Sara mengatur napasnya yang tersengal lumayan hebat. Meski hanya sebentar dirinya dan sosok seniornya berlari tadi, rasanya seolah memakan waktu 1 tahun lamanya, karena rasa takut yang menghantui. Sara kini terduduk di sebuah meja di ujung sebuah rumah makan, yang tampaknya dikhususkan untuk makanan bernama 'kue balok'. Saat sore sudah menjemput seperti sekarang, rumah makan itu kelihatan lumayan ramai pengunjung. Sebenarnya masuk akal, karena makanan yang manis-manis itu lebih nikmat disantap di waktu-waktu redup, atau bahkan saat gelap. "Sara, mau minum apa?" Sara menoleh, mendapati sang senior kembali dari sisi depan rumah makan. "Sama kayak kakak aja," jawab Sara tak ambil pusing. Dirinya kini tengah lumayan berkeringat, hingga tak mau berpikir terlalu banyak. Intinya, keringkan dulu tubuh, baru bisa berpikir jernih. "Sama kayak gue? Oke, lo gak alergi sama monyet, kan?" tanya lelaki itu membuat Sara menautkan alisnya bingung. Apa yang akan le
Read more