"Ada apa, Tante?" Elia tersenyum kecil. “Boleh masuk? Ada yang mau Ibu bicarakan.” Kana tampak ragu untuk sesaat, mengingat peringatan Dirga tadi malam. Namun, apabila Kana menolak, kemungkinan ia akan menciptakan masalah baru untuk Dirga lantaran sebelumnya Elia menyinggung bahwa wanita paruh baya tersebut di sini atas perintah sang kakek, kepala keluarga Dewantara. Lagi pula, tidak baik menciptakan musuh baru, bukan? “Silakan, Tante.” Kana membuka pintu kamarnya lebih lebar. Ia kemudian mengajak Elia duduk di sofa. Ibu tiri Dirga tersebut menggenggam tangan Kana dengan kedua tangannya. Kana melihat bagaimana Elia tetap memasang senyumnya, tetapi mata wanita itu tampak sedih. “Kana,” ucap Elia kemudian. Suaranya terdengar lembut. “Aku tahu Dirga memperlakukanku seperti orang asing. Tapi apakah kamu juga harus memperlakukanku seperti itu?” Kana tampak terkejut. Ia buru-buru menunduk. “Saya tidak bermaksud seperti itu, Tante.” Elia menghela napas, tampak kecewa karena Kana masih
Read more