“Kak Dennis, tidak ada gunanya aku marah ke orang seperti Ridwan,” ucap Sean tersenyum dengan santai. Ridwan tidak lain hanya seorang bawahan, paling hanya seekor anjing. Kalau seekor anjing menggigitnya, apakah dia harus menggigit anjing itu kembali? “Benar, adik Sean,” Dennis mengangguk, bagaimana mungkin orang seperti Sean marah dengan seorang bawahan, yang akan merusak perangainya. “Kalau kamu masih ingin tinggal di keluarga Wiguna, kamu pergi ke lokasi konstruksi. Aku akan melihat perkembanganmu, kalau lebih baik, aku akan memanggilmu kembali,” ucap Dennis dingin menoleh memandang Ridwan. Walaupun dia harus memberi penjelasan kepada Sean, tapi dia melihat kesetian Ridwan kepada keluarga Wiguna selama ini. Jadi dia masih memberi kesempatan kepada Ridwan untuk memperbaikinya. “Baik, tuan, aku pasti tidak akan mengecewakanmu lagi!” ucap Ridwan gemetar, dia mengerti tatapan Dennis, yang memberi kesempatan untuknya berubah. “Tu-tuan Sean, maaf, sebel
Read more