Semua Bab Marrying You (Again): Bab 21 - Bab 24

24 Bab

21. Ayo, Kita Bercerai, Mas.

Kiyara akhirnya mengucapkan kata itu. Ia sudah tidak tahan lagi. Bian selalu saja mengulangi perbuatannya. Pria itu memang tidak berselingkuh, tapi selalu mengabulkan permintaan Murni dan mengabaikan keperluan anak-anaknya sendiri.Salahkah jika Kiyara memendam rasa cemburu yang sangat, sekaligus sakit hati yang sudah membuat luka di dalam hatinya tak kunjung hilang?"Ayo, kita bercerai saja, Mas. Dengan bercerai, Mas bisa bebas melakukan apapun yang Mas suka. Toh, semua saran, masukan dan peringatan dari Kiya tidak ada gunanya sama sekali.""Aku tidak mau!""Kiya sudah capek, Mas. Mas hanya mendengarkan Kiya ketika Mas membutuhkan Kiya saja. Lebih dari itu, tidak ada." Susah payah Kiyara mengatakan hal yang sebenarnya sangat tidak ingin ia ucapkan. Namun, kekecewaannya sudah sangat besar. Ia sudah tidak mau berbasa-basi lagi."Kiya!" bentak Bian. Kali ini, Kiyara benar-benar sudah memojokkannya. "Apa, Mas? Kiya salah? Katakan dan tunjukkan bagian dari perkataan Kiya yang salah."Bia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

22. Keresahan Ayu

Kiyara menata koper-koper sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan kecurigaan Bian. Ia pun melakukan tugasnya seperti biasa. Uang tabungannya pribadi cukup untuknya bertahan selama enam bulan, termasuk semua kebutuhan untuk Bagas dan Ayu. Ia memang menyimpan hasil usaha sampingannya.Kiyara membuat berbagai aksesoris perhiasan dari manik-manik dan kawat, untuk menyalurkan hobinya membuat kerajinan tangan, dan mewujudkan cita-citanya sebagai jewelery desainer. Dari pelanggan yang sedikit, kini ia sudah memiliki banyak pelanggan.Kiyara menyapu semua ruangan rumah yang telah ia tempati selama hampir delapan tahun, dengan netranya yang kini berwarna kemerahan. Niatnya sedikit goyah mana kala kenangan demi kenangan hadir di pelupuk matanya. Canda tawa serta tangisan Ayu dan Bagas terngiang di telinganya, membawa dirinya kembali ke beberapa waktu silam.Kiyara menarik napas panjang. Berat memang tapi setidaknya ia perlu waktu untuk menyendiri, memikirkan semua dengan hati dan pikiran yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

23. Pesan Untuk Suamiku

Kiyara dibuat terpaku mendengar pertanyaan Ayu. Bagaimana ia menjelaskan semua pada bocah kecil di depannya?Ayu masih sabar menanti jawaban Kiyara. Ia merasa sangat perlu untuk mendengar jawaban ibunya. Akan tetapi. Wajah Kiyara yang berkerut memupuskan keinginannya. Ayu berdiri dari duduknya. Ia melangkah pelan meninggalkan Kiyara yang masih bingung memulai penjelasannya. Wanita itu takut, Ayu justru menjadi semakin bingung menghadapi situasi ini.Sudut mata Kiyara menangkap sosok Ayu yang mulai menjauh darinya. "Mama masih sayang sama Papa."Ayu menghentikan langkahnya. Bocah itu meragukan pendengarannya. Benarkah ibunya mengatakan itu?"Mama masih sayang sama papa. Tapi, Mama perlu waktu untuk menenangkan diri, begitu juga dengan papa. Semua itu demi kebaikan kita semua. Oleh karena itu, Mama memberikan pilihan seperti kemarin, dan apapun pilihan Ayu dan Bagas, Mama tidak akan marah atau pun menyesal. Jika kalian memilih untuk ikut Mama, maka kalian masih bisa menelpon papa. Beg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

24. Kepanikan Bian

Kiyara melipat kertas itu menjadi empat lalu memasukkannya ke dalam sebuah amplop berwarna coklat. Ia letakkan di dalam laci. Ia tidak memberikan tulisan di amplop. Sengaja hal itu dilakukannnya agar Bian menemukan surat itu setelah beberapa hari kepergiannya.Ini bukanlah hal yang pantas untuk dilakukan Kiyara. Namun, ia sudah tidak menemukan cara lain. Bila ia memberitahu Bian jika ia akan pergi ke luar kota, maka pria itu pasti akan melarangnya. Padahal, Kiyara sangat butuh waktu untuk menyendiri. Kiyara sudah tidak ingin lagi berdebat dan ribut dengan Bian. Tenaganya seperti terkuras habis setiap beradu kata dengan pria itu. Percuma dan percuma. Tidak ada gunanya. Mobil taksi yang dipesannya tadi pagi sudah mulai berjalan meninggalkan rumahnya. Mereka bergerak menuju sekolah Ayu dan Bagas. Kiyara turun dari mobil, kemudian berjalan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke ruangan kepala sekolah. Ia setidaknya harus mengucapkan salam perpisahan kepada pihak sekolah.Tiga puluh m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status