Waktu sudah berganti petang dengan ngebutnya. Rasa cemas yang dialami Kinan dan Vina sudah berangsur turun. “Aku nggak apa-apa, Ma,” kata Alan tenang tetapi sembari melirik sinis pada Kinan. Seolah menyalahkan keaadaan ini semua karena Kinan. “Mas,” ucap Kinan dan hampir menyentuh tangan kiri Alan yang terluka. “Apa sih?! Nggak usah pegang-pegang,” bentak Alan. Meski ada mamanya di situ juga Setelah melihat Alan memasuki kamarnya, Kinan menunjukkan wajah sedih. “Ma, Kinan pulang dulu,” pamitnya pada Vina. “Alan? Antar Kinan dulu?” ucap Vina saat Alan sudah hampir menutup pintu kamarnya. “Eh? Nggak, Ma. Kinan pulang pakai ojek online aja.” “Beneran kamu?” Kinan mengan
Baca selengkapnya