All Chapters of Status WA Suamiku yang Disembunyikan: Chapter 11 - Chapter 20

84 Chapters

Hamil

Aku terpaku menatap wajah Bulan. Wajah yang dulu sewaktu kuliah khas dengan pipi cubynya, kini tampak begitu tirus. Dagunya menjadi lebih lancip dari sebelumnya. Bibirnya kini terlihat lebih tebal, mungkin itu yang disebut bibir sensual. Badannya juga padat berisi. Seksi dan menggoda iman lelaki. Balutan dress ketat berwarna lemon, benar-benar mampu memperlihatkan lekukan tubuhnya yang menggoda.Pantas saja akhirnya Mas Reno jatuh dalam pelukannya. Mana ada kucing yang menolak ketika ditawari ikan yang lezat?Kulirik lelaki yang berdiri di sampingku ini tampak terkejut. Mas Reno pasti tak menyangka, Bulan datang ke rumah ini."Ngapain kamu ke sini?" tanya Mas Reno."Ngapain?" tanya Bulan terlihat murka oleh pertanyaan Mas Reno. "Kemana aja kamu?"Mas Reno melangkah mendekati Bulan. Dicekalnya lengan wanita itu. "Pergi!" geramnya."Lepas, Ren!" bentak Bulan tampak sangat tak suka dengan yang Mas Reno lakukan. "Aku sudah bilang, kan? Kalau sampai kamu berani menghindar, aku akan ke sin
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Informasi

Detak jam di dinding seolah mengolok hatiku yang gelisah. Sudah hampir tengah malam, tetapi Mas Reno belum juga pulang. Mungkinkah ia akan menginap di tempat Bulan?Berkali-kali kulihat layar ponsel, tetapi tak satu pun pesan masuk dari Mas Reno, apalagi meleponku. Saking asyiknya bersama Bulan, kah? Sampai tidak teringat padaku.Meskipun selama beberapa ini aku bersikap begitu dingin padanya, bahkan aku sampai berpikir telah mati rasa, tetapi nyatanya aku masih merasakan sakit juga memikirkan Mas Reno bersama Bulan. Apakah Bulan lebih istimewa dalam urusan ranjang? Memikirkan itu benar-benar membuat jantungku seperti terbakar.Heh, kenapa aku meminta Mas Reno menunda menceraikan Bulan? Kalau akhirnya hal itu menjadi boomerang untukku sendiri. Seandainya mereka sudah bercerai, tak perlu aku merasakan kesakitan ini?Namun, kalau Mas Reno kuminta menceraikan Bulan saat ini juga, bisa jadi setelahnya mereka tetap mencari celah untuk tetap bersama. Aku tahu, karakter Bulan tidak akan cepa
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Misteri

"Mami bertanya sama beberapa orang di sana," ucap Mami."Terus?" tanyaku penasaran."Sekitar dua minggu sebelum peristiwa itu ada yang lapor ke RW dan RT sana.""Lapor gimana, Mi?" Aku rasanya tak sabar ingin mendengar semua informasi yang Mami bawa. "Katanya rumah yang di kontrak Bulan sering sekali dikunjungi laki-laki saat malam.""Hanya karena itu?" kejarku. Tak percaya rasanya kalau hanya karena hal itu, warga sampai menggerebak seperti itu. Bahkan menuduh Mas Reno dan Bulan melakukan hal yang tidak-tidak, sampai memaksa mereka untuk menikah. Alasan yang terlalu dibuat-buat.Mami menggeleng. "Orang itu menunjukkan beberapa foto tak senonoh, latar belakangnya ada di dalam rumah itu.""Foto?" tanyaku dengan dahi mengernyit. Foto siapa dengan siapa? Mungkinkah Bulan dengan Mas Reno? Aku menoleh pada lelaki di sampingku yang sejak tadi hanya menyimak. Wajah Mas Reno terlihat serius mendengarkan pembicaraan kami."Mami melihatnya?" tanyaku."Enggak, Sil. Mereka hanya dikasih lihat
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Kebenaran dan Kebohongan

Menjijikan! Maksud mereka apa? Pakaian dalam Bulan bahkan dibiarkan tercecer di ruang tamu seperti ini! Bantal-bantal sofa berserakan di lantai. Seolah telah terjadi gempa yang begitu dahsyat.Sengajakah mereka? Sekadar membereskan rumah yang baru ia tempati pun enggan. Atau jangan-jangan wanita tak tahu malu itu masih di rumah ini? Mungkinkah saat ini Mas Reno juga ada di sini? Dimana mereka bersembunyi?"Mas Reno! Bulan! Keluar kalian!" teriakku seperti orang kesetanan. Kalau sampai kutemukan dua manusia biad*b itu di sini, aku pastikan mereka tidak akan bisa bernafas lagi."Mas Reno! Bulan!" Kucari mereka di setiap sudut. Tampak baju yang Bulan kenakan kemarin teronggok di lantai dapur. Benar-benar menjijikan!"Bangs*t! Keluar kalian!" teriakku menggema di seluruh ruangan. "Lakn*t, kalian!" umpatku. "Keluar, pengecut!"Berbagai umpatan tak layak dengar keluar dari bibirku. Seumur hidup rasanya tak pernah aku memaki sekasar ini. Semarah-marahnya, biasanya aku masih bisa menyaring ka
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Dejavu

"Pesan dari siapa?" tanya Mas Reno.Aku menatapnya beberapa saat, kemudian tersenyum sinis. "Bukan siapa-siapa."Raut wajah Mas Reno tampak tak suka. Selama ini, di antara kami memang tak pernah ada rahasia. Terkecuali, pengkhianatan Mas Reno tentunya. Meski akhirnya, lelaki itu menceritakannya juga."Oh, gitu, ya?" sahutnya."Ngapain mengalihkan pembicaraan?" ketusku."Ya, udah. Kamu maunya gimana? Aku nurut aja," ucap Mas Reno pasrah."Kamu berani ketemu petugas CCTV?" tantangku."Of course!" Mas Reno berdiri dengan semangat. "Ayo, kita samperin siapa yang ngomong seenaknya begitu!" ucapnya berapi-api.Aku mengedikkan bahu, kemudian mengikuti gerakannya. Kami berjalan menuju ruang monitor CCTV dengan mantap. Kita lihat siapa yang berbohong.Tiba di ruang monitor, kedua petugas yang sedang duduk di meja kerjanya tampak berbeda dengan yang kutemui tadi. Mungkin mereka sudah ganti shift. Namun, tak ada salahnya bertanya pada mereka juga. Siapa tahu mereka juga mengetahuinya."Malam, Pa
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Pendarahan

Aku berjalan gontai melewati lobi menuju ruang kerja. Nomor Tomi yang masih belum bisa dihubungi membuatku khawatir. Mau tak mau berbagai pikiran buruk berseliweran di kepala.Huft! Apa yang sebenarnya terjadi pada Tomi? Tak biasanya dia menghilang seperti ini.Kulihat Mas Reno berdiri menatap keluar melalui kaca lebar di depannya. Tangan kirinya menempelkan ponsel di telinga. Sebelah tangannya dimasukkan ke saku celana.Dia tampak serius bicara dengan seseorang melalui ponselnya. Sampai tak menyadari aku sudah berdiri di sebelahnya."Iya, bagus," ucapnya. Entah siapa yang sedang diteleponnya. Aku masih diam menunggunya selesai menelepon."Okey, pastikan semua aman!" lanjutnya. Kemudian terdiam, tampak sedang mendengarkan lawan bicaranya. "Bagus," ucapnya lagi. "Tunggu perintahku selanjutnya!" perintahnya. "Okey, kirim nomor rekeningnya! Habis ini aku transfer!"Ponsel diturunkan dari telinganya. Dipandanginya layar yang masih menyala terlihat foto pernikahan kami di sana. Bibir tipi
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

CCTV

Kuremas kuat-kuat kertas berisi tulisan tangan Mas Reno. Rasa panas menjalar dari dadaku sampai kepala. Wajahku pun pasti sudah merah padam menahan amarah.Baru saja tadi Mas Reno bilang tidak akan pergi. Baru saja tadi dia bilang akan tetap bersamaku di sini. Namun, sekarang? Dasar lelaki!Kuputuskan untuk menghubungi Mas Reno. "Iya, Sayang," sapanya lembut."Pulang!" tegasku."T-t-tapi, Dek, ....""Pulang!" ulangku dengan mengeja tiap suku kata. Kali ini aku tak mau dibantah."Oke, oke, sebentar lagi Mas pu ....""Sekarang!" titahku."Oke, Mas pulang sekarang."Kuputus sambungan telepon. Aku benar-benar tak mau peduli dengan apapun yang terjadi pada Bulan. Siapa suruh dia hamil dengan laki-laki beristri? Dia pikir aku akan berbaik hati membagi suami?Kalau pun aku meminta Mas Reno menunda menceraikan Bulan, bukan berarti aku akan suka rela membiarkan Mas Reno menjalankan peran sebagai suaminya. Aku hanya ingin memberi dia pelajaran. Bahwa menikahi lelaki beristri, tanpa izin istri
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Rumah Sakit

Mendengar jawaban Pak Heru, Mas Reno serta merta berdiri. Kedua matanya membulat sempurna dengan wajah merah padam."Heh, jangan sembarangan kalau bicara! Maksud anda apa?" bentaknya sambil memukul keras meja di depannya. "Berani sekali anda memfitnah saya? Hah?" Aku terkejut melihat reaksi Mas Reno. Delapan tahun menjadi istrinya serta bertahun-tahun sebelumnya telah mengenalnya, baru ini kulihat kilat amarah yang begitu membara dari matanya.Sementara Pak Heru tampak begitu tenang meskipun Mas Reno semarah itu. Tak terlihat rasa takut ataupun marah. Justru di mataku, terkesan ia ... menyepelekan."Anda belum tahu siapa saya?" seru Mas Reno. "Mulai hari ini, anda saya pecat!""Silahkan," sahut Pak Heru tenang.Aku benar-benar tercengang. Pak Heru hanya karyawan biasa, tetapi ia begitu tenang menghadapi Mas Reno. Padahal biasanya ketika nama Mas Reno atau Papi disebut, semua akan tunduk dan patuh. Namun, kali ini bagaimana mungkin Pak Heru setenang ini?"Oke, pergi sekarang dari sini
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Suami atau Mantan Suami Bulan?

"Kemana aja kamu?" ketusku dengan menatap tajam pada laki-laki itu."Aku ... aku ...." Ia tergagap tak bisa menjawab pertanyaanku."Uang yang sudah aku kasih kurang? Kenapa enggak bilang? Kenapa malah memilih majikan baru? Berapa dia bayar kamu?" cecarku tak memberi celah ia menghindar.Aku kesal. Sangat kesal. Lelaki yang biasa menjadi orang kepercayaanku, di saat genting begini malah berkhianat."Sil, please dengarkan aku dulu!" pintanya. Ia terlihat gelisah. Berkali-kali mengawasi sekeliling kami. "Bukan begitu! Kamu salah paham. Ayo, kita cari tempat lain! Jangan di sini!""Kenapa?" protesku saat lelaki itu telah melangkah lebar meninggalkanku begitu saja. "Tom! Tomi! Tunggu!"Terpaksa aku berlari mengejar lelaki yang sudah cukup jauh meninggalkanku. Kurang ajar memang!Saat kami sudah dekat, dia berhenti. Kemudian berkata, "kamu pakai lift. Aku lewat tangga. Tolong, seolah-olah kamu enggak lihat aku! Kita ketemu di atap." Aku mengernyit mendengar permintaan anehnya. Sementara To
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

Isi Rekaman

"Dek, kamu boleh enggak percaya lagi padaku karena aku sudah melakukan satu kesalahan," ucapnya dengan sorot terluka. "Tapi, menuduhku mencelakai orang?" Mas Reno menggelengkan kepala dengan kedua alis menyatu. Kedua tangannya bertumpu pada meja kerjaku."Aku bukan orang seperti itu, Dek. Apalagi pada Wanda, istri temanku sendiri. Aku enggak mungkin setega itu. Lagian apa motifku mencelakai dia?" lanjutnya.Aku menatap Mas Reno dalam-dalam. Berusaha menyelami isi hatinya. Benarkah yang ia sampaikan? Benarkah semua ini bukan perbuatannya? Lalu siapa? Bulan?"Motifmu mencelakai dia?" ulangku. "Tentu aja karena kamu enggak ingin aku tahu fakta tentang kamu dan gund*kmu itu. Apalagi?"Dahi Mas Reno mengernyit. "Kamu menyuruh Tomi?" tanya Mas Reno dengan wajah serius."Ya. Dan pagi itu dia mau menunjukkan sesuatu padaku, tapi Wanda kecelakaan," jelasku. "Siapa orang yang berkepentingan kalau bukan kamu atau gund*kmu?"Mas Reno terdiam. Namun, tampak ia sedang berpikir keras. Terlihat dari
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more
PREV
123456
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status