Nayna menatap nanar bangunan hotel yang cukup besar di hadapannya, sementara Bagus sedang membayar ongkos taksi di belakang. Nayna menarik napas berulang kali, menyiapkan hati dan juga tubuhnya.“Ayo masuk.” Bagus menyentuh pinggangnya, membuat Nayna membeku. Jantungnya berdebar bukan lagi karena sensasi cinta, tapi tiba-tiba saja ia merasa sangat muak sampai perutnya melilit hebat.Tanpa melihat reaksi Nayna, Bagus mengamit pinggang wanita itu dan menuntunnya masuk, check in lalu bersama-sama melewati koridor panjang menuju kamar yang sudah dia pesan.“Oh ya, kita bahkan belum kenalan. Sorry, aku lupa nanya nama kamu. Aku Bagus.”Nayna terdiam. Bingung harus memberikan nama apa pada dirinya sendiri. “Atau nggak mau kasih tahu nama. Cukup one night stand, eh?”“Anya,” jawabnya pelan, tapi cukup meyakinkan.“Anya. Nama yang simple, tapi menarik.” Lagi-lagi lirikan mata d
Terakhir Diperbarui : 2022-04-18 Baca selengkapnya