Semua Bab Melahirkan Anak Iblis: Bab 11 - Bab 20

121 Bab

Bab 10

Marissa melihat-lihat galeri ponselnya. Terdapat beberapa foto Farissa. Marissa tertawa, ternyata Farissa pandai ber-selfie."Farissa… siapa kamu sebenarnya?" gumam Marissa.Marissa merasa bosan bermain ponsel. Ia menaruh ponselnya di atas nakas. Lalu ia merebahkan dirinya sambil menatap langit-langit kamar.Tiba-tiba, rasa penasarannya kepada buku diary milik Aurin kembali mencuat. Ia mengambil buku diary tersebut dari dalam laci. Marissa pun duduk bersandar sambil membaca buku diary tersebut.Kemarin, ia sudah membaca buku diary tersebut sampai halaman dua. Ia pun membuka halaman tiga untuk ia baca. Isi halaman tersebut adalah:7 September 2005Hari ini, tepatnya malam bulan purnamaAkhirnya apa yang kami nanti-nanti telah tibaHadir dua malaikat kecil di dalam perutkuAku tidak rela berpisah dengan merekaSemoga ada jalan keluarMarissa terpaku. Dua malaikat kecil? Itu artinya dulu Aurin hamil anak kembar. Marissa termenung. Benarkah orang tuanya membuat perjanjian dengan Azalah?Ma
Baca selengkapnya

Bab 11

Berjam-jam Marissa dan Farissa habiskan untuk perawatan. Kini, mereka melakukan perawatan yang terakhir yaitu manicure pedicure.Farissa menatap takjub kepada kukunya yang sudah diwarnai. Ia merasa seluruh badannya sangat segar. Semua keluhannya hilang semua, mulai dari rasa gerah, rambut gatal, kulit gatal, kuku yang panjang hingga menusuk kulit dan menimbulkan sakit. Marissa yang duduk di sebelah Farissa tersenyum puas. "Gimana? Udah enakan 'kan?""Iya, aku merasa sangat nyaman dengan tubuhku yang sekarang," jawab Farissa."Setelah ini, aku ajak kamu ke mall," ujar Marissa."Mall?" Tiba-tiba pikiran Farissa menerawang ke masa lalu dimana ia pergi ke mall bersama Roy.Pikiran Farissa tidak bisa berhenti. Ia terus kepikiran tentang Roy saat membawanya ke mall seperti kaset lama yang terputar. Farissa baru tersadar ketika Marissa menepuk bahunya."Malah bengong." Marissa mengomel. "Udah ayo kita pergi dari sini!"•••Farissa mengernyit bingung ketika Marissa memberhentikan mobilnya di
Baca selengkapnya

Bab 12

Marissa menatap pantulan dirinya di cermin. Tubuhnya yang body goals itu terbalut celana jeans dan sweater oversize. Rambutnya yang diwarnai coklat tersebut tergulung dengan rapi dan aesthetic. Dan wajah cantiknya dibubuhi make up tipis yang kelihatan natural.Marissa berinisiatif melakukan mirror selfie. Ia pun mengambil ponselnya di tas selempang lalu mulai memotret dirinya dengan berbagai macam gaya.Setelah selesai, ia mengirimkan beberapa fotonya kepada Roy sekalian pamit ingin pergi konser. Sembari menunggu jawaban dari Roy, ia melihat-lihat fotonya.Dirinya terpaku ketika melihat bayangan hitam yang menyerupai sesosok manusia berdiri di belakangnya. Tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Marissa menunduk, tak berani menatap pantulan cermin apa lagi menghadap ke belakang.Marissa merasa ada sesuatu yang sedang mengawasinya. Marissa pun terus menunduk dan berjalan keluar kamar. Marissa menarik nafas lega ketika berhasil keluar kamar.Ia pun bergegas menuruni tangga. Di lantai bawah, sud
Baca selengkapnya

Bab 13

Setelah bersih-bersih diri, Marissa duduk di kursi belajarnya sambil membuka paper bag yang diberikan Roy. Betapa terkejutnya ia ketika melihat sebuah dress selutut berwarna putih di dalam paper bag tersebut. Itu adalah dress yang diincar Marissa selama beberapa hari terakhir.Ia pun beranjak dan berdiri di depan cermin. Ia menempelkan dress tersebut ke badannya sambil bercermin. Betapa bahagianya ia melihat dress tersebut sangat pas dan cocok di tubuhnya.Namun kebahagiaannya harus sirna tergantikan rasa terkejut ketika mendengar suara pecahan kaca. Marissa refleks menoleh ke asal suara. Rupanya suara pecahan kaca tersebut berasal dari jendela kamarnya.Marissa memundurkan langkahnya. Tapi ia malah terpeleset karena kakinya tidak sengaja menginjak sebuah batu. Marissa meringis ketika merasakan pinggangnya sangat sakit karena menghantam lantai.Ia mengambil batu tersebut yang ternyata terbungkus sebuah kertas. Marissa pun membuka kertas tersebut. Ternyata ada tulisan yang ditulis meng
Baca selengkapnya

Bab 14

Marissa membuka matanya. Pandangannya yang semula mengabur berangsur-angsur jelas. Hal pertama yang pertama kali dilihat Marissa adalah langit-langit sebuah ruangan berwarna putih.Marissa melebarkan pandangannya. Rupanya ia berada di rumah sakit. Di pergelangan tangan kirinya terdapat selang infus yang menempel.Di sebelah kanannya ada orang-orang terdekatnya yang setia menemani Marissa. Ada Aurin, Abraham, Roy, dan, Nia."Tante, Om, Roy! Marissa sudah sadar," seru Nia yang kebetulan duduk di samping kanan Marissa.Aurin dan Abraham yang semula duduk di sofa pun bergegas menghampiri Marissa. Begitu pula dengan Roy yang semula berdiri di dekat pintu."Puji Tuhan, akhirnya kamu sadar juga sayang," ucap Aurin sambil menangis."Kenapa aku bisa ada di sini?" Marissa bertanya dan suara lirih dan patah-patah."Kamu tadi pingsan, Nak," sahut Abraham."Pingsan?" Marissa mencoba mengingat-ingat.Tapi kepala Marissa malah semakin sakit saat mencoba mengingat-ingat."Jangan dipaksa, yang penting
Baca selengkapnya

Bab 15

Marissa tertidur dengan lamas di ranjangnya. Ia mengambil ponsel dan membukanya. Ini pertama kalinya ia memegang ponsel setelah pingsan.Tentunya banyak notifikasi muncul di ponselnya. Ada pesan dari Nia, Roy, teman-temannya dan … Farissa. Marissa mengernyit, untuk apa Farissa memberinya pesan. Apakah ia lapar?Marissa pun membuka pesan dari Farissa. Betapa terkejutnya ia melihat pesan dari Farissa. Hatinya teriris-iris. Tak menyangka bahwa semuanya akan menjadi seperti ini. Andai saja ia tak bertukar kehidupan dengan Farissa waktu itu, pasti semuanya tidak akan seperti ini.Marissa memijat kepalanya yang terasa pening. Bahkan untuk mengistirahatkan pikiran saja ia tidak bisa. Ia pun menarik nafas lelah."Ada apa Marissa?" Alard bertanya seiring dengan kemunculannya di samping Marissa."Gak papa," sahut Marissa tersenyum tipis."Jangan bohong. Aku tahu kamu lagi banyak pikiran," ujar Alard."Aku kepikiran saudaraku.""Dari dulu kamu tetap sama. Terlalu nekat dan pemberani," timpal Ala
Baca selengkapnya

Bab 16

Marissa menatap bingung ke tempat asing tempat ia berada. Marissa tidak tahu kenapa ia bisa berada di tempat asing ini yang terdiri dari hutan lebat dan bukit-bukit."Ada orang?" Marissa berteriak.Tidak ada jawaban. Marissa menyusuri hutan tempat ia berada. Hanya ada banyak tanaman dan hewan-hewan. Tidak ada manusia.Marissa terus berjalan hingga sampailah ia di sebuah gubuk yang berdiri kokoh. Raut wajah Marissa menjadi bahagia, ia sangat bersyukur menemukan gubuk itu. Tandanya ada manusia yang menghuni gubuk itu karena gubuk itu terlihat berdiri kokoh dan terawat.Marissa pun mendekati gubuk itu. "Permisi, ada orang?"Tidak ada jawaban. Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan berseru menanyakan kehadiran orang lain selain dia, Marissa pun menyerah. Ia duduk di atas dipan depan pintu.Saat Marissa hampir tertidur karena kelelahan, tiba-tiba pintu gubuk terbuka. Muncul seorang nenek-nenek dari gubuk tersebut."Cu, sini masuk." Nenek itu berkata.Marissa yang semula mengantuk pun menj
Baca selengkapnya

Bab 17

Sore harinya, Marissa diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Roy sudah pulang dua jam lalu. Di perjalanan, Aurin dan Abraham mengajak Marissa menghadiri acara syukuran untuk film baru yang disutradarai Abraham.Acara syukuran itu diadakan di gedung kantor Abraham Entertainment. Setelah melakukan kegiatan doa dan potong tumpeng, sutradara, pemeran, dan orang-orang yang menghadiri acara syukuran berkumpul dan makan-makan bersama.Salah satu pemeran perempuan yang bernama Yura menyeletuk, "Tuan Abraham dan Nyonya Aurin tidak kangen menimang bayi?"Aurin dan Abraham saling pandang. Marissa pun jadi memelankan kegiatan makannya."Sudah cukup satu anak saja," sahut Aurin dengan perasaan tidak enak."Yakin? Kasihan Marissa kesepian.""Kesepian? Tidak, kok. Aku punya saudara kembar," cetus Marissa.DegAbraham dan Aurin yang mendengarnya sangat kaget. Marissa mengangkat jari telunjuknya pertanda menyuruh Abraham dan Aurin untuk diam."Kok tidak pernah terekspos media?" Yura kembali bertanya.
Baca selengkapnya

Bab 18

Marissa mengunjungi Farissa dengan membawa banyak makanan mulai dari martabak, bolu, brownies, ayam bakar, dan buah-buahan.Mereka kini sedang berada di dapur. Marissa berencana mengajari Farissa basic skill. Basic skill pertama yang diajari Marissa adalah memasak.Bukan memasak yang berat-berat. Tapi memasak sesuatu yang sederhana mulai dari mie instan, telur goreng, nugget dan sosis goreng, memasak sup dan lain-lain.Setelah mengajari cara membuat mie instan, Marissa lalu mengajari Farissa menggoreng telur dadar."Cara goreng telur ada dua cara. Yang pertama adalah telur dadar lalu yang kedua adalah telur ceplok. Cara membuat telur dadar yaitu pecahkan telur di atas mangkuk, lalu bumbui atau masukan sayur sesuai selera. Sedangkan cara membuat telur ceplok adalah pecahkan langsung telur di atas wajan. Paham?" tutur Marissa.Farissa mengangguk mantap. "Paham."Farissa pun mulai mencoba memasak walaupun harus dengan drama. Entah minyak yang meletup-letup sampai mengenai mereka, Farissa
Baca selengkapnya

Bab 19

Jam lima sore, Marissa sudah kembali ke rumahnya karena orang tua Nia sudah pulang ke rumah jadi Nia tidak kesepian lagi. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Marissa pun berjalan memasuki rumah.Di ruang tamu, terdapat Aurin yang sedang bermain ponsel. Begitu melihat Marissa, Aurin melambaikan tangannya sambil berkata, "Sini, Nak!"Marissa pun berjalan menghormati Aurin lalu menduduki dirinya di sofa."Ehem, Mama mau tanya. Maksud kamu bilang kalau 'kamu punya saudara kembar' di acara syukuran itu apa, ya?" Aurin bertanya."Nanti ada waktunya Mama akan tahu sendiri. Tunggu aja, Ma," sahut Marissa yang lalu beranjak meninggalkan Aurin yang terdiam.Marissa memasuki kamarnya lalu menguncinya. Kemudian, ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Marissa memejamkan matanya, mencoba untuk beristirahat sebentar.Begitu banyak misteri di hidupnya, sampai Marissa bingung dari mana ia memecahkan masalah-masalah yang ada di hidupnya. Ia juga harus berjuang seorang diri.Ia pun bangkit da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status