Home / Romansa / Wanita Penakluk Sang Mafia / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Wanita Penakluk Sang Mafia: Chapter 11 - Chapter 20

28 Chapters

Bab 11. Kau Payah!

“Tu-tunggu sebentar, Ayah mengundang mereka?” tanya Amber. Seringai tipis tersirat samar di wajah cantik Amber.Sungguh tidak terduga sama sekali dia akan bertemu kembali dengan Dominic dalam keadaan ‘normal’, bukan pertemuan yang menciptakan hawa panas dan juga penuh gairah. “Maaf, Ayah tidak memberitahumu. Awalnya aku ingin memberikan kejutan padamu, Amber. Tetapi setelah mendengar semua ceritamu, mari kita mengubah segalanya, apa kamu bahagia?” Jonathan bertolak pinggang, dengan anggun Amber menggandeng tangan kokoh ayahnya.“Hm, aku sudah tidak sabar.”Keduanya menuruni satu per satu anak tangga.Ada sedikit perasaan lega di dalam hati Amber, setidaknya akan ada Jonathan yang membantu meluluskan semua rencananya setelah ini. Berdamai dengan ayahnya, tetapi belum dengan masa lalu. Karena masa lalunya masih belum juga tuntas bagi Amber.“Maaf membuat kalian menunggu.” Kalimat Amber adalah pembuka percakapan di antara mereka malam ini.Kedua mata Dominic terpana untuk sesaat melihat
last updateLast Updated : 2022-10-27
Read more

Bab 12. The Wedding Day

Dua minggu kemudian pernikahan antara keduanya pun terjadi. Bukan resepsi yang diselenggarakan secara besar-besaran, memang mewah tapi hanya keluarga besar kedua belah pihak yang diundang.Amber selain meminta Jonathan mengundang keluarga besarnya, dia pun sengaja mengundang beberapa klien yang pernah melakukan transaksi dengan dirinya. Dia memang sengaja melakukannya.Dominic terus memperhatikan apa yang akan diperbuat wanita itu. Senyum Amber tak henti menghiasi wajah cantik dan angkuh miliknya, sesekali wanita itu sengaja melirik ke arah suaminya, hanya sekadar ingin mengetahui seperti apa reaksi Dominic.Amber memijat tengkuk lehernya, sedikit pegal, dan dia benci acara resmi seperti ini.“Sayang sekali gedung sebesar ini hanya dihadiri beberapa puluh orang. Kenapa kamu tidak mengatakan sebelumnya jika kamu hanya mengundang segelintir orang saja?” Ada sedikit nada keluhan dari mulut Dominic.Amber melihat perdana menteri yang pernah tidur dengannya pun ada di resepsi pernikahan mer
last updateLast Updated : 2022-10-27
Read more

Bab 13. Baru Permulaan

Dominic melepaskan dasi yang dikenakannya, lalu melemparkan senyuman tipis nan mematikan pada Amber.“Sebelumnya, kau hanya boleh menikmati. Kali ini aku tidak mengijinkanmu menatapku,” kata Dominic pelan.“Sialan, kau ingin mempermainkanku?”Dominic bergerak ke arah kepala Amber, mengangkatnya sedikit, lalu mengikatkan dasi miliknya untuk menutup kedua mata Amber.“Dominic Grey! Kau bajingan!” teriak Amber, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri, dia mulai merasa panik, memikirkan apa yang selanjutnya akan dilakukan Dominic padanya. Tak lama kemudian, indera penciuman Amber menyentuh serangkaian bebauan yang begitu menenangkan.Seisi kamar dipenuhi aroma therapy jasmine.Dia merasakan sentuhan yang terasa basah pada bibirnya, Dominic mencium Amber, pelan, lembut, namun mampu mengoyak pertahanan Amber saat ini.“Ehmmph!” Amber menggigit bibir Dominic, dia tidak suka dipaksa!Dominic mengusap bibirnya, ada sedikit darah akibat gigitan Amber, tapi ... terasa menyenangkan baginya.“Aku i
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

Bab 14. Mati Saja Kalau Begitu!

“Kau harus makan, Amber,” ucap Dominic saat keduanya berada di meja makan. Hari ini tepat satu minggu Amber menjadi istri seorang Dominic, ada saja tingkah pria itu yang selalu mampu membuat Amber merasa kesal.Tidak pernah terlewati satu malam pun tanpa adanya percintaan yang panas di atas ranjang Dominic, dan Amber selalu saja kalah. Pria itu menunjukkan siapa yang berkuasa saat ini.“Malas. Setelah ini, aku ingin pergi keluar, menemui Selena. Serta membawanya kemari.” Selena belum lama menghubungi Amber, seluruh daftar pelanggan yang ingin membeli jasa Amber, terpaksa dibatalkan dan wanita itu mengembalikan seluruh dana yang telah dikirimkan ke rekening khusus.“Silakan saja, Sayang. Aku tidak akan membatasi gerakmu, kamu bebas ingin melakukan apa pun.” Oh, manisnya, di hadapan semua orang, Dominic terlihat seperti seorang suami yang begitu mencintai istrinya.Tapi di luar itu, terjadi persaingan di antara keduanya.Amber mendengus, di depan semua orang Dominic selalu memperlihatkan
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 15. Punishment

Amber terkesiap begitu dia mendapati lengan kekar yang memeluk pinggangnya dari belakang. Dia mendorong tubuh Dominic, tidak ingin mendapatkan sentuhan apa pun untuk malam ini. Tapi pria itu tidak terpengaruh sama sekali.Sedikit penolakan yang dilakukan Amber, membuat Dominic semakin terbakar gairah.“Kamu tidak ingin bersenang-senang malam ini, Sayang?” bisik Dominic, lalu mendekatkan bibirnya pada tengkuk leher Amber.“Aku sedang datang bulan. Silakan saja, kalau kamu tidak merasa jijik,” balas Amber. Sekali lagi dia melepaskan kedua tangan Dominic yang masih saja bergeming pada pinggangnya.“Benarkah?”“Hu-um,” jawab Amber singkat.Bukannya menjauh, Dominic justru mendorong tubuh Amber merapat ke arah tembok, menekannya, lalu mengangkat kedua tangan wanita itu, menguncinya tepat di atas kepala.“Sial! Kau tidak percaya?” geram Amber.Satu tangan Dominic menurunkan resleting gaun malam yang dikenakan Amber, mengecup lembut punggung halus wanita itu.“Kenapa aku harus mempercayaimu,
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 16. Sedikit Perhatian

Percintaan yang sungguh membuat Amber ingin memaki-maki Dominic semalaman. Tubuh telanjangnya diletakkan begitu saja di atas tempat tidur, apa pria itu tidak tahu, betapa ngilu tubuh bagian bawahnya?Dominic baru saja keluar dari kamar mandi, dadanya masih belum kering sepenuhnya. Pria itu mengeringkan rambut, lalu pandangannya beralih pada Amber yang masih meringkuk di atas tempat tidur.“Kenapa?”“Diam, kamu tidak perlu bertanya apa pun. Kamu sudah puas?” ketus Amber.“Belum, memangnya kamu mengijinkanku untuk melakukannya sekali lagi? Kamu suka tanpa pemanasan?” ejek Dominic, membuat Amber mendesah kesal menghadapi tingkah Dominic. Wanita itu pun beringsut turun dari tempat tidur, lalu bergegas merampas handuk yang menutupi tubuh bagian Dominic. Sempat-sempatnya Dominic meremas bokong sintal Amber, sebelum wanita itu masuk ke dalam kamar mandi.“Dasar pria sinting!” teriak Amber dari dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, tak henti-hentinya Amber menggerutu. Sudah satu minggu di
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Bab 17. Kemarahan

“Kenapa wajahmu seperti itu, Am?” Baru kali ini Selena melihat wajah Amber muram, tak seperti biasanya.Amber mengetuk jari-jarinya di atas meja, bagaimana dia bisa mengalami kekalahan berkali-kali, semua karena lengah sesaat. Argh! Rasanya jika mengingat masalah daging tadi pagi, Amber benar-benar tidak bisa menahan diri untuk memaki seseorang saat ini.Mengapa Dominic, begitu licin dan pintar seakan bisa membaca setiap pergerakan yang dilakukannya?“Aku tidak suka kekalahan, Selena. Kamu tahu, pria ini membuatku sakit kepala!” gerutu Amber. Selena menyodorkan satu loki berisi wine, biasanya Amber akan merasa lebih tenang begitu menenggak cairan beralkohol tersebut, dan pastinya … dia akan bisa berpikir lebih tenang lagi dari sebelumnya.“Selena, I don’t give a damn shit untuk hidupku, aku … aku harus bisa membuatnya tunduk di bawah kedua kakiku,” racau Amber.Okay, Selena hanya bisa mendengarkan ocehan-ocehan berbumbu makian pada pria yang sosoknya saat ini pun tidak ada di hadapan
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 18. Black Out

Semua wanita yang ada di dalam gudang terdiam, tidak sedikit pun berani bersuara, bahkan mereka pun mungkin lupa caranya untuk bernapas.“Acungkan tangan, siapa yang pertama berani maju?” tantang Dominic. Tidak ada emosi di dalam nada bicara pria itu. Hanya saja, sedikit kata yang diucapkan seperti sebuah titah kematian bagi yang ada di dalam sana.“Bukankah sudah pernah aku katakan beberapa point saat kalian jatuh ke tanganku serta menyetujui perjanjian kerjasama,” ucap Dominic sekali lagi.“Jangan memberikan aku janji, jangan berusaha mencampuri urusan orang lain, keluarga kalian hanya aku, jangan melawan aku, dan yang terakhir ... kalian adalah milikku!”Wanita yang tadi sempat dengan berani berbicara, ditarik paksa ke arah Dominic.“Tina, jadi kau ingin menjadi yang pertama merasakannya?” tanya Dominic dengan tatapan yang begitu mengintimidasi wanita itu.Pria bertubuh kekar dan berkulit hitam yang membawa Tina ke hadapan Dominic membalik tubuh wanita itu lalu merobek bagian belak
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 19. Mendekap Masa Lalu

Dominic baru saja kembali ke rumah, tapi dia tidak menemukan Amber di sana. Otaknya bergerilya, memikirkan apa yang dilakukan Amber di luar tanpa dirinya.Pria itu melihat Hans, pelayan tua yang bekerja cukup lama di rumah keluarganya sejak dulu.“Ke mana Nyonya Muda?” tanya Dominic.Pria tua itu menundukkan kepala, tidak berani menatap wajah Dominic secara langsung. “Nyonya keluar, dia mengatakan pada saya, ingin bertemu dengan seseorang.”“Apakah dia mengatakan siapa yang ingin ditemuinya?”Gelengan kepala Hans, sudah cukup menjawab apa yang ditanyakan Dominic pada pria tua itu. Apa mungkin, Amber kembali membuat ulah? Sengaja memancing kemarahan pria itu lagi, agar dia bisa menikmati setiap sentuhan Dominic.Pikiran kotor tengah menari-nari di dalam benak Dominic saat ini. Dia melonggarkan dasi yang dikenakan, lalu menggelung lengan kemeja, jempol Dominic mengusap bibirnya sendiri. Tidak munafik, setiap kali Amber melakukan penolakan, entah mengapa hasrat berahi yang dirasakannya p
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Bab 20. Pekerjaan Baru

Dominic kembali naik ke atas tempat tidur, lalu ikut berbaring di samping Amber yang masih belum sadarkan diri. Memperhatikan wajah Amber yang sedang tertidur, seperti ada sensasi tersendiri bagi Dominic.Wanita itu terlalu cantik dan juga sempurna bagi Dominic, tapi ...sampai detik ini dia belum merasakan perasaan lain pada wanita yang sudah satu minggu lebih menjadi istrinya.“Amber Johns atau Amber Moore, kamu tahu ... aku selalu ingin mendengar suara desahanmu, Sayang. Kamu benar-benar membuatku hilang kewarasan,” bisik Dominic.Lengan kekar Dominic melingkar di pinggang Amber, lalu dikecupnya dengan penuh kasih pipi wanita itu. Dominic menguap, tanpa mengganti pakaian, dia pun tertidur....Amber baru saja selesai membersihkan dirinya, lalu wanita itu turun dari lantai dua menuju ke arah ruang makan. Dia heran, siapa yang menggantikan pakaian miliknya semalam?Pikiran dan tubuhnya terasa lebih segar dari sebelumnya.“Selamat pagi, kamu sudah bangun. Aku pikir kamu akan tertidur s
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status