Home / Rumah Tangga / Bukan Istri Sah / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bukan Istri Sah: Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

Tunggu Saja

“Kenapa kamu yang nyiram tanaman di belakang? Ke mana Umar?”Banyu sengaja pulang cepat sore ini, karena hendak mengajak Damay pergi keluar. Tidak hanya itu, sebenarnya ia merasa tidak betah berada di kantor dan ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Tidak seperti biasanya, Banyu lebih memilih berada di kantor, bertemu relasi, atau menghadiri beberapa undangan dari rekan politiknya.Bibir polos Damay itu mengerucut. Mengangkat wajah untuk melihat Banyu yang tahu-tahu sudah berdiri di sebelahnya. Damay yakin sekali ini bukan waktunya Banyu pulang ke rumah, tapi mengapa pria itu sudah ada di sini. “Kok sudah pulang?”“Kenapa, kamu yang nyiram taman belakang?” ulang Banyu belum mendapatkan jawaban dari Damay. Ia pun menoleh ke sekeliling tapi tidak mendapati Umar sama sekali. Bahkan, dari depan menuju belakang, Banyu juga belum melihat sosok Umar.“Bosen! Di rumah cuma makan tidur, nyuci baju, jemur, setrika!” Damay mengalihkan pandangan dari Banyu. Kembali menyiram beberapa tanaman yang ter
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Balik ke Kamar

“Mau makan malam di mana?”Tahu bahwa Banyu tidak menyukainya memakai lipstik berwarna merah menyala, maka Damay kali ini memoles bibirnya dengan warna yang natural. Damay pun berpenampilan sangat kasual dengan hanya memakai kaos, celana jeans dan flat shoes. Tidak lupa, Damay menggerai rambut bergelombangnya, untuk menutupi jejak merah yang ditinggalkan Banyu di lehernya.“Kamu mau makan apa?” Banyu yang baru saja menuruni tangga langsung meraih tangan Damay, lalu menautkan jemari mereka. Ia bertanya balik, karena belum menemukan tempat untuk makan malam. Yang jelas, tujuan sebenarnya adalah membawa Damay ke sebuah pusat perbelanjaan dan membeli beberapa barang kebutuhan gadis itu.Sembari berjalan keluar di samping Banyu, Damay menunduk dan melihat jemari mereka yang saling bertaut. Pikirannya seolah sulit menerima jika Banyu bisa melakukan semua hal seperti ini. Mengingat, semua sikap kasar yang pria itu lakukan dahulu kala. Damay jadi berpikir, apakah pria yang kini sudah menjadi
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Nyonya, Banyuarta Wiratama

“Kita ke mall lagi?” Dua hari lalu, Damay dan Banyu juga pernah datang ke tempat tersebut. Hari itu, adalah puncak dari semua masalah yang ada. Damay pergi dari Banyu, tapi ujung-ujungnya ia kembali lagi dengan sukarela ke rumah pria itu. Sampai akhirnya, Damay sudah berganti status menjadi istri Banyu dalam sekejap mata. “Kamu belum beli …” Banyu menjeda sejenak kalimatnya agar fokus memarkirkan mobil. Setelah berhenti dengan sempurna, Banyu memandang Damay sembari mematikan mesin mobilnya. “Pakaian dalam, kan?” Damay tersenyum datar, disertai kekehan garing menanggapinya. Membuka sabuk pengamannya dengan perlahan, lalu berujar ragu untuk memastikan. “Mau beli di sini?” “Memangnya di mana lagi?” “Kan, katanya mau beli on-line.” Tatapan Banyu kemudian turun pada bagian dada gadis itu. “Bukannya, lebih afdol kalau bisa sekalian dicoba?” Banyu mengulang kalimat yang pernah dikatakan Damay kala itu di ruang kerjanya. “Masa’ nyobanya di depan Bapak?” Damay sedikit menunduk, tapi ta
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

Cukup

“Pak … Banyu yakin mau masuk ke sana?”Sebenarnya, Damaylah yang merasa ragu untuk memasuki toko yang sudah ada di depannya. Dari nama merek yang terpajang di atas bingkai pintu saja, Damay tahu kalau harga barang-barang di dalam sangat luar biasa mahal. Karena itulah, Damay tidak yakin untuk masuk, terlebih untuk membeli pakaian dalam di sana.Banyu mengangguk sangat yakin. “Merek mereka sudah terkenal, jadi kenapa harus ragu.”Damay berbalik, dan tanpa sadar menyelipkan tangan pada lengan Banyu. Sedikit merapat untuk berbicara pelan pada sang suami. “Pasti mahal, Pak. Cuma pake di dalam, terus nggak ada yang lihat. Jadi, ngapain capek-capek beli?”“Dibeli untuk dipakai,” ujar Banyu melepas tangan Damay, lalu membalik kembali tubuh gadis itu. Untuk kesekian kalinya, pemikiran gadis itu benar-benar membuat Banyu menggeleng kepala. Jika wanita lain, Banyu yakin mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada pada saat ini. “Dan cuma aku yang boleh lihat.”“Eh.” Wajah Damay sontak
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

Lebih ... Jauh

“Nggak mau … dicoba dulu.” Banyu kemudian berdehem, karena kamar Damay tiba-tiba terasa panas baginya. Melihat beberapa paper bag yang diletakkan begitu saja di sofa, membuat Banyu bertanya-tanya, apakah semua barang yang dibeli beberapa waktu lalu tidak menarik bagi Damay. Seingat Banyu, setiap ia selesai mengantar Tari shopping, adiknya itu pasti akan buru-buru mengeluarkan semua barang belanjaan dan mencobanya kembali satu per satu. Namun, tidak dengan Damay yang justru langsung berlari ke ranjang dan menghempas tubuh di sana. “Nanti.” Damay bertelungkup lalu meregangkan seluruh otot di tubuhnya. Terbiasa berada di rumah dan jarang berjalan-jalan seperti tadi, ternyata cukup membuat kaki Damay merasa pegal. Setelah ini, Damay akan minta tolong untuk dibelikan timbangan badan, agar ia bisa melihat bobot tubuhnya saat ini. Hanya makan tidur, dan tidak melakukan kegiatan apapun, sepertinya sudah membuat tubuh damay sedikit melebar. “Tunggu Pak Banyu keluar, baru aku coba.” “Kalau ak
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more

Besok

Banyu tidak pernah menduga, jika menikah dengan Damay akan mewarnai kehidupan monotonnya sedemikian rupa. Terkadang, Banyu harus mengelus dada karena sikap sang istri yang terlalu polos dan terus terang. Namun, di sisi lain Banyu bisa dibilang beruntung karena mengatur gadis yang berusia 19 tahun yang sudah menjadi istrinya itu tidak terlalu merepotkan.Banyu tidak bisa membayangkan jika ia akan hidup bersama Elok sebagai sepasang suami istri. Karakter Elok yang dominan dan ambisius itu, pasti akan selalu mengalami bentrok dengan Banyu bila mereka bersama.Sementara Damay, gadis itu terlalu mudah untuk dimanipulasi oleh Banyu. Dalam artian, di usia Damay yang masih 19 tahun, Banyu masih bisa membentuk karakter dan mengarahkan sang istri sesuai dengan keinginannya.Hal itu pun terbukti. Semakin hari, Damay semakin bisa diarahkan meski terkadang, mulutnya itu masih saja suka membantah dan melayangkan protes terlebih dahulu pada Banyu. Namun pada akhirnya, Damay akan menurut dan melakuka
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more

Nikmati Semuanya

Mulut Damay tidak berhenti terbuka, dan memandang kagum pada kamar bulan madunya dengan Banyu. Sebuah tempat tidur berukuran king size, dengan taburan kelopak mawar berbentuk hati di atasnya, membuat wajah Damay seketika bersemu.Sejenak, Damay mengingat percakapannya dengan Banyu kemarin malam, tentang hubungan intim yang belum siap ia lakukan. Apa benar Banyu tidak akan memaksanya untuk melakukan hubungan suami istri, jika Damay memang tidak siap?Bukankah, pria itu suka memaksa dan kerap bertindak semaunya? Jadi, apakah Banyu bisa berpegang teguh dengan ucapannya tersebut.“Jangan dilihatin terus, nanti mukamu tambah merah,” ejek Banyu yang sedari tadi sudah memperhatikan ekspresi Damay dan ke mana kedua mata gadis itu tertuju.Bibir Damay langsung mengerucut, lalu memalingkan wajah dari Banyu. Kenapa jantungnya selalu saja berdebar kencang ketika bersama Banyu seperti ini. Apakah, ini yang dinamakan cinta?Oh, tidak bisa! Damay tidak boleh jatuh cinta pada Banyu, sebelum pria itu
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Lanjut

Ponsel Banyu kembali berbunyi. Karena nama yang sama kembali muncul di sana, maka tanpa segan ia segera menolak panggilan tersebut. Tidak ingin malam yang sudah ditunggu-tunggunya terganggu, Banyu akhirnya mematikan benda canggih miliknya. Membiarkannya tergeletak di nakas, dan akan menyalakannya besok pagi. Suara pintu kamar mandi yang terbuka, membuat Banyu yang hanya memakai handuk memalingkan wajah. Di kepalanya, sudah terbayang tubuh sensual sang istri memakai lingerie yang sudah Banyu pilihkan sebelumnya. Akan tetapi, semua ekspektasi Banyu runtuh seketika, saat melihat Damay keluar dengan tubuh berbalut bathrobe dengan rapat. Rasa-rasanya, Banyu ingin mengumpat dengan keras karena terlalu kesal bercampur geregetan dengan sikap istrinya itu. “Ke mana lingerinya?” Banyu menahan napas, agar emosinya tetap stabil pada tempatnya. Jika tidak, ia pasti akan langsung menerjang Damay dan tidak akan memiliki kesabaran seperti ini lagi. Bayangkan saja, tujuh hari lebih Banyu menunggu h
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Sangat ... Sempurna

Malu.Satu kata yang mendadak hilang dari kamus Damay, ketika tangan terampil Banyu sudah menyentuhnya. Tubuhnya berkhianat, dan selalu saja haus akan sentuhan demi sentuhan yang diberikan pria itu. Tiap erangan, desahan, dan lenguhan yang keluar bibir Damay, menyuratkan bahwa dirinya sangat menikmati permainan Banyu. Tidak perlu diperintah lagi, mulut Damay dengan lancar menyebut nama Banyu hingga berulang kali di antara desahannya. Membuang semua sikap sopan, yang kerap ia tunjukkan pada Banyu.Namun, semua racauan yang diagungkan Damay mendadak berhenti di satu titik. Kedua matanya membola lebar, sambil mencengkram erat dan menusukkan kesepuluh jarinya pada permukaan kulit Banyu. Satu pekikan singkat, seketika memecah kenikmatan yang sudah tercipta.“Berenti …” Damay membuang napas yang sempat ditahannya. Rasa nyeri yang mendadak menusuk hingga kepala, seketika memudarkan semua gairah yang sempat meledak-ledak. Damay tahu jika rasa sakit itu akan ia dapatkan ketika pertama kali b
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Sekali Nggak, Tetap Enggak

Dalam keheningan pagi, sekilas Banyu memikirkan sesuatu. Apa yang akan terjadi, jika Kyla nanti keluar dari penjara. Di mana wanita itu akan tinggal dan bersama siapa? Rasanya tidak mungkin, jika Banyu akan tinggal satu atap dengan wanita yang dulu sangat dibencinya. Tidak hanya dulu, bahkan sisa-sisa kebencian itu masih ada hingga saat ini. Sudut hati Banyu, masih tidak bisa menerima dengan semua kekacauan yang pernah dilakukan wanita itu terhadap keluarganya. Lantas, bagaimana dengan gadis yang saat ini masih terlelap begitu nyaman di pelukannya? Akankah Kyla juga menjadi pusat kekacauan, di dalam rumah tangga yang sedang dibangun Banyu saat ini? Pikiran Banyu masih belum sampai memikirkan hal tersebut sama sekali. Masih ada sekitar dua tahun lagi. Ya, jika menghitung remisi yang akan didapat Kyla, serta pembebasan bersyarat yang nantinya akan diajukan Banyu, hukuman ibu mertuanya itu pastilah berkurang. Hal itu Banyu lakukan, karena mengingat sang ibu yang ternyata sudah bisa ber
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status