Lengan Mas Rifat berdarah karena tanpa sengaja bergesekan dengan aspal."Aw! Sakit Lu, kamu mau ngobatin apa nyiksa, sih?" protes Mas Rifat.Aku nyengir sengaja sambil menekan lebih kuat kapas ke arah kulitnya yang baret.Sungguh unik melihat pria kekar ini merintih, biasanya aku."Nyiksa. Emang kenapa? Suruh siapa Mas meledek aku, hah? Pake ngatain aku gendut lagi, aku udah turun lima ons loh Mas," jawabku mencak-mencak.Masih baper tentang ucapannya saat kami terjatuh bertumpukan di atas aspal gara-gara aku hampir tetabrak mobil saat mengejar Ki Satria."Idih! Lima ons juga bangga.""Ya bangga dong, susah tahu lima ons itu," selorohku lagi tak mau kalah.Mas Rifat terkekeh geli. Akan tetapi, tak lama tiba-tiba dia terdiam lalu melihat intes ke arah wajahku.Aku sangat hapal sekali sikap dia yang seperti ini. Dia mau menciumku? Masa sih? Ini kan di mobil!Jangan bilang kalau dia ingin melakukannya di kondisi yang begini?Mas Rifat mencondongkan tubuhnya ke arahku, sontak aku menghind
Terakhir Diperbarui : 2022-05-05 Baca selengkapnya