Home / All / Bukan Istri Idaman / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Bukan Istri Idaman: Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

91. Sugar Daddy

Season 2 Part 19"Kau sudah berani tidak pulang semalam. Jadi sekalian saja kamu pergi dari rumah ini, Mas! Aku akan urus surat cerai secepatnya.""Apaa? Tidak, tidak, Lin! Kamu ini kan sedang hamil, kamu gak bisa lakukan ini, Lin!" aku segera memeluknya.Dia meronta dan mengurai pelukanku. "Jangan sentuh aku! Ada bau wanita itu di tubuhmu, Mas!""Lin, percayalah, aku hanya bekerja saja dengannya. Tak lebih dari itu.""Memangnya pekerjaan apa yang dilakukan tengah malam oleh pria dan wanita?""Lin, aku cuma jadi sopirnya saja, tidak lebih dari itu.""Aku muak sama kamu, Mas! Dua kali kau khianati aku dengan dua orang yang berbeda. Sungguh keterlaluan! Kau menjijikkan, Mas! Pergilah dengan barang-barang kesayanganmu itu!""Lin, jangan seperti ini, kamu sedang hamil, Lin! Ingat, kamu sedang hamil anak kita.""Memangnya kenapa kalau aku sedang hamil?? Aku akan urus sendiri anak ini, kau gak perlu khawatir.""Alina, p
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

92. Di Makam Bunda

Season 2 Part 20Hati rasanya begitu hambar. Dua malam sudah Mas Tommy tidak tidur di rumah pasca pertengkaranku kemarin. Aku memang memintanya pisah. Rasanya benar-benar lelah, sangat lelah. Di saat kondisi kehamilanku yang begitu drop, aku harus menelan pil pahit. Suami yang kucinta dulu ternyata tak lebih dari seorang matrealistis. Dia tak benar-benar mencintaiku. Jadi lebih baik kulepaskan saja.Kubasuh wajah di westafel, usai kembali muntah-muntah. Perut rasanya begitu enek dan begah. Beberapa kali kubaca pesan maaf dari Mas Tommy, tapi aku mengacuhkannya. Kalau dia bisa hidup tanpa aku, aku pun bisa hidup tanpanya. Aku kuat, aku bisa melewati ini sendirian.Ponselku berdering beberapa kali, panggilan dari Tante Wulan. "Hallo, assalamualaikum, Tante.""Waalaikum salam. Alina, Sayang. Ini Tante baru mau terbang. Dua jam lagi sampai. Kalau bisa jemput di Bandara ya, Sayang.""Iya, Tante. Alina siap-siap dulu ya."
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

93. Permintaan Talak

Season 2 Part 21Seketika lidahku menjadi kelu. Kulihat matanya sudah basah lagi oleh air mata. Segini dalamnya kah rasa penyesalannya?"Nak, tak baik membuat ayahmu seperti ini. Kasihan bundamu, bahkan dia saja sudah memaafkannya. Apa kamu lupa, ayahmu ini pernah bertaruh nyawa menyelamatkan bundamu?" Tante Wulan menyenggol lenganku agar aku tak diam saja.Teringat kembali cerita tentangnya, tentang Ayah Haikal yang menjadi korban penusukan saat melindungi Bunda. Ah, apakah hatiku yang terlalu diselimuti rasa dendam? Bahkan tak melihat kebaikan-kebaikannya yang lain selain kekurangannya karena sudah menduakan bunda itupun karena jebakan."Nak, mungkin ayah tak pernah menumpahkan kasih sayang pada kalian, ayah berhutang waktu padamu,  tak bisa menjadi wali nikahmu, mohon maafkan ayah ya Nak, ayah mohon. Ayah juga akan meminta maaf pada kakakmu Daffa, ayah akan datang ke sana setelah menerima maaf dari
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

94. Pertemuan Mengharukan

Season 2 Part 22Aku membuka mata pelan, kurasakan nyeri di sekujur tubuhku, terutama di bagian perut."Alina, syukurlah kau sudah sadar." Tante Wulan mendekat dan mengelus puncak kepalaku. Netranya tampak mengembun tebal.Mengamati sekeliling, ruangan yang didominasi warna putih. Ada Ayah Haikal dan Mas Yudhis juga berdiri di sisi yang lain. Selang infus tertancap di tanganku."Tante, apa yang terjadi? Kenapa aku di Rumah Sakit?" Ayah Haikal menggenggam tanganku, menoleh padanya. "Alina, syukurlah akhirnya kamu sudah sadar. Kamu anak ayah yang kuat, semoga kuat juga mendengar kabar ini.""Apa maksudnya, Yah?""Kamu keguguran, Nak.""Apa? Bayiku?"Aku menoleh ke arah Tante Wulan yang juga terisak sambil terus menganggukkan kepalanya."Bayimu tidak bisa diselamatkan, Nak."Menarik tanganku dari genggaman ayah lalu memegangi perut yang masih rata. Rasanya tak percaya, calon bayi yang selama ini aku impi
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

95. Dijegal Rampok

Season 2 Part 23Kuhempaskan tubuhku di atas kasur. Kesal tentu saja, apalagi mendapatkan tamparan dari orang yang dipanggil ayah oleh Alina. Yang benar saja? Dia benar-benar berhubungan dengan Om-om? Astaga ...Aku sudah jelek di matamu, jadi sekalian saja aku bersikap kasar. Sebenarnya aku tak tega dengan tatapan matanya yang sayu. Aku tak tega saat mata yang jernih itu tampak berkaca-kaca. Alina, andai kamu mau dimadu, aku takkan menyakitimu dengan kasar seperti itu. Aku merampas buku tabungan dan kartu ATM yang sudah kuberikan padanya. Di perjalanan aku mampir ke ATM, kesal sekali rasanya saat tahu tidak ada saldo apapun di rekening itu. Padahal seharusnya masih ada 30 jutaan. Mungkin Alina sudah memindahkannya ke rekeningnya sendiri. Dasar cewek matre! Harusnya kasihan jadi makin kesal! Padahal dia kan sudah kaya."Mas, kamu kenapa? Mana barang belanjaannya?" tanya Sandrina membuyarkanku. Aku mendongak melihat wajah ayunya yang keheranan menata
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

96. Shopping

Season 2 Part 24_Aku menggedor pintu kontrakan cukup kencang. Setelah bersusah payah berjalan menahan rasa perih dan lara, akhirnya sampai juga di rumah kontrakan."Sandrina, buka pintunya ...!" Tak butuh waktu lama, Sandrina membukakan pintu. "Ya ampun Mas, kamu kenapa?" Aku disambut kekhawatirannya. Dia menutup kembali pintu dan menguncinya."Mas, kok kamu bisa babak belur begini?" tanya Sandrina. Dia membantuku melepaskan sepatu dan kaus kaki lalu melepaskan kemeja. "Aku dijegal rampok tadi di jalan, Sandrina," sahutku sembari memegangi bagian tubuh yang terasa begitu sakit dan ngilu."Semua uangku hilang, raib dirampas perampok. Untung saja ponselku dan dompet tidak ikut dibawa."Sandrina hanya menatapku iba. Dia berlalu ke dapur, mengambilkan air hangat lalu membersihkan luka di wajahku."Memangnya tadi kamu jalan sendirian, Mas?""Ya. Kupikir akan lebih efektif kalau mengambil mobil di caf
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

97. Bertemu Pengacara

Season 2 Part 25Aku merasa sangat bersyukur. Keluargaku kini telah kembali, merasakan kedamaian dan cinta kasih. Ayah Haikal, Kak Daffa, Tante Wulan dan juga aku.Kulihat dua orang lelaki itu saling menitikkan air mata. Pertemuan yang mengharukan, kenangan yang takkan bisa terlupakan. Tapi sayang semua momen penuh haru ini harus berakhir karena ayah di telepon oleh majikannya. Ya, memang sudah tiga hari ayah izin untuk menungguiku di Rumah Sakit.Hari-hari berlalu dengan baik. Kak Daffa dan istrinya menginap di rumah selama beberapa hari. Rumah yang biasanya sepi kini terasa hidup kembali, apalagi si kecil Sekar sedang aktif-aktifnya. Kehadiran mereka mampu mengobati luka kehilangan bayiku."Suamimu benar-benar tega ya! Dia sama sekali tidak datang saat kamu sakit!" Kak Daffa meninggikan suaranya. Emosi mendengar perlakuan suamiku.Aku menghela nafas dalam-dalam. "Jangan sebut dia lagi Kak, aku muak mendengarnya.""Jadi kamu mau cerai?"
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

98. Sidang Perceraian

Season 2 Part 26"Bundamu dulu wanita yang sangat kreatif. Bisa mengolah barang sampah menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Ayah salut padanya. Dia benar-benar wanita hebat dan mandiri, walau banyak tekanan dari orang-orang di sekitarnya, tapi buktinya ia mampu melewati ini semua," ucap ayah sembari mengenang bunda. Ia tampak berdecak kagum saat mengingat memorinya dulu.Aku tersenyum, menyetujui ucapan ayah. Bunda memang hebat. Ayah melihat-lihat sampai ke dalam dan memandang beberapa sertifikat yang terpajang di dinding. Beberapa sertifikat yang berhasil diraih oleh Bunda yang dinobatkan dalam UKM kreatif dalam bidang usaha dan perindustrian. Ada juga foto bunda yang tengah memegang hasil karya terbaiknya yang memenangkan lomba kreasi. Kulihat ayah memotret foto itu dengan ponselnya. Sekilas kupandangi wajah ayah yang menyimpan banyak kesedihan dan  kerinduan yang begitu dalam."Ayah?" panggilku.Dia menoleh dan tersenyum. "Nak, a
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

99. Dua Kejutan Buruk

Season 2 Part 27Ponselku berdering berkali-kali. Aku menggeliat malas, menggapai ponsel yang tergeletak di samping aku tertidur. Sebuah panggilan dari nomor kantor. "Halo, Pak Tommy cepat datang ke kantor. Ada Tim Audit!" tukas sebuah suara dari seberang telepon."Apa? Tim audit?""Iya, Pak. Bos Yudhis juga sudah turun langsung dia kelihatan marah sekali."Deg! Astaga ada apa ini?"Iya, aku segera kesana.""Cepat ya, Pak. Ditunggu."Mengucek mata, menajamkan pandangan, waktu menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit. "Ya ampun, aku kesiangan!"Melirik ke samping, Sandrina masih memeluk perutku. Aku hanya menggeleng perlahan. Apa dia sangat kelelahan akibat aktivitas semalam? Sampai sekarang malah belum bangun juga. Bukannya bangunin suami, masak, ini malah masih tidur. Duh istriku ini, ck!"Sandrina! Sandrina, bangun!" Menggoyangkan tubuhnya hingga menggeliat malas. 
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

100. Fitnah

Season Part 28"Ya sudah kalau gitu aku yang kerja.""Kerja?" Keningku mengernyit."Ya, terima tawaran jadi model. Boleh kan?"Aku terdiam sejenak. Ragu dengan apa yang dia katakan. Maksudnya model apa? Semudah itukah jadi model? Bukankah seharusnya ada casting atau audisi yang lainnya."Gimana Mas, boleh kan?" tanyanya lagi penuh harap."Kamu serius pekerjaan itu beneran model? Jangan-jangan cuma bohongan, kamu jangan tergiur kayak gini sih. Cari kerja yang lain aja, yang pasti-pasti.""Mas, ini juga pasti lho. Ada kartu namanya. Gak mungkin kalau bohongan. Bahkan aku diminta datang ke gedung kantorn agencynya kalau gak percaya.""Kamu komunikasi sama dia?""Ya iyalah, Mas. Aku kan penasaran. Udah deh, percaya aja sama aku Mas.""Tapi--""Tenang saja, aku tetap mencintaimu walaupun nanti aku menjadi terkenal. Cintaku tetap untukmu."Kuhela nafas dalam-dalam. "Baiklah dicoba aja, terserah kamu. Aku c
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status