Home / Romansa / Suami Flash Sale / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Suami Flash Sale: Chapter 11 - Chapter 20

59 Chapters

Bab 11. Kesombongan Sigit

      Sigit mengangguk sambil tersenyum manis, lalu Sigit menyipitkan mata ke arah Sakha yang berdiri di sampingnya di hadapannya seolah-olah sedang memandangi semut di pinggir jalan. Sigit langsung menghampiri Meera dan melemparkan senyumannya.   “Meera, kamu bahkan tidak memberitahuku tentang hal sebesar itu, Sayang. Tetapi kamu dapat yakin bahwa Munthe Group dan perusahaan saya sudah memiliki kerjasama. Saya akan meminta ayah saya untuk menyapa pihak Munthe Group dan saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu kamu, Meera," ucap Sigit penuh janji dan juga sombong.   Nyatanya, ayah sigit sama sekali tidak punya hubungan erat dengan salah satu petinggi Munthe Group. Dia mengatakan ini hanya untuk berpura-pura menjadi seorang pahlawan di depan Meera.   Meera selalu tahu bahwa Sigit sangat tertarik padanya, jadi dia berkata dengan nada yang sangat dingin. "Sigit, aku mengerti keb
Read more

Bab 12. Kontrak Eksklusif

Ke esokan paginya, Meera membawa rencana kerja sama yang telah dia persiapkan semalaman untuk datang ke Munthe Group bersama Sakha, suaminya sendiri. Melihat Gedung Munthe Group yang memiliki seratus dua puluh tiga lantai, membuat Meera terkejut sekaligus takjub sama sekali tidak tahu kebenarannya. Bagaimana bisa perusahaan sebesar Munthe Group bisa melirik perusahaan keluarga Mahesa? Itu sangat terlihat mustahil jika dipikir pakai otak. Belum lagi keluarga Mahesa ingin menegosiasikan bagian 2 Miliar. Ini sama saja seperti seorang pengemis yang ingin pergi ke rumah orang kaya untuk meminta hadiah 2 miliar, ini benar-benar sangat bodoh sekali. Namun, karena Meera sudah berjanji pada neneknya sendiri dan menerima tugas itu di depan umum muka keluarganya, maka dia harus mencoba sebelum merasa putus asa sendiri. Melihat Meera sangat gugup, Sakha merapikan rambut istrinya dengan lembu
Read more

Bab 13. Kontrak Eksklusif

Asisten wanita membawa Avella langsung ke kantor Lori. Melihat Meera yang datang bersama asistennya, Anita segera bangkit dari kursi dan menyapanya dengan hormat. "Halo, Nyonya Meera. Saya Anita, Wakil Ketua Munthe Group. Senang bisa kenal dan bertemu dengan Anda." Anita mengulurkan tangannya untuk mengajak Meera berjabat tangan. Menghadapi wanita super terkenal di kota B, membuat Meera merasa sedikit gugup. Meera pun membalas jabatan tangan itu dengan kikuk. “Halo, Bu Anita. Senang bisa kenal dan bertemu dengan Anda juga. Maksud kedatangan saya di sini kali ini untuk berbicara dengan Anda tentang proyek hotel. Meskipun kekuatan keseluruhan keluarga Mahesa kami tidak terlalu kuat, tapi kami benar-benar ingin bekerja keras dalam bisnis dekorasi dan kami memiliki reputasi yang sangat baik." Saat Meera membeberkan maksud kedatangannya, dia dengan gugup menyerahkan beberapa berkas informa
Read more

Bab 14. Perjanjian Kontrak

Pada saat ini, Meera tiba-tiba memiliki pikiran yang tidak dapat dipercaya di dalam hatinya. Apakah Edward di mulut Anita itu bermaksud seperti suaminya, Sakha?   Tetapi setelah berpikir lagi, dia merasa itu terlalu tidak mungkin untuk menjadi kenyataan. Bagaimana mungkin bisa terjadi, sedangkan Sakha sendiri adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan di lembaga kesejahteraan seperti panti asuhan.   Namun, selain Edward siapa lagi di dunia ini yang akan memperlakukannya dengan baik?   2 miliar itu harapan yang sangat tidak mungkin didapatkan dirinya dengan mudah. Tetapi pihak Munthe Group langsung memberikan 4 miliar padanya.   Dia tidak bisa memendam pertanyaan-pertanyaan di dalam hatinya, langsung saja bertanya kembali pada Anita. "Bu Anita, maaf kalau saya lancang. Boleh saya tanya lagi? Apakah nama ketua Anda adalah Sakha?"   Anita menghela nafas pelan, dalam hatinya ia mengu
Read more

Bab 15. Kekalahan Jay

Lebih dari sepuluh menit kemudian, keduanya akhirnya sampai ke Mahesa Group.   Di ruang pertemuan, semua orang di keluarga Mahesa tampak aneh.   Mereka semua tahu bahwa Meera pergi ke Emgrand Group pagi-pagi sekali, tetapi semua orang tidak percaya dia bisa mengatasinya. Dan mereka semua menunggu untuk melihatnya menjadi lelucon. Tanpa diduga, dia akan kembali secepat itu.   Saat Meera dan Sakha tiba di ruang rapat, semua orang menunjukkan sindiran.   Jay berkata tanpa basa-basi lagi pada Meera dan Sakha dengan sinis. “Oh, Meera, kamu kembali hanya dalam setengah jam? Apakah kamu bahkan gagal memasuki pintu Munthe Group! Hahahaha!"   Adik perempuannya, Theresa juga ikut mencibir. “Oh, saudari Meera. Pasti dia gagal dalam waktu kurang dari satu jam. Kamu juga menjadi seseorang yang memecahkan rekor, kan?”   Ekspresi Nyonya Mahesa juga b
Read more

Bab 16. Bersujud

“Astaga! Pernyataan resmi Munthe Group dirilis! Kontrak 4 miliar itu benar adanya!"Dengan teriakan barusan tadi, semua orang sangat terkejut. Hampir terserang jantung di masing-masing tempat duduk mereka.Setelah itu, semua orang buru-buru mengeluarkan ponsel mereka dan membuka akun resmi Munthe Group.Sangat menakjubkan! Akun layanan resmi Emgrand Group merilis daftar nama perusahan yang ikut dalam kerja sama. Dan nama Mahesa Group ada di sana!Proyek hotel senilai seratus lima puluh Miliar Munthe Group menandatangani mitra pertama. Wakil ketua grup Anita dan perwakilan kota B, Nyonya Mahesa, Meera, menandatangani kontrak dekorasi senilai 4 miliar!Melihat judul ini, semua orang mendadak menjadi gila seketika. Meera benar-benar memenangkan dan menandatangani proyek itu! Dan jumlahnya menjadi dua kali lipat!Ini terjadi baru lebih dari setengah jam! Bagaimana bisa begitu mudah? Ini sangat tidak masuk akal sekali!Jay merasa syo
Read more

Bab 17. Undangan Perjamuan

Setelah Jay berlutut dan tiga kali bersujud. Pada akhirnya, air mata dalam sebuah penghinaan mengalir dari matanya menuju ke kedua pipinya. Tapi dia tidak berani melakukan kesalahan saat ini. Karena dia tahu bahwa nenek pasti sangat marah sekali dengannya sekarang ini. Saat ini, dia tidak bisa mengatakan apapun untuk membuatnya mengeluarkan amarahnya lagi. Nyonya Mahesa melihat bahwa Jay bersujud dan mengakui kesalahannya, dia merasa sedikit lebih santai. Dia tidak ingin cucunya bersujud kepada Sakha, tetapi intinya adalah bahwa sumpah mematikan ini tentang hidupnya sendiri. Dia selalu percaya pada agama yang dianut olehnya. Jika Jay tidak bersujud untuk mengakui kesalahannya, dia takut dia akan kesulitan tidur dan makan, karena takut pembalasan dari Tuhan padanya. Jadi, Nyonya Mahesa melihat ke arah Jay dan berkata dengan ringan. “Jay, kamu melakukan tiga kali sujud ini adalah untuk pelajaran kecil untukmu. Jangan bertaruh dengan orang lain begitu sa
Read more

Bab 19. Diremehkan

Ketika Meera bersama Sakha  keluar dari pertemuan Mahesa Group, Meera sangat senang dan bersemangat sekali. Karena, besok nenek akan secara resmi mengumumkan janji barunya dan dia akhirnya bisa bangga karena usahanya sendiri. Memikirkan hal ini, Meera tidak bisa menahan diri untuk berkata kepada Sakha: “Suamiku, terima kasih banyak. Jika bukan karena dorongan kamu, aku tidak akan berani mengambil tugas yang berat ini."Sakha tersenyum senang dan berkata. "Istriku, kamu memang pantas untuk mendapatkannya."Setelah menjeda ucapannya, Sakha berkata lagi pada Meera. "Ngomong-ngomong, istriku. Apakah kamu ingin merayakan acara kemenangan kamu kali ini?"Meera mengangguk setuju  "Bagaimana dengan kamu. Apakah kamu juga ingin merayakannya?"Lagi dan lagi Sakha tersenyum bahagia dan berkata. "Kebetulan ulang tahun pernikahan ketiga kita akan segera datang, mari kita rayakan bersama. Aku akan membuat persiapan, kamu tidak p
Read more

Bab 18. Meera Bertemu Anita

Mengetahui bahwa Sakha sedang bercanda, Meera tidak peduli itu. Ia memilih menjauh dari suasana yang ramai dan mencari tempat yang sepi untuk menghubungi Bu Anita. Nada dering sambung panggilan itu masih berdering. Tidak menunggu lama lagi akhrinya sambungan telepon tersebut terhubung. Suara ramah Anita terdengar menyapa Indra pendengaran Meera. "Halo, nyonya Meera. Ada yang bisa saya bantu?" "Halo, Bu Anita. Saya punya undangan sesuatu untuk anda. Saya ingin meminta bantuan Anda, apakah boleh?" Meera bertanya dengan rasa malu. “Silakan, saya akan bantu kamu sebisanya. Coba katakanlah sekarang juga.” Anita memberikan kesempatan untuk Meera dan merasa Anita setuju. Meera mengatur beberapa patah kata di dalam hatinya. Sebelumnya Meera menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan berani keberanian yang tersisa. “Saya ingin bertanya apakah ketua anda mempunyai waktu
Read more

Bab 20. Kehebohan di Mall

Melihat kejutan sebesar itu, Juli juga kaget, berpikir bahwa sebenarnya bukan orang yang dipanggil oleh lelaki sampah itu tadi. Tapi setelah dipikir lagi, bagaimana mungkin. Mustahil bagi lelaki sampah itu untuk memiliki bodyguard yang begitu kuat dan banyak. Darren turun dari Rolls-Royce ketiga dan berjalan ke Rare Earth. Juli dengan cepat menyambut dengan penuh rasa penghormatan Tetapi Darren bahkan tidak melihatnya dan malah langsung pergi ke arah Sakha. "Tuan muda, saya di sini dan saya telah membawa uangnya sesuai permintaan anda tadi." Setelah berkata tersebut, Darren melambaikan tangannya dan pengawal di belakang berjalan ke Rare Earth, langsung meletakkan kotak penuh uang di atas etalase emas dan membukanya. Semuanya padat dengan uang tunai. Orang-orang di sekitar sangat terkejut dan syok, sehingga mulut mereka terbuka ternganga lebar. Astaga, lelaki
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status