementara Devan sendiri menatap Cecil dengan tatapan entah.Dela yang melihatnya, terlihat sangat senang. Gadis itu juga berusaha mengompori Devan."Eh, ada Cecil dan Aris juga di sini? Kalian mau ke mana?"Bukan mereka, tapi Devan yang menyahut. "Mereka ingin makan siang berdua. Berhubung kita juga mau melakukan hal yang sama, aku pikir ... kenapa gak double date saja?""Ah, double date ya? Cukup seru. Kita pergi ke restoran depan saja. Di sana sedang ada menu baru dan langsung jadi best seller."Aris pun membuka suara. Padahal, niatnya hanya ingin makan berdua. "Ah, ya. Cecil sudah bilang tadi. Jadi, tujuan kita memang ke sana. Terim
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Kamu Nikmat, Sayang

Siang berganti malam. Devan dan Cecil tengah berada di kamarnya. Ya, mereka memutuskan untuk pindah ke kamar Devan, setelah perdamaian yang melibatkan banyak drama.Etahlah, rasanya tiap kali melihat wajah Cecilia, dia jadi uring-uringan karena tidak bisa menyentuh wanitanya.Cecil sendiri, yang awalnya sibuk bermain ponsel, akhirnya mengalihkan perhatian pada Devan saat pria itu menekuk wajah masam."Deketan sini, ngapain jauh-jauh?" Cecil meletakkan kepalanya di bahu Devan.Niat hati ingin manja-manja, malah disemprot habis-habisan. "Jangan deket-deket! Aku masih marah sama kamu."Cecil tersenyum. Mengelus dada Devan penuh kelembutan. Seketika, erangan demi erangan keluar dari mulut Devan. "Jangan memancingku! Aku sudah menahannya sekuat tenaga. Aku gak mau main sendiri lagi. Capek!"Devan menghentak tangan Cecil yang bandel itu. "Apa aku begitu menggoda, Mas?"Tatapan mematikan itu, sedetik membuat Cecil terpesona. Rasanya, dia juga sangat merindukan Devan. "Apa kamu bercanda? Baha
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Ketagihan

Keesokan paginya, Cecil sudah bersiap dengan setelan kemeja kantor dipadu dengan blazer. Gadis itu mematut dirinya di cermin, sambil menyisir rambutnya yang hampir kering. Sementara Devan sendiri baru bangun dari tidur lelapnya.Ingin menyibak selimut, Tapi urung setelah melihat bekas kemerahan yang dia buat semalam. Leher jenjang itu, dapat dia lihat dengan jelas dari pantulan cemin. Mengingat itu, Devan sangat bangga dengan dirinya yang berhasil menato tubuh Cecilia."Cil, kemarilah!" Cecil yang merasa terpanggil pun bergegas mempercepat gerakannya. Setelah rambutnya tersisir rapi, barulah dia berjalan menghampiri Devan."Ada apa?" Matanya penuh selidik, menatap pria yang semalam tengah menganghangatkan ranjangnya."Kamu mau ke mana, rapi begini? Di rumah saja, gak usah kerja hari ini."Cecil membuka mulutnya. Perempuan itu hampir melontarkan sumpah serapah. "Kenapa? Kenapa aku gak boleh kerja? Aku gak sakit, kok. Àku bisa ke kantor.Devan menunjuk leher Cecil dengan jari telunjuk
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Digigit Semut

Usai mandi bersama yang berakhir dengan makian panjang Cecilia, Devan keluar dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggang. Cecil sendiri hanya bisa menghela napas ketika suaminya pergi setelah mendapatkan kenikmatannya kembali."Dasar suami gak peka! Istrinya belum selesai malah ditinggal." gerutu Cecilia saat perempuan itu asik berendam di bathtub. Rendaman air hangat, sedikit banyaknya bisa membantu Cecilia melemaskan ototnya yang kaku.Ceklek.Cecilia keluar setelah puas berendam. Dia juga sudah berganti dengan gaun rumahan.Cecil berjalan menuju meja riasnya. Tak sengaja, pandangan Devan dan Cecil bersitatap. Devan yang berduduk santai di tepi ranjang, hanya memandang gadis itu sesaat, sebelum kembali berkutat dengan ponselnya."Aku sudah mengabari Zaki, kalau kita hari ini gak ke kantor. Aku juga sudah kasih tahu Laras, biar gak usah jemput kamu lagi karena mulai besok, kamu berangkat sama aku."Ucapan Devan menghentikan Cecilia yang memoles wajahnya dengan bedak. Dengan cep
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status