Semua Bab Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing: Bab 91 - Bab 100

102 Bab

91. Itu Cuma Mimpi

Di kamar VVIP lain, Braga tampak kesal karena harus berada sendirian di rumah sakit. Orang tuanya tidak bisa menemani. Mereka ada urusan lain di luar kota. Sedangkan Ileana pergi begitu saja. Padahal Ileana adalah calon istrinya.Braga menggerutu sendiri saat dirinya hendak mengambil air minum yang ada di atas nakas. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tidurnya.Setelah meneguk hampir setengah gelas, Braga kembali mengumpati kesialannya. Ia tak bisa berpikir waras saat ini."Sialan lo, Ilea! Bukannya jagain gue, malah keluyuran entah kemana! Sial banget gue ah!""Dia nggak keluyuran kok."Sebuah suara mengalihkan pandangan Braga ke arah pintu masuk. Braga mengernyitkan dahi. Ia tak mengenali wanita yang tiba-tiba muncul dalam ruangannya. "Siapa lo? Main masuk sembarangan aja. Nggak sopan!" celetuknya kesal.Wanita itu tersenyum. Langkahnya terlihat santai menghampiri Braga setelah menutup pintu ruangan tersebut. Dengan tangan bersedekap di dada, wanita itu berkata, "Aku Karina. Te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-30
Baca selengkapnya

92. Amarah Yang Memuncak

Menjelang malam, Braga masih saja gelisah. Matanya terpejam, namun pikirannya menerawang. Pernyataan yang dilontarkan Karina membuatnya terus berpikir mengenai kebohongan Ileana. Surat cerai dan berpura-pura akan menikah dengannya. Braga mencoba menelisik ke lubuk hati yang terdalam. Ada rasa sakit di sana. Seolah ada luka sayatan yang cukup besar.Untuk pertama kalinya, Braga merasa sakit hati karena seorang wanita. Mungkinkah ia terjebak dalam arus cinta? Braga tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Bahkan dengan Yoanna sekalipun. Tak pernah ada rasa perih saat ditinggalkan atau meninggalkan wanita yang dekat dengannya. Sangat berbeda saat mengetahui Ileana hanya berpura-pura setuju menikah dengannya.Braga membuka mata, duduk bersandar di tempat tidur rawatnya. Ia melamun sejenak, merasakan debaran di dada saat membayangkan wajah cantik Ileana. Wanita itu diam-diam sudah menanamkan benih cinta di hati Braga."Apa ini? Kenapa gue jadi lemah kayak gini? Harusnya gue marah karena dibo
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-30
Baca selengkapnya

93. Karma Instan

Saat masuk ke dalam kamar rawat Davie, Ileana terkejut karena tidak ada suaminya di kamar itu. Ileana mencari ke kamar mandi, namun tidak juga ia temukan."Mas," panggilnya.Tak lama, pria yang dicari muncul dari balik pintu kamar tersebut. Ileana menghela napas lega dan menghampiri Davie."Kamu habis darimana, Mas? Aku khawatir tahu," pungkas Ileana.Davie tersenyum. Kedua matanya tampak sedikit berkaca-kaca. Diusapnya kepala sang istri dengan tatapan yang begitu lembut. Ileana hanya bisa mengernyit bingung, tanpa ada niatan untuk bertanya."Aku habis dari luar, Sayang.""Mas ngapain keluar? Harusnya bilang sama aku, biar ditemenin."Davie menggeleng perlahan. "Aku nggak mau ganggu kamu yang lagi selesaikan masalah sama seseorang.""Hah?" Ileana masih bingung.Davie tidak langsung menjelaskan. Ia mengajak Ileana untuk duduk. Kali ini, Ileana duduk di atas tempat tidur, sedangkan Davie masih berdiri di hadapan sang istri."Aku dengar percakapan kamu sama Braga. Tadinya aku keluar mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-30
Baca selengkapnya

94. Merelakan

Keesokan harinya, pukul 07.00 pagi, Ileana memasukkan barang-barang Davie ke dalam tas berukuran sedang. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah karena kondisi Davie sudah mulai stabil.Davie memperhatikan sang istri yang sibuk mengurus perlengkapannya. Ia sama sekali tidak diberi izin untuk membantu. Padahal Davie sudah merasa sehat."Udah semua ini kan, Mas?" tanya Ileana sambil memperhatikan setiap sudut ruangan."Udah semua, Sayang. Nggak banyak kok barang yang dibawa. Cuma itu aja," jawab Davie."Ya udah, kita pulang sekarang ya. Kebetulan taksi online-nya udah nunggu di parkiran.""Iya, Sayang."Davie membawa tas itu di tangan kanannya, sementara tangan kiri menggenggam tangan kanan Ileana. Mereka berjalan beriringan. Seluruh biaya rumah sakit sudah diselesaikan.Tapi suara panggilan dari arah belakang membuat mereka terpaksa menghentikan langkah. Keduanya menoleh bersamaan dan mendapati Braga sedang berjalan ke arah mereka sambil mendorong tiang infus dengan tangan kanannya. Sedan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-30
Baca selengkapnya

95. Pertemuan Yang Menyedihkan

"Nisa, Om mau bicara sebentar."Nisaka menatap Davie dengan senyum terkembang. Saat ini, hatinya sedang bahagia karena bisa melihat wajah sumringah Davie setelah bertemu kembali dengan Ileana."Om mau ngomong apa?"Davie mengelus kepala Nisaka, lalu menjawab, "Kita bicara di taman aja ya. Soalnya ini pembicaraan serius.""Oh, oke."Nisaka berdiri dan melangkah, mengikuti Davie menuju taman di halaman depan rumah. Mereka duduk bersebelahan di kursi taman bercat putih."Nisa, sebelumnya, Om minta maaf karena baru ngasih tahu kamu hari ini. Om harap, kamu bisa nerima dan nggak marah ya," ucap Davie sebelum memulai percakapan seriusnya."Iya, Om."Davie menghembuskan napas panjang dan memulai ceritanya. "Siang ini, kamu ikut Om sama Tante ke taman kota ya. Ada yang mau ketemu sama kamu.""Siapa, Om?""Hhh!" Davie diam sejenak. Sedikit takut untuk mengatakan semuanya pada Nisaka. "Kamu ingat cowok yang narik kamu waktu itu?" tanyanya kemudian."Ingat. Memangnya kenapa, Om?""Ehm, dia itu …
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-30
Baca selengkapnya

96. Ada Pertemuan, Ada Perpisahan

Seharian ini, Nisaka tampak bahagia karena bisa bermain bersama Braga di taman hingga menjelang sore. Braga pun pamit sambil menitipkan Nisaka pada Davie dan Ileana. Braga juga meminta maaf untuk kesekian kalinya pada pasangan suami istri itu."Titip dia ya, Ilea, Davie. Gue cuma percaya sama kalian," ucap Braga."Iya, Ga. Dia aman sama kita," kata Davie."Makasih banyak ya. Gue pamit sekarang."Davie hanya mengangguk dan membiarkan Braga pergi. Sedangkan Ileana tidak berkata apapun. Ia hanya diam sambil menatap kepergian Braga. Setelah itu, dipeluknya Nisaka yang menangis karena Braga pergi."Nisa, kamu yang sabar ya. Nanti kalau urusan Papa kamu selesai, dia pasti bakal balik lagi," ujar Ileana menguatkan."Iya, Tante. Nisa bakal nunggu Papa.""Ya udah, sekarang kita jemput Kakek yuk!" ajak Davie penuh semangat.Ileana melepas pelukannya pada Nisaka dan bergegas menuju ke mobil untuk menjemput Ikhwan. Perjalanan kali ini akan sedikit jauh. Itu sebabnya Davie sudah membeli beberapa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-31
Baca selengkapnya

97. Takdir Yang Harus Dijalani

Malam hari, pukul 20.00 malam, Ileana masih termenung sambil duduk di kursi taman. Pemakaman Ikhwan sudah ia laksanakan sebelum hari gelap. Bahkan ia tak sempat menghubungi keluarga Ikhwan yang lainnya, kecuali Aldi dan Diana. Itupun karena Davie yang berinisiatif menghubungi mereka.Ileana seperti tidak memiliki semangat hidup saat ini. Kepergian Ikhwan masih menjadi mimpi baginya. Tidak menyangka akan secepat ini terjadi. Impian hidup bahagia bersama Ikhwan, Davie dan Nisaka lenyap sudah. Padahal Ileana sudah berhasil mengambil surat-surat penting itu dari Braga. Sampai harus mengorbankan Davie untuk sesaat demi Ikhwan."Ayah…." lirihnya.Sedangkan dari arah pintu masuk, Davie berdiri menatap sang istri yang duduk membelakanginya. Davie bisa merasakan kesedihan istrinya saat ini."Om."Davie menoleh ke samping kanan. Ternyata Nisaka juga ikut memandangi Ileana. "Kamu kok belum tidur, Nisa?""Nisa nggak bisa tidur, Om. Kepikiran sama Tante Ilea. Tante kelihatan sedih banget, Om," uja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-31
Baca selengkapnya

98. Gimana Sama Braga?

Sepulang dari Bogor, Ileana merasakan nyeri yang teramat dahsyat di area perutnya. Ileana sampai membungkuk untuk berjalan masuk ke rumah."Sayang, kamu kenapa?" tanya Davie cemas."Nggak tahu, Mas. Perut aku sakit banget."Davie bisa melihat bulir-bulir keringat sudah bermunculan di kening Ileana. Segera ia menggendong Ileana masuk ke dalam rumah. Merebahkan tubuhnya di atas kasur.Tapi hal yang paling mengejutkan adalah, noda darah di bagian bawah gamis yang dikenakan Ileana saat ini. Noda darah itu begitu banyak dan kental."Sayang, kok baju kamu banyak darah gini?" tanya Davie.Ileana tidak merespon. Davie pun menatap wajah sang istri yang sudah pucat dan tak sadarkan diri. Hal itu tentunya menimbulkan kepanikan tersendiri bagi Davie. Ada apa ini?"Bi! Bi Tuti!" teriak Davie memanggil Bi Tuti.Bi Tuti yang mendengar teriakan Davie pun bergegas masuk ke dalam kamar. "Ada apa, Mas Davie?""Bi, ini Ileana pingsan. Terus ada darah di gamisnya," jawab Davie panik."Ya Allah! Cepat diba
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-31
Baca selengkapnya

99. Garis Dua

"Oh iya, gimana sama Braga?" tanya Karina setelah melepas pelukannya pada Ileana.Ileana menghela napas panjang. Haruskah ia mengingat kembali nama itu? Ia masih belum sepenuhnya memaafkan kesalahan Braga, meskipun Braga sudah berusaha untuk menebus semuanya. Tapi tetap saja, luka itu masih terasa sampai sekarang."Dia bilang mau nyerahin diri ke polisi. Surat tanah dan rumah punya mendiang Ayah juga udah dibalikin ke aku. Sebelum Ayah meninggal, Braga sempat ketemu sama Nisaka di taman. Mereka main bareng, terus berpisah lagi. Dan di hari yang sama, aku kehilangan Ayah," ucap Ileana lirih.Karina mengusap punggung tangan Ileana. Berniat menenangkannya. "Aku bisa ngerti perasaan kamu. Aku juga mau minta maaf karena sempat dengar obrolan kamu sama Davie. Dari situ, aku sengaja cari tahu soal Braga, siapa dia sebenarnya, dan apa pekerjaannya. Aku sempat kaget waktu baca kasus pembunuhan yang dia lakuin sama Kakak kamu.""Terus, dia juga udah banyak nipu orang. Uang yang dia dapat itu da
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-31
Baca selengkapnya

100. Adinda Putri Valerian

Tiga minggu setelah selesai dengan urusan pernikahan Karina dan Jian, Davie mengajak Ileana untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Karina dan Jian masih akan menetap di Bandung untuk beberapa bulan.Davie dan Ileana sudah berpamitan dengan keluarga besar Karina dan Jian. Mereka pulang ke Jakarta menggunakan pesawat.Dan sekitar beberapa jam, mereka tiba di Jakarta. Davie dan Ileana masuk ke dalam taksi yang akan membawa mereka pulang ke rumah.Sesampainya di depan rumah, Nisaka langsung menghampiri mereka. Nisaka sangat merindukan Om dan Tantenya itu. Bi Tuti juga memasakkan makanan spesial untuk menyambut Davie dan Ileana. Mereka makan bersama setelah Davie dan Ileana selesai membersihkan diri."Nisa, kamu mau ikut Om jalan-jalan nggak?" tanya Davie setelah selesai makan."Mau sih, Om. Tapi Om kan baru pulang. Nanti capek loh.""Nggak masalah. Om mau ngajak kamu ke suatu tempat. Kamu pasti seneng.""Boleh deh kalau gitu. Tante juga ikut, kan?" tanya Nisaka pada Ileana.Ileana langsung m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status