Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 391 - Bab 400

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 391 - Bab 400

639 Bab

BAB 391

Awan tertawa ketika melihat tatapan semua orang tertuju pada dirinya. Apalagi tatapan itu mengisyaratkan bahwa dirinya seolah benar-benar melakukan apa yang dituduhkan oleh Jesscia sebelumnya."Hahaha, menarik-menarik! Kalian justru tertarik tentang hubunganku dengan temanku yang diculik oleh Johan Walton, ketimbang mencari tahu fakta yang sebenarnya.""Aku tegaskan, Johan Walton telah menculik temanku. Terlepas bagaimana penilaian kalian atau semua orang tentang hubunganku dengan wanita yang ia culik, jika kalian memang mencurigainya. Aku sama sekali tidak peduli." Lanjut Awan acuh tak acuh dan membuat senyum percaya diri Jessica sebelumnya, langsung memudar.Jessica tidak pernah berpikir bahwa Awan akan setidak peduli itu dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. Meski di sana ada paman dari tunangannya dan juga atasannya di Divisi Zero.Meski begitu, Jessica tidak berhenti sampai disitu. Ia kembali menyerang Awan dengan permainan kata-katanya, "Tuan Awan, bagaimana tidak bermor
Baca selengkapnya

BAB 392

Awan tersenyum dingin. Dengan kemampuannya, merupakan hal yang sangat mudah baginya untuk mendengarkan apa yang dibisikan oleh Jessica pada Ariyon.Sekarang, mendengar langsung ucapan oleh Ariyon, Awan yakin kalau mereka pasti memandang remeh dirinya karena telah tegas mengatakan bahwa ini adalah urusan pribadi antara mereka sedari awal dan membuat keluarga Walton berpikir, kalau dia sama sekali tidak punya kompetensi yang bisa membuat mereka takut.Karena itu, Awan segera berkata, "Aku bisa mempertimbangkan syarat terakhirku. Hanya saja, putramu bukan saja menculik temanku dengan niat buruk. Pengawal yang ia kirim, bahkan membunuh salah satu pengawalku dan meninggalkan satu orang lainnya dalam keadaan kritis.""Jadi, berhentilah membuang waktuku!" Lanjut Awan tegas."Berhentilah membual, bajingan! Mana buktinya, kalau aku menculik pelacurmu, hah?" Teriak Johan masih berusaha menutupi kesalahannya. Ia tidak ingin membuat semua orang berpikir, kalau dia adalah penculik. Karena itu, bag
Baca selengkapnya

BAB 393

Jika saja Johan bukan anaknya. Maka Ariyon tidak akan mungkin mau untuk menundukkan kepalanya pada siapapun. Tapi, Johan adalah masa depan keluarganya dan apa yang dilakukan Ariyon saat itu, sepadan dengan pengorbanannya.Awan menatap Ariyon dan keluarganya sejenak.Meski begitu, sorot mata Awan tampak tegas dan tidak tergoyahkan, "Bukankah sudah ku katakan dengan jelas? Syarat pertama bahkan tidak bisa dihitung, karena orang-orangku lah yang telah berhasil mendapatkan temanku kembali. Jika tidak, putra anda mungkin akan terus bersikukuh tidak mengakui perbuatan jahatnya. Demi menghargai kalian, anggap saja aku bermurah hati untuk tidak menuntut pertanggungjawaban kalian semua. Karena sedari tadi, kalian terus membela pria pembohong itu."Rahang Ariyon mengeras dan tampak ketegangan di wajahnya, "Apa anda benar-benar tidak akan memberi keluarga kami muka sedikitpun? Saya ingatkan, kami juga bukan keluarga lemah yang bersedia ditekan begitu saja."Awan tersenyum penuh minat mendengar k
Baca selengkapnya

BAB 394

Melihat orang di dalam dan di luar ruangan yang sangat ramai dan aura permusuhan yang sangat kental. Baik Abimana maupun Haris Walton, segera menyadari bahwa ada sesuatu yang salah di sana. Haris menatap putranya dan menuntut penjelasan darinya, "Ariyon, bisa kamu jelaskan apa yang sebenarnya terjadi di sini?"Ariyon yang berharap bahwa ayahnya bisa menyelesaikan masalah itu demi bisa menyelamatkan keluarga mereka, segera menjelaskan apa yang terjadi. Ia tidak berani berbohong. Karena bagaimanapun, di sana masih ada Agung Pitaloka dan juga Awan.Di sisi lain, Abimana juga menghampiri Awan dan bertanya, "Nak, katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"Sebagai presiden Divisi Zero, Abimana tahu betapa seriusnya situasi yang sedang terjadi di sana. Apalagi, Awan sampai melibatkan pasukan merah klannya saat itu. Sebagai seorang yang sudah berpengalaman, Abimana tahu bahwa ia tidak bisa masuk dan mencampuri masalah Awan begitu saja, meski Awan adalah calon mantu dan juga jend
Baca selengkapnya

BAB 395

Setelah mempertimbangkan nasehat Abimana dan hukuman yang dibuat oleh Haris untuk cucunya, Awan berpikir bahwa keputusan itu adalah yang terbaik dan paling bijak. Kekerasan sikap Awan sebelumnya, karena didorong oleh sikap Ariyon yang bersikeras melindungi putranya. Jika saja, Ariyon bisa bersikap seperti ini sebelumnya, Awan mungkin tidak akan mengejarnya dan tidak perlu menunjukkan kekuatan klannya untuk menekan mereka."Saya harap, saya bisa mempercayai ucapan anda, tuan tua Walton."Haris mengangguk dan menghembuskan napas lega, "Tenang saja! Saya sendiri yang akan memastikan jika Johan akan menjalani hukumannya tanpa ada perlakuan khusus apapun."Setelah itu, suasana yang semula tegang, perlahan mulai mencair. Setelah Dylan, pengawal pribadi Haris membawa paksa Johan dan mengirimnya ke Afrika hari itu juga. Johan tampak hancur dan tidak berdaya saat dibawa pergi. Mungkin, dia akan menyesali tindakannya hari itu dan merasa bahwa tidak akan ada keadilan yang bisa menyentuhnya."Na
Baca selengkapnya

BAB 396

"Jadi, bisa dibilang, kami ini adalah keluarga jauh dari klan Sanjaya."Lebih lanjut, Haris mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Kotak tersebut terlihat kuno dan terbuat dari emas hitam. Terdapat batu permata berwarna hijau di atas kotak yang terlihat menyala terang, seolah ada cahaya di dalamnya."Aku selalu membawa kotak ini bersamaku, saat menginjakkan kaki di negara ini. Karena aku tahu, aku akan bertemu dengan anda suatu saat."Haris meletakkannya ke atas meja dan mengangsurkannya ke depan Awan.Hanya dengan melihatnya, Awan bisa merasakan ada energi yang sangat padat di dalamnya. Seolah Awan sedang melihat cincin warisan ayahnya pertama kali."Apa ini?" Tanya Awan penasaran."Jujur saja, aku juga tidak tahu apa isinya, tuan. Karena sampai saat ini, belum ada satupun dari kami yang bisa membuka kotak ini.""Hanya saja, mendiang ayah saya berpesan. Saat batu permata berwarna hijau dikotak ini bersinar, itu artinya kami harus segera mencari kepala keluarga klan Sanj
Baca selengkapnya

BAB 397

Awan meletakkan tubuh Calista dengan begitu lembut di atas ranjang. Seakan-akan tubuh Calista terbuat dari porselen antik yang gampang pecah, jika ia tidak berhati meletakkannya.Momen tersebut, mengingatkan Awan pada kejadian hampir setahun yang lalu. Hanya saja, Awan tidak perlu lagi menghapus ingatan Calista seperti dulu.Ketika menempatkan tubuh Calista di atas tempat tidur, jarak keduanya begitu dekat, yang membuat Awan dapat memperhatikan wajah tertidur Calista dari jarak yang hampir tiada batas. Belum lagi, wangi khas Calista yang merasuk lembut ke dalam indera penciumannya membuat Awan betah untuk berada dalam posisi tersebut untuk waktu yang cukup lama.Ada perasaan tidak tega dalam hatinya atas apa yang telah ia lakukan terhadap Calista di masa lalu."Maaf!" Ucap Awan pelan, sebelum merapikan tepian pakaian Calista yang sedikit terbuka.Awan bangun dan hendak pergi meninggalkan Calista. Namun, Calista yang sudah lama pingsan, tiba-tiba menggeliat dan merasakan kehadiran sese
Baca selengkapnya

BAB 398

"Apa maksudmu, mas?" Tanya Calista penasaran dan akhirnya melepaskan pelukannya dan menegakkan wajahnya. Meski begitu, jarak mereka masih cukup dekat untuk Awan menatap lekat wajah cantik Calista.Tanpa sadar, Awan tersipu dengan pesona kecantikan Calista."Hmn, ini- aku sebenarnya telah berbohong padamu. Lana itu...""Bukan kekasih mas, 'kan?" Potong Calista cepat dan matanya terlihat mencari pembenaran dari ucapannya.'Huft!'Awan terkejut dengan intuisi tajam Calista dan bisa menebak dengan benar. Awan yang sudah bertekad untuk jujur pada Calista, mengangguk, "Iya, benar. Dia bukan kekasihku. Lana itu...""Hmn, tunggu dulu! Bagaimana kamu menyadarinya?" Tanya Awan penasaran. Ia berpikir, bahwa sandiwaranya dengan Lana saat itu sudah begitu sempurna. Siapa sangka, Calista ternyata menyadari sandiwara mereka.Wajah sedih Calista, sekarang terlihat jauh lebih cerah setelah tebakannya ternyata benar."Aku tahu! Mas lupa, kalau aku adalah dosen? Aku juga belajar ilmu psikologi dan bisa
Baca selengkapnya

BAB 399

Ekspresi Lana bertolak belakang dengan Awan yang saat itu baru saja memasuki mobil dan duduk tepat di sebelah Lana. Dengan wajah sedikit cemberut, Lana berkata padanya, "Perasaan, tadi ada yang bilang cuma tiga menit!" Awan terkekeh mendengar sindiran pelayan pribadinya itu. Sebelumnya, Awan memang memerintahkan Lana untuk menjemput mobil dan menunggunya di depan rumah Calista dan waktu itu adalah empat jam yang lalu.Awan menyuruh Lana untuk bergegas, karena ia hanya butuh waktu tiga menit untuk mengantar Calista pulang dan menyelesaikan semua urusan di antara mereka.Karena perintah Awan juga, Lana sampai bergegas untuk mencari mobil untuk menjemput Awan. Karena Lana tahu, bahwa Awan kehabisan energinya dan tidak mungkin menggunakan kekuatan perpindahan ruangnya untuk kembali ke Villa Nirwana yang jaraknya cukup jauh dari komplek perumahan Calista tinggal.Beruntung, Lana ada meninggalkan mobilnya di apartemen lama Awan, sebuah Porsche Panamera. Sehingga, Lana bisa menghemat bany
Baca selengkapnya

BAB 400

Saat Awan masuk ke dalam rumah, di dalam ruang tamu ternyada sudah ada Agung dan beberapa anggota keluarga Pitaloka lainnya. Selain mereka, Awan cukup dikejutkan dengan keberadaan Jessica Walton di sana. Jessica duduk bersebelahan dengan Guntur, putranya Agung.Melihat itu, Awan bisa menebak apa yang terjadi di antara mereka berdua. Saat Jessica melihat kemunculan Awan di sana, ia terlihat salah tingkah dan dengan sedikit canggung menyapa Awan, "Halo- halo, tuan muda."Tidak terlihat lagi ekspresi tinggi hati yang ia tunjukkan saat bicara dengan Awan sebelumnya. Mungkin, kakek atau ayahnya sudah menjelaskan padanya tentang siapa Awan yang sebenarnya dan membuat Jessica tidak berani lagi memandang remeh Awan."Halo juga! Dan tolong, jangan pakai sebutan tuan muda atau semacamnya. Kamu bisa memanggil namaku, itu lebih baik." Balas Awan santai."Tapi.." Jessica merasa canggung dan merasa lancang jika dia memanggil Awan dengan namanya saja. Bagaimanapun, Awan adalah kepala klan Sanjaya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
64
DMCA.com Protection Status