Home / Pendekar / KSATRIA TIGA JAMAN / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of KSATRIA TIGA JAMAN: Chapter 121 - Chapter 130

158 Chapters

Ksatria Tiga Jaman

“Saya Wirota, saya hanyalah seorang pengembara yang kebetulan lewat di sini.," jawab Wirota. "Saya adalah Kepala Desa di sini, apakah Ki Sanak sudah mendapatkan tempat untuk menginap?" "Terimakasih Ki Sanak, saat ini saya menginap di rumah Mbah Lepo,” ujar Wirota. Pria di depannya mengerutkan keningnya “Mbah Lepo? Dulu di desa ini memang ada orang yang bernama Lepo, tapi dia sudah lama menghilang. Kami tidak pernah bertemu dengannya lagi.” Wirota tertegun dan sedikit bingung “Lalu siapa kakek tua yang sore itu mempersilahkan saya menginap di rumahnya?” Kepala Desa tampak terkejut bercampur bingung mendengar pernyataan Wirota “Kalau begitu tolong tunjukan di mana rumahnya?” Tiba-tiba seorang pemuda berseru “Hei, lihat sepertinya orang ini bukan Siluman Musang, ternyata selama ini kita telah salah menuduh orang. Siluman Musang bukanlah pembunuh para penduduk desa. Kita seharusnya meminta maaf pada Siluman Musang karena selama ini kita telah menuduhnya membunuh penduduk desa.”
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Perebutan Tombak Pusaka

"Buka penutup tombaknya, aku ingin melihat seperti apa wujud tombak dari batu pusaka itu.Wirota membuka selubung penutup ujung tombak. Terlihat mata tombak yang hitam berkikat-kilat. Siluman Musang berjalan menghampiri Wirota, lalu tangannya di sentuhkan ke tombak. Namun mendadak dia menarik kembali tangannya. Energi tombak itu telah menolaknya, Siluman Musang mendadak terjatuh, kaki tangannya terasa lumpuh.“Ki Sanak!” Seru WirotaWirota segera membungkus kembali tombaknya, sementara Siluman Musang terbaring lemas di tanah. Orang-orang desa segera membawa Siluman Musang ke pembaringan batu di pojokan."Tombak ini benar-benar hebat, tidak semua orang bisa mendekati tombak ini. Berhati-hatilah jika tidak cocok orang yang menyentuhnya akan sakit dan lumpuh. Kelak tombak ini akan diperebutkan oleh para raja di Jawa,"kata Siluman Musang.Melihat para penduduk desa itu sudah mulai kelelahan kepala desa memutuskan untuk menginap di tempat itu."Saudara-saudara sekalian, hari sudah mulai ge
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Jebakan di Hutan

“Lalu apa rencana anda selanjutnya?”“Kita akan mencuri pusaka itu dan membawanya kembali ke Gunung Padang. Bertahun-tahun kita telah meninggalkan Gunung Padang, berusaha memburu mereka. Sekarang saatnya Batu Pusaka itu kembali ke pangkuan Sekte Gunung.” kata pemimpin rombongan itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan?” Tanya anak buahnya.“Kita akan menjebak mereka ketika mereka keluar dari tempat ini,” kata pemimpin Sekte Gunung.Orang-orang Sekte Gunung mulai bergerak cepat menuruni tebing membuat jebakan di sekitaran gua dan jalan keluar. Sementara Wirota dan rombongan penduduk desa beristirahat setelah seharian bekerja membereskan jenazah orang-orang yang mati dan mengobati orang-orang yang terluka.“Kita terpaksa menginap di sini semalam lagi, besok pagi kita berangkat jika keadaan memungkinkan. Hari sudah malam, kalau kita berangkat sekarang nanti kita akan kemalaman di jalan dan terpaksa menginap di hutan. Lagipula masih ada beberapa orang yang terluka, mereka memerlukan istir
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Jebakan

“Lalu apa rencana anda selanjutnya?”“Kita akan mencuri pusaka itu dan membawanya kembali ke Gunung Padang. Bertahun-tahun kita telah meninggalkan Gunung Padang, berusaha memburu mereka. Sekarang saatnya Batu Pusaka itu kembali ke pangkuan Sekte Gunung.” kata pemimpin rombongan itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan?” Tanya anak buahnya.“Kita akan menjebak mereka ketika mereka keluar dari tempat ini,” kata pemimpin Sekte Gunung.Orang-orang Sekte Gunung mulai bergerak cepat menuruni tebing membuat jebakan di sekitaran gua dan jalan keluar. Sementara Wirota dan rombongan penduduk desa beristirahat setelah seharian bekerja membereskan jenazah orang-orang yang mati dan mengobati orang-orang yang terluka.“Kita terpaksa menginap di sini semalam lagi, besok pagi kita berangkat jika keadaan memungkinkan. Hari sudah malam, kalau kita berangkat sekarang nanti kita akan kemalaman di jalan dan terpaksa menginap di hutan. Lagipula masih ada beberapa orang yang terluka, mereka memerlukan istir
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Jebakan 2

"Kurasa ada orang atau kelompok yang ingin menjebak kita. Mungkinkah gerombolan perampok yang kemarin itu yang ingin balas dendam?" Tanya Wirota. Siluman Musang berkomentar"Bisa jadi demikian, menurutku tombak pusakamu telah mengundang para pemburu benda mustika yang ingin memiliki tonbak ini. Sekarang kita harus berhati-hati karena musuh yang kau hadapi tidak hanya satu kelompok orang tetapi bisa menjadi banyak orang.""Seorang warga desa yang tengah duduk di samping jenazah lalu bertanya"Lalu bagaimana debgan jenazah teman kita yang mati in?""Jika jita harus.menggali kubur, itu akan memakan waktu lama padahal kita harus segera sampai ke kaki gunung sebelum hari gelap. Menjelang maghrib biasanya kabut akan turun. Jangan sampai kita terjebak kabut di tengah perjalanan, itu akan sangat berbahaya. Bisa-bisa kita tersesat di kampung demit," kata Kepala Desa."Benar, saat ini kita sedang dalan bahaya, kita tidak mungkin mengubur jenazah sekarang karena kita harus segera mencapai desa
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Perjalanan

Tak ada jalan lain selain harus menghadapi orang-orang itu. Sementara itu kepala desa telah memberikan aba-aba menyerang pada anak buahnya yang tersisa“Serang mereka!”“Tunggu!” Seru Wirota.Kepala Desa dan Siluman Musang terkejut Wirota maju ke hadapan Kepala Desa dan anak buahnya“Orang-orang ini hanya mengincarku dan tombak ini, bukan kalian. Jadi sebaiknya kalian segera pergi, biar aku yang menghadapinyam” kata Wirota.Namun Kepala Desa menolak“Tidak, kami tidak bisa diam melihat teman kami menghadapi bahaya, Kau orang yang berjasa bagi kami, sudah seharusnya kami membalas budi pada orang yang telah menolong menyelamatkan penduduk desa dari teror Iblis Pencabut Nyawa. Kita akan menghadapinya bersama-sama.”Gerombolan Sekte Gunung dari Gunung Padang telah bergerak menyerang, Wirota dan anggota rombongan lainnya termasuk kepala desa segera menghadapi orang-orang dari sekte Gunung. Namun ketika pedang dan golok disabetkan ke tubuh orang-orang dari Sekte Gunung, tubuh mereka sama
last updateLast Updated : 2023-08-14
Read more

Reuni

Siluman Musang menghampiri Wirota lalu memeluknya dengan perasaan haru“Terimakasih Ngger, jika tidak karena kamu, selamanya aku akan dituduh sebagai pembantai penduduk desa.”“Ki Sanak, jaga diri baik-baik, kapan-kapan jika urusanku selesai aku akan mampir kemari menjenguk anda,” kata Wirota.Siluman Musang mengeluarkan sebuah kantong kain dari kantongnya“Ini ada sedikit uang untuk bekalmu, kau pasti memerlukannya.”Wirota terkejut, dia membuka kantong itu dan melihat ada segenggam koin perak di dalamnya.“Tidak Ki Sanak, aku tidak bisa menerima ini, walaupun sedikit tapi aku masih punya uang jika sekedar untuk membeli makanan saja, masih cukup.”Siluman Musang langsung menukasnya“Jumlah ini tidak sebanding dengan jasa yang telah kau berikan kepadaku. Hanya ini yang bisa kuberikan untukmu sebagai tanda terimakasihku. Ambilah, perjalanan masih jauh, uang kepeng tembagamu tidak akan cukup untuk bekal perjalanan.”Wirota merasa ragu, tetapi dia akhirnya menyadari bahwa perjalanan mas
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Merebut Lamajang Kembali

Sekarang Nelayan sudah mulai bisa menguasai dirinya. Dia lalu mulai bercerita“Ra Kuti dan teman-temannya di Dharmaputra memberontak terhadap Prabu Jayanegara. Akupun ikut serta dalam pemberontakan itu.”Wirota terkejut dan tak menyangka Nelayan terlibat dalam pemberontakan Ra Kuti.“Apa…Ra Kuti memberontak dan kau ikut membantunya? Ini pasti gara-gara mulut beracun Halayuda sehingga terjadi pemberontakan ini.”Nelayan langsung menukas“Kali ini tidak Wiro, pemberontakan ini sejatinya karena dendam Ra Kuti terhadap Jayanegara yang telah merusak rumah tangganya sehingga isterinya mati bunuh diri karena malu. Tidak hanya Ra Kuti, Ra Tanca dan para pejabat Dharmaputera lainnya sudah kesal karena isteri mereka dilecehkan oleh Jayanegara ketika mereka tidak ada di rumah. Ah, Raja satu itu memang tidak sebaik ayahnya, kerjanya cuma menggoda isteri orang saja, sakit jiwa mungkin orang itu. Lebih tertarik pada isteri orang daripada gadis, makanya sampai sekarang dia tidak juga menikah dan men
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Kampanye Militer

“Lebih cepat kalian menyerang Lamajang itu akan lebih baik. Saat ini pasukanku sudah berhasil menguasai istana. Pasukan Majapahit yang berada di benteng Arnon pasti sudah ditarik sebagian untuk menghadapi pasukanku. Penjagaan di sana saat ini bisa dipastikan lemah. Para pengikutku yang berada di Lamajang akan membantu kalian melemahkan penjagaan di sana,” kata Ra Kuti.“Bagus, kami butuh bantuan para penduduk yang berada di sekitar benteng untuk melemahkan pasukan Majapahit dari dalam benteng sekaligus memberi informasi tentang kekuatan pasukan Majapahit di dalam Benteng. Nantinya pasukan Keta akan menyerang dari arah utara sedangkan pasukan Sadeng akan menyerang dari Selatan,” ujar Wirota.Hari itu juga Wirota dan rekan-rekannya menyusun rencana penyerangan ke Lamajang, merebut kembali Benteng Arnon yang dulu direbut Majapahit saat Nambi dituduh memberontak. Pada hari yang telah ditentukan, pasukan Keta dan Sadeng langsung menyerang Benteng Arnon di Lamajang. Benar apa kata Ra Kut
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Sebuah Rencana

Gajah Mada tiba-tiba saja sudah muncul di dalam ruang kerja Raja, tak lama kemudian masuklah Nala bersama para prajurit Bhayangkara. Sementara di luar ruangan mulai terdengar suara pertempuran yang makin lama makin keras dan ramai. “Kuti, istana sudah kami kepung, para pendukungmu sudah kami tawan, sekarang menyerahlah!” Ra Kuti tampak terkejut, tapi tampaknya dia tak mempercayai ucapan Nala begitu saja. “Bohong, jangan mencoba mempengaruhiku agar aku takut dan menyerah pada kalian!” Gayatri maju ke hadapan Ra Kuti tersenyum penuh kemenangan “Sekarang kau lihat sendiri kan? Rakyat dan para pejabat istana masih mendukungku. Sekarang lebih baik kau menyerah saja dan bersiap menerima hukuman!” Ra Kuti berteriak murka kepada Gayatri, hilang sudah rasa hormatnya pada Gayatri “Perempuan bermulut racun, kau memintaku melengserkan Jayanegara dan mendukung pemberontakanku, sekarang kau berniat membunuhku!” “Aku meminta melengserkannya tetapi bukan berarti kau bisa menjadi Raja,” kat
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status