“Aku mau keluar dulu. Kayaknya sore-sore begini di luar seger,” ucap Safira.“Kamu biarin aku sendirian ya, Yang?”“Kalau ada aku, kamu nggak bisa istirahat.”“Enggak, aku pengen ditemani kamu, Yang,” ucap Sagara masih belum melepaskan tangan istrinya.“Oke, kalau gitu. Aku temani, kamu.”Safira kembali duduk.“Nah gini, dong. Aku seneng banget, bisa deket-deketan sama istriku tercinta,” ucap Sagara sambil mengelus-ngelus tangan istrinya.Safira pun mendekat ke arah kepala suaminya. Dia mengusap-usap kepala suaminya.“Maafin aku ya, Yang. Aku sudah zalim sama kamu,” ucap Safira dengan tulus. Air matanya berderai. Dia pun mengecup kening suaminya yang masih terasa panas. Air matanya sebagai tumpah ke wajah suaminya.“Nggak usah minta maaf. Justru akulah yang harusnya minta maaf. Dosaku padamu sangat banyak. Mudah-mudaha
Read more