All Chapters of Kakakku Suamiku: Chapter 101 - Chapter 110

175 Chapters

Eps 101

2 Tahun kemudian,  Ardan berdiri di depan meja kerjanya, dengan wajah garangnya ia menatap tumpukan berkas di hadapannya.  Tak bisa ia tinggalkan, berkas itu sudah harus selesai sekarang juga.  "Kenapa semakin lama semakin menyebalkan menatap mereka ini, " keluh nya memijat pelipisnya.  Ia kembali duduk di singgah sana nya, jemari nya mulai bergerak seirama dengan kegiatannya.  Ardan kini menjadi sosok yang tak tersentuh, dingin dan terlihat sangat angkuh.  Kepergian Tian benar-benar mengubah semua hal dalam hidupnya. Ardan yang semula selalu menjaga penampilan kini berubah menjadi orang yang tak perduli akan penampilan.  Namun penampilan Ardan saat ini tak begitu buruk, bahkan lebih mempesona di mata banyak wanita.  Wajah tampannya kini di biarkan berjambang, namun terlihat san
Read more

Eps 102

Terlihat wanita cantik tengah memimpin sebuah rapat dengan beberapa rekan kerjanya, penuh wibawa serta kebijaksanaan diusia mudanya. "Saya harap setelah ini akan ada kemajuan lagi dalam usaha kita, bukan hanya untuk kita tapi juga keluarga kita. " Dan rapat itu diakhiri dengan riuh tepuk tangan dari semua rekan kerjanya. Banyak dari mereka yang mengaguminya. Ratian, ia tumbuh bersama luka hatinya. Tumbuh dengan rasa sakit serta rindu yang tak mampu terobati. Namun selama ini ia berusaha kuat dan tegar demi orang-orang di sekitar nya, juga demi buah hati yang selalu dicintainya. Banyak rekan kerjanya yang selama ini menaruh hati padanya, tak jarang mereka dengan terang-terangan mengungkapkan rasa kagumnya. Namun hingga detik ini dalam setiap nafasnya hanya akan ada satu nama, Ardan Sidarta. Sang pemilik hati juga seluruh jiwa nya. Setelah memimpin rapat, Tian meminta sekretarisnya untuk menghandle semua pekerjaan nya. Dalam perjalanan pulang ia tak lupa membawakan seikat
Read more

Eps 103

Beno menatap kesal pada Lecy yang yang tengah menunduk di depannya. Bagaimana bisa ia membicarakan Beno dengan sesama karyawannya yang lain. "Kamu nggak suka magang di sini? ""Bukan gitu om, eh pak maksudnya. "Lecy segera membungkam mulutnya saat lagi-lagi ia kelepasan memanggil Beno dengan sebutan Om. "Maaf, nggak sengaja. " sesalnya. "Lain kali, jangan pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tugas kamu. ""Apa anda tahu apa yang bisa karyawan anda lakukan jika saya menolaknya? "Beno menautkan alisnya, ia tak mengerti dengan apa dikatakan Lecy saat ini. "Mereka bisa membully ku habis-habisan, dan anda tau apa artinya itu? ""Apa? " tanya Beno penuh rasa ingin tahu. "Artinya aku mati hari itu juga.. " dengan penuh frustasi. Lecy nampak benar-benar frustasi dan itu membuat Beno benar-benar di buat penasaran. . . . Semua orang keluar dengan wajah frustasinya, entah apa yang terjadi di dalam namun itu semua membuat mereka berwajah sama. Dalam ruang meeting nampak he
Read more

Eps 104

Mendengar kabar tentang Dewi yang sedang di rawat membuat Tian merasa sesak di dada. Hari itu juga ia memutuskan untuk terbang ke Jakarta untuk menjenguk nya. "Semua akan baik-baik saja, please tenang Tian. Loe pasti bisa. " gumamnya saat memasuki area bandara. Dadanya terasa bergemuruh, jantungnya berdetak begitu tak karuan saat ini. Bahkan duduk di pesawat membuatnya semakin di bakar gelisah. Perjalanan menuju Jakarta memakan waktu cukup lama, Tian yang merasa kelelahan pada akhirnya terlelap di sepanjang perjalanan nya. . . . Ardan tiba di rumah, ia datang hanya ingin mengambil beberapa baju milik Bundanya. Semenjak Tian pergi, Ardan memutuskan untuk tinggal di apartemen apalagi Larasati serta Niken ikut tinggal disana. "Ardan, kamu pulang? Kenapa nggak bilang-bilang?""Ini rumah kakakku, terserah dia mau pulang kapan aja. Siapa loe ngatur-ngatur kakak gue? " ketus Lecy yang baru saja tiba di dalam rumah. Ardan menatap adiknya, ia mendekat dan memeluk sekilas adik kecilnya
Read more

Eps 105

Di rumah sakit nampak Dewi tengah terbaring lemah dengan selang infus di tangannya. Wajah pucat menjadi make up sehari-hatinya saat ini.  "Ayo Bun, makan dulu. Nanti lemes terus ini. " "Mana bisa makan, aku merindukan cucuku disana. Aku mau ke Amerika saja ya? " "Nanti kita kesana, tapi Bunda harus sembuh dulu. " Dewi masih enggan menatap makanan di tangan suaminya, ia hanya ingin bertemu cucunya saja saat ini.  "Sebaiknya anda makan nyonya, " seru Beno yang masuk kedalam kamar dengan bingkisan buahnya.  Wirma terkejut dengan kedatangan Beno, ia segera meletakkan makanan yang sedang di bawanya lalu menyambut tamu nya.  "Masuklah Nak, dari mana kamu? " "Dari apartemen tuan, saya sengaja mau kesini. " Wirma menautkan alisnya, tak biasanya Beno seperti ini.  
Read more

Eps 106

Mark berhasil membuat istrinya terlelap, ia sangat panik kala melihat Sarah kembali histeris seperti dua tahun lalu. Istri yang selalu bersamanya ternyata masih menyimpan lukanya, luka yang hadir kala mereka kehilangan buah hatinya.  "Gimana Sarah? " "Ibu, " Mark memeluk Rosalia dengan begitu erat, ia hanya ingin dipeluk untuk menenangkan diri.  "Semua akan baik-baik saja, Sarah anak yang kuat. Dia pasti bisa sama seperti dua tahun lalu. " "Aku takut Bu, aku takut dia kembali seperti Sarah yang dulu. Terlalu terluka hingga melupakan dirinya. " "Ada kamu, ada kita yang akan selalu bersama dengannya. " Rosalia terus memberikan semangat pada putra nya, ia tak ingin Mark juga tumbang karena fikiran nya.  "Gimana baby Axel? " "Dia sudah tidur kok, nggak usah cemas. " Mereka berdua menata
Read more

Eps 107

Mata Ardan menatap lurus di depannya, ia melihat sosok yang selama ini di rindukan nya.    "Tian? "   Lecy terkejut mendengar kakaknya menyebut nama Tian, ia sudah begitu panik hingga ikut mengedarkan pandangannya.    "Tian? Mana ada Tian kak, kakak halu ih. " serunya dengan helaan nafas nya.    "Nggak, tadi kakak benar-benar lihat istri kakak berdiri di depan lift itu. Percaya sama kakak, " kekehnya.    "Yaudah nanti kita bahas lagi, oke. Sekarang temenin aku makan, udah laper banget ini. "   Keduanya kembali melangkah kan kakinya, namun Ardan ternyata masih penasaran dengan apa yang di lihatnya. Ia sangat yakin jika ia benar-benar melihat istrinya.    Namun juga ada ragu di antaranya saat ini, entah harus meyakini penglihatannya atau percaya dengan hatinya.    "Sayang, kapan kamu kembal
Read more

Eps 108

Beno bergegas membawa nona nya pergi setelah menerima pesan dari Lecy, ia khawatir jika nantinya sepasang suami istri itu akan bertemu lagi. "Sebaiknya kita cepat meninggalkan tempat ini nona, saya khawatir mereka sudah tiba." Tak menyahutinya, Tian hanya mempercepat langkahnya. Ia juga masih belum siap jika harus berhadapan dengan laki-laki yang sangat di rindukannya. Beruntung Beno membawa mobil itu lebih cepat ketika mobil Ardan memasuki halaman rumah sakit. "Sepertinya aku melihat mobil om Beno?" "Iya kah kak? Mana?" "Sudah pergi," senyumnya sembari mengacak rambut adiknya. Sembari bersenandung Lecy berjalan mengikuti langkah kakaknya, ia tak sadar jika ada yang aneh dengan Ardan saat ini. Dewi nampak muram ketika Ardan memasuki ruangannya, ibu dua anak itu bahkan memberikan tatapan kesal pada putra sulungnya.
Read more

Eps 109

Tian masih terus ngitari sekitar rumah, mencari celah dimana ia saat ini. Namun sampai lelah kakinya berjalan tak ada satupun hal yang di temuinya, kecuali banyak pohon yang menghiasi sekitar rumahnya. "Ini sebenarnya dimana sih? Nyulik kok tempatnya bagus banget," keluhnya. Lama tak mendapat hasil hingga memaksa Tian lagi dan lagi harus kembali dalam kamarnya. Sudah menunjukkan pukul sembilan malam, perutnya sudah sangat lapar mengingat dia sama sekali tak menyentuh makanan. Beruntung menurut Tian sang penculik memperdulikannya, terbukti dengan ia menemukan banyak stok makanan juga camilan disana. Setelah hampir tiga puluh menit, Tian mengakhiri sesi makan malam nya. Berbekal segala camilan juga minuman, Tian kembali masuk ke dalam kamar nya. "Kira-kira penculiknya juga nyiapin baju ganti nggak ya?"  Dengan menebak-nebak Tian member
Read more

Eps 110

Hari ini Niken ditemani Larasati tengah mencoba gaun pengantin yang sudah di pesan nya. Wajah gembira tak bisa di sembunyikan Niken, ia terus menebar senyum manisnya pada setiap orang yang di jumpai nya. "Oma, bagus nggak?" tanya Niken. "Waww, sayang bagus banget gaunnya. Cocok di kamu ini." "Kira-kira Ardan suka nggak ya ini?" "Pasti, pasti Ardan suka. Kamu terlihat sangat cantik dengan gaun ini, Oma yakin Ardan akan terpesona." Niken merasa terbang dengan semua pujian yang Larasati ucapkan, gadis itu benar-benar percaya jika Ardan akan menyukai tampilannya.  Setelah selesai dengan gaunnya, kini keduanya bergegas menuju tempat catering. Hari ini mereka juga akan melakukan cek terakhir untuk semua jamuan makan acara. Di depannya kini sudah tersaji berbagai makanan ringan, mulai dari bentuk kue hingga gorengan. Lali kemudian b
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status