Home / Romansa / Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

Bab 11 Penolakan

Bab 11 Terdengar ada yang mengetuk kaca mobil. Hingga segera membuatku menjauh dari Keynan dan menyeka air mata. Keynan segera membuka kaca. Ternyata yang mengetuk tadi Mama. Wanita cantik itu kelihatan cemas. "Tiara, kamu nggak pa-pa 'kan?" tanya Mama, di belakangnya ada Papa mertua yang hanya menatapku tanpa kata. "Tiara baik-baik saja kok, Ma," jawabku datar. Meski dada ini rasanya sesak sekali. "Keynan, bawa istri kamu pulang. Dia butuh istirahat," pinta Mama. Setelahnya beliau melambaikan tangan. "Ya, Ma." Keynan menutup kaca dan melajukan mobil. Sesampainya di rumah. Aku langsung duduk di depan meja rias. Melepaskan aksesori jepit mutiara yang berkacak di atas daun telinga.  Agak kesulitan jemari ini melepasnya. Entah gimana pegawai salon itu memasang benda ini, kenapa pas aku tarik rambutku rasanya sakit.
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 12 Key Jangan!

Bab 12 Jantungku hampir melompat dari otot penyangganya. Aku memang takut gelap, karena dulu pernah punya kenangan buruk. Pernah dikunci Ibu tiriku di kamar mandi. Dan sekarang kalau tiba-tiba gelap begini rasa trauma itu akan terngiang kembali. "Tiara, kamu takut gelap ya?" tanya Keynan. Tanpa sadar kalau tanganku telah mencengkeram erat lengannya. Aku tak bisa menjawab selain hanya deru napas yang tak beraturan. Keringat dingin bahkan rasanya membanjiri pelipis ini. Pun seluruh tubuhku gemetaran. "Tiara, kamu tenang ya, jangan takut." Keynan menenangkan. Ia langsung meraihku dalam dekapan meski gelap gulita. Sesekali cahaya dari kilat yang menembus gorden mencetak bayangan benda di sekeliling. Termasuk bayanganku dan Keynan yang tengah berpelukan. "Aku takut gelap Key, takut kalau ada bayangan hitam yang menyeramkan." Agak kelu lidah ini berucap. Ingatan buruk itu masih terpatr
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 13 Nafkah Batin

Bab 13 Terjingkat langsung aku. Saat Keynan berusaha menarik bajuku hingga robek. Dan itu ternyata hanya mimpi. "Rara! Kamu mimpi buruk ya?" Keynan sudah duduk di dekatku.  "Se-sejak kapan kamu ada di sini, Key?" Napasku yang ngos-ngosan mengeja pertanyaan. "Sejak tadi. Kamu mimpi apaan sih? Sampai heboh begitu, mana tadi teriak-teriak jangan Key! Jangan Key! Sampai bikin aku bangun tahu nggak?" Keynan mengomel.  Gawat juga kalau dia tahu aku mimpi apa. Duh, gara-gara kiss itu aku mimpi yang enggak-enggak.  "Heh Rara! Kenapa malah bengong?!" sentak Keynan membuat pikiranku terbuyar. "Eh, iya, Key. Kenapa? Aku mimpiin kamu digigit ular," jawabku ngasal. "Hah, digigit ular? Ular apaan? Siluman bukan?" Keynan menautkan alisnya. Sepertinya dia menanggapi dengan serius. "Emangnya ada ya
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 14 Ronde Kedua

Bab 14 Sumpah! Siapa pun tolong tampar aku. Apa benar yang barusan Keynan katakan?  Nafkah batin?  Argh! Nggak menyangka kalau akan secepat ini. Aku tidak perlu merayu dan merendahkan diri untuk mendapatkan hak itu. Ya, meski sebenarnya aku sendiri juga canggung campur malu.  Tapi, kesempatan emas ini belum tentu datang dua kali. Jadi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Apa kau tidak terpaksa melakukannya Key?" tanyaku berharap kepastian. Kalau pun dia melakukannya dengan kasar dan terpaksa. Itu sama saja aku dengan pela*ur di luar sana. "Bukankah itu sebuah kewajiban Ra? Aku sendiri tak tahu bagaimana perasaan ini terhadapmu. Tapi yang jelas di dalam sini penuh dengan peduli." Keynan menunjuk dadanya dengan telunjuk. Aku tertunduk dalam. Telapak tangan ini rasanya sudah dingin karena berkeringat. Mau menatapnya saja aku ma
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 15 Cemburu

Bab 15 Jelas aku tercengang. Keynan barusan bilang ronde kedua?  Tangan kekarnya masih menahanku agar tak beranjak pergi. Padahal sudah seharusnya aku berangkat kerja tapi Keynan masih menatap diri ini dengan seulas senyum.  Aku masih diam mematung. Sementara batin bertanya-tanya juga memikirkan jawaban soal celetukan Keynan yang ambigu. "Ronde kedua apa Key?" tanyaku agak menyentak. Kemudian Keynan malah tertawa renyah. "Nggak Ra, aku hanya bercanda." Keynan berdiri di depanku lalu menangkup wajahku lama. "kamu nggak mau barengan sama aku, berangkatnya?" Kuteguk ludah. Lega kalau dia hanya bercanda soal ronde kedua itu. Kukira dia beneran mau. Eh ternyata, ya begitulah.  "Nggak Key, aku berangkat sendiri aja. Nanti kelamaan kalau nunggu kamu mandi, siap-siap dan yang lainnya."  
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 16 Foto Dalam Laci

 Bab 16 Sebuah jaket sweater berwarna merah maroon barusan Keynan ke luarkan dari paper bag yang ukurannya tak terlalu besar. "Baju kamu basah. Pakai jaket ini ya, nanti takutnya masuk angin."  Ah, ternyata Keynan tadi menyentuh area kerah bajuku karena mau ngecek basah atau enggak. Tadinya otakku sudah traveling ke mana-mana.  "Nggak usah Key, nggak pa-pa kok. Orang basah dikit doang," jawabku enteng. "Pakai nggak?! Atau biar aku yang pakaiin?" Keynan memaksa. Kedua matanya mendelik. "I-iya." Terpaksa kuraih jaket yang lumayan tebal tersebut dan lekas memakainya. Sumilir angin sewaktu tadi di teras kantor memang rasanya masih meremang di kulitku. Jujur aku memang kedinginan, tapi harusnya yang kubutuhkan bukanlah jaket ini, melainkan pelukan hangat dari Keynan.  Cengengesan sendiri batin ini, mengharapkan sesu
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 17 Aku Kenal Dia

Bab 17 Inikah yang namanya Nadia? Perempuan yang kala itu disebut Keynan saat pertama kali ia membuaiku dimalam pertama kami. Aku kenal sosok itu, wanita dalam pose mesra bersama Keynan dalam bingkai foto yang bersudut indah.  "Key …." Aku memanggil pelan. Seraya memungut foto itu juga satu strip obat paracetamol. "Hem, kenapa Ra? Ketemu obatnya?" jawab Keynan dengan suara serak parau. "Ini ya wanita yang selalu ada di hati kamu?" Aku mengangsurkan foto itu pada Keynan. Ia lekas membuka mata dan agak menyibak selimutnya. Tangan kokoh Keynan menyambut sebingkai foto tersebut lalu terduduk menatap potret di sana lama. "Iya, Ra. Namanya Nadia, wanita multitalenta, apa pun yang ada dalam dirinya. Tak pernah kutemui di dalam diri siapa pun. Begitu spesial sekali dia." Keynan menjelaskan. Kedua netra itu seakan tak mau berpaling dar
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 18 Bahas Baby Twins

Bab 18 Tak sampai hati ini berkata demikian.  Aku lebih memilih meletakkan kembali benda gepeng yang masih menyala tersebut kembali ke atas nakas.  Netraku terus menatap wajah Keynan yang masih terlelap. Kuberanikan diri untuk membungkuk lalu mengecup kening Keynan lama. Mencuri kesempatan yang hampir tak pernah kudapatkan selama ini. "Mimpi indah Key, semoga ada aku dalam mimpimu," lirihku pelan.  Saat aku hendak melangkah. Terasa tanganku tercekal sesuatu. "Sudah mulai berani curi-curi ciuman ya?" Kerongkonganku mendadak kering kerontang saat suara itu terdengar.  Keynan, apakah dia tadi tahu kalau aku menciumnya? Sumpah! Mau ditaruh di mana mukaku kalau dia tadi cuma pura-pura tidur. "Kenapa diam? Tinggal mengakuinya saja, apa susahnya sih."  Semaki
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 19 POV Author

Bab 19 POV 3  Kadung patah hati, Tiara memilih pergi dan mengurungkan niatnya untuk menyusul Keynan. Langkah kedua kaki mungil itu kini terhenti di sebuah meja rias. Tiara membubuhkan make up tipis serta lipstik berwarna nude yang memberi kesan natural, cocok sekali dengan wajahnya. Keynan tak tahu kalau tadi Tiara sempat mendengar percakapannya dengan seseorang pada via sambungan telepon.  Pria itu setelah menutup telepon langsung mengecek beberapa pesan yang masuk di aplikasi WhatsApp, termasuk telepon dari Nadia yang semalam dilihat oleh Tiara.  Naik turun jakun Keynan seraya membaca isi pesan yang dikirim wanita cinta pertamanya. [Key, kenapa akhir-akhir ini kamu nggak ada kabar?] [Kamu sibuk banget ya?] [Tolong angkat teleponku Key, aku kangen.]  Begit
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

Bab 20 Menguping

Bab 20 Mata Tiara merespon biasa saja pada sosok tersebut.  "Eh, kenalin, dia Farel sepupu aku yang barusan pulang dari Singapura. Baru aja aku jemput di bandara tadi." Keynan menjelaskan.  Batin Tiara lega. Ternyata ia salah duga. Dia pikir yang akan dijemput Keynan ada Nadia. Eh ternyata salah. "Oh, jadi ini istri kamu. Selamat ya, maaf dulu pas kalian nikah aku nggak datang. Lagian kalian sih nikahnya kenapa sederhana. Nggak mewah aja." Farel mengangsurkan tangan pada Tiara. Wanita dengan jemari lentik itu lekas menyambut uluran tangan dari sang pria. "Aku Tiara." Singkat. Tiara mengenalkan dirinya dengan senyum tipis yang manis. Saat pertama kali melihat Tiara. Farel merasa ada sesuatu yang entah dalam hatinya. Batinnya mengatakan kalau wanita dengan dress biru dongker itu cantik. "Ayo masuk." Ajak Keyna
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status