"Kita Putus?""Maaf!""Aku bosan dengan kalimat maaf yang kau sebut," ujarku keras di depannya dengan suara menahan geram."Ayah menjodohkanku dengan anak saudaranya." Linangan air matanya berhamburan."Karena kalian berdarah ningrat, sedangkan aku hanya anak petani bawang?""Bu--bukan itu, percayalah! Aku mencintaimu. Tapi, ini karena ayah.""Ayah ... Ya, ayahmu. Orang yang gila kehormatan, tak mampu kau elak perintah darinya.""Plis, jangan benci padaku." Gadis itu masih saja menunduk. Berulang menyeka sudut matanya. "Baiklah! Bukankah cinta butuh pengorbanan seperti yang sering kau gembor-gemborkan, mungkin ini saatnya aku meminta bukti itu.""Tidak, aku tidak mampu melawan ayahku, maaf!""Kalau begitu pergi dari sini! jangan kau tunjukkan lagi rupamu di sini.""Maaf.""Cukup!"Gadis itu berlari, menyusuri setapak, merambas tanaman pandan-pandan raksasa, ia membiarkan lengan mul
Terakhir Diperbarui : 2022-04-22 Baca selengkapnya