Brina mengerjapkan mata. Menguceknya beberapa kali. Berharap apa yang ditangkap matanya cuma sebatas ilusi. Tapi lima menit berselang, semuanya tetap sama, tak ada yang berubah. Dua garis merah itu masih di sana. Tampak begitu nyata. Bahu Brina melesak, degup jantungnya jadi makin tak karuan. Tangannya yang sejak tadi mengeluarkan keringat dingin bergetar, membuat testpack di genggamannya hampir saja terjatuh ke dalam closet. Brina mematung untuk beberapa saat. Masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana mungkin ia hamil di saat-saat seperti ini? Pasti ada yang salah, sangkalnya dalam hati. Barangkali testpack yang ia gunakan tidak akurat. Ia juga lupa memastikan tanggal kadaluwarsanya saat membeli. Ia mesti mengeceknya lagi nanti, pikirnya. "Na, udah hampir jam tujuh. Nanti kamu telat lho." Mendengat teriakan ibunya, lamunan Brina buyar. Langkah kaki ibunya terdengar semakin jelas, pertanda bahwa wanita itu semakin mendekat. Brina jadi bertambah gugup. Dengan tergesa-g
Terakhir Diperbarui : 2022-05-11 Baca selengkapnya