Kiyara akhirnya mengucapkan kata itu. Ia sudah tidak tahan lagi. Bian selalu saja mengulangi perbuatannya. Pria itu memang tidak berselingkuh, tapi selalu mengabulkan permintaan Murni dan mengabaikan keperluan anak-anaknya sendiri.Salahkah jika Kiyara memendam rasa cemburu yang sangat, sekaligus sakit hati yang sudah membuat luka di dalam hatinya tak kunjung hilang?"Ayo, kita bercerai saja, Mas. Dengan bercerai, Mas bisa bebas melakukan apapun yang Mas suka. Toh, semua saran, masukan dan peringatan dari Kiya tidak ada gunanya sama sekali.""Aku tidak mau!""Kiya sudah capek, Mas. Mas hanya mendengarkan Kiya ketika Mas membutuhkan Kiya saja. Lebih dari itu, tidak ada." Susah payah Kiyara mengatakan hal yang sebenarnya sangat tidak ingin ia ucapkan. Namun, kekecewaannya sudah sangat besar. Ia sudah tidak mau berbasa-basi lagi."Kiya!" bentak Bian. Kali ini, Kiyara benar-benar sudah memojokkannya. "Apa, Mas? Kiya salah? Katakan dan tunjukkan bagian dari perkataan Kiya yang salah."Bia
Terakhir Diperbarui : 2025-01-30 Baca selengkapnya