Jam 2 dini hari, Hendrawan teperanjat kaget melihat dirinya sudah ada di mobilnya. Hal pertama yang dia pikirkan adalah Verra Kristian, anak kandung satu-satunya. Dia langsung mencari keberadaan ponsel miliknya.Dengan rasa cemas dan panik berlebihan, tangannya bergetar mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Verra.“Angkat, nak.” Hendrawan berkeringat dingin saat teleponnya tidak terjawab.Hendrawan menekan nomor telepon Verra lagi, “Verra angkat dong.”Namun, lagi-lagi teleponnya tidak terjawab. Rasa cemas dan panik pun semakin besar, dia berpikir Verra sudah diculik oleh kedua orang suruhan Wahyu.“Gak, gak mungkin.” Hendrawan menggeleng-gelengkan kepala untuk mengusir pikiran buruknya sendiri. Lalu dia segera menekan nomor telepon Verra lagi. “Putriku pasti baik-baik saja. Dia masih terlelap tidur, makanya gak menjawab panggilanku.”Telepon diangkat, betapa senangnya hati Hendrawan.“Halo, nak? Ini kamu, kah?” tanya Hendrawan penuh harap yang menjawab adalah Verra.“Ya, Pa? Ada
Terakhir Diperbarui : 2022-10-15 Baca selengkapnya