Home / Romansa / Pernikahan Tanpa Cinta / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pernikahan Tanpa Cinta: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

Bab 21. Aku Cemburu

"Selamat pagi, Sayang." Adrian memeluk Alya dari belakang saat gadis itu tengah sibuk membuat sarapan untuk mereka. Membuat jantung Alya berdegup dengan cepat, apalagi deru napas Adrian terasa hangat di pipinya.  "Jangan suka bikin kaget orang, nanti kalau aku jantungan gimana?" Alya berpura-pura cemberut karena Adrian berhasil mengejutkannya. "Maaf, kamu lagi bikin apa?" Adrian menggeser posisinya dan berdiri di samping Alya, tangan kanannya tetap merangkul pundak gadis itu. "Bikin sarapan," jawab Alya sambil melanjutkan kegiatan memasaknya. "Kamu ada kursus hari ini?"  "Iya ada sampai dua atau tiga Minggu ke depan." Alya menata makanan yang diolahnya ke atas meja. Sedang Adrian menarik salah satu kursi makan dan mendudukinya. "Apa rencana kamu selanjutnya? Apa kamu masih sering ke tempat Chef itu?"  "Hmm, sebenarnya aku d
Read more

Bab 22. Hukuman Yang Melenakan

"Maksudnya? Hukuman apa?"  Adrian tidak menjawab pertanyaan Alya, pria itu tetap melajukan mobilnya menuju apartemen. Sesekali pria itu melirik ke samping, dan menahan tawa saat mendapati wajah Alya yang kebingungan. Mereka sampai di lantai basement apartemen yang merupakan tempat parkir mobil. Keduanya memasuki lift menuju ke lantai empat, kebetulan saat itu lift sedang kosong dan hanya ada mereka berdua. Adrian lalu meraih pinggang Alya hingga wajah mereka saling berhadapan dan membuat jantung Alya berdetak sangat cepat. Gadis itu bisa merasakan hembusan napas Adrian di hidungnya. "Ma-mau apa kamu?"  Tanyanya gugup saat melihat Adrian menatapnya dengan intens. Tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut di bi
Read more

Bab 23. Kejutan

Udara pagi ini terasa sedikit panas, padahal waktu masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Seperti janjinya saat sarapan tadi, Adrian mengajak Alya menuju suatu tempat. Gadis itu penasaran kejutan apa yang akan diberikan lelaki itu kali ini. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah rumah mewah berlantai dua. Seorang satpam membuka gerbang lalu memberi hormat saat mobil itu lewat lalu menutupnya kembali. Adrian keluar terlebih dahulu dari mobil lalu membukakan pintu untuk Alya. "Ini rumah siapa?"  Alya memandang takjub rumah besar di hadapannya ini. Bangunannya berdiri kokoh dengan cat berwarna putih gading, ada dua pilar yang menyangga di bagian depan. Saat pintu terbuka pemandangan di dalamnya membuat mulut gadis itu semakin menganga. "Rumah kita." Adrian memeluk pinggang Alya, lalu menuntun gadis itu masuk ke dalam untuk melihat-lihat. Tujuan pertama adalah bagian dapur
Read more

Bab 24.

Adrian dan Alya telah kembali ke tanah air dua hari yang lalu. Hari ini Adrian kembali disibukkan dengan urusan pekerjaan. Sedangkan Alya menuju ke tempat kursusnya untuk mengambil sertifikat kelulusan. "Cie yang habis bulan madu."  Ledek David pada rekan kerja sekaligus atasannya itu, "tapi di dalam sudah ada yang nungguin kamu."  Adrian menghentikan langkahnya dan menatap David dengan kening berkerut, "siapa?" "Lihat sendiri saja." Pria itu berlalu begitu saja menuju ke ruangannya, meninggalkan Adrian yang diliputi tanda tanya. Adrian meneruskan langkahnya menuju ke ruangan, ia membuka pintu dan menutupnya perlahan. Saat itulah sosok wanita cantik dengan rambut pirang panjangnya berdiri menyambut kedatangan Adrian. "Natasha." Adrian terkejut mengetahui siapa yang menunggu di dalam ruangannya. "Hai, Beb. Lama tak jumpa, bagaima
Read more

Bab 25

Alya tidak bisa tidur, sudah jam sepuluh malam Adrian masih belum pulang juga. Apalagi ponsel pria itu juga tidak aktif sejak tadi, Alya menunggu sambil sesekali mondar mandir dan mengomel sendiri merutuki Adrian. Terkadang ia mengalihkan kejengkelannya dengan menggulir layar ponselnya, membuka tutup beberapa aplikasinya. Tak jarang ia berdiri lalu melangkah menghentakkan kakinya menuju ke dapur lalu kembali lagi ke ruang tamu. Hingga akhirnya ia merasa lelah lalu merebahkan diri sambil membuka akun sosial medianya.  Adrian pulang satu setengah jam kemudian dan mendapati Alya tertidur di sofa. Ia merasa bersalah pada gadis itu karena tidak menepati janjinya. Apalagi beberapa saat setelah keluar kantor tadi ponselnya mati, ia lupa tidak mengisi daya. Akibatnya ia tidak bisa menghubungi Alya, apalagi saat ia keluar kantor Natasha sudah menunggunya di depan ruangan. Jadi mau tidak mau pria itu menuruti permintaan Natasha yang mengajaknya n
Read more

Bab 26

Setelah melakukan pertemuan dengan staf perencanaan dan dilanjut dengan pertemuan bilateral dengan calon investor, pria itu bersiap untuk pulang. Ia tidak lupa dengan janjinya kepada Alya untuk mengajaknya makan malam di luar.  Adrian melajukan mobilnya membelah jalanan, ia tak menyadari ada mobil sedan berwarna hitam mengikuti di belakangnya. Pengemudinya adalah Natasha, wanita itu merasa aneh dengan sikap Adrian padanya. Untuk itu dia berniat mencari tahu dengan mengikutinya. Mobil yang dikendarai Adrian berhenti sebentar di sebuah toko bunga. Pria itu memesan buket bunga untuk diberikan pada Alya. Atas saran dari si penjual akhirnya Adrian memilih buket bunga Krisan berwarna putih. Bunga Krisan dipercaya sebagai lambang dari cinta dan kasih sayang. Adrian meletakkan buket bunga itu di kursi samping kemudi, pria itu melanjutkan perjalanannya. Alya sudah menyambutnya di pintu depan saat mobil yang dikendarai Adrian
Read more

Bab 27

"Aku, aku saudara jauh Bibi Merline ibunya Adrian." Alya terpaksa berbohong dengan mengatakan dirinya adalah saudara jauh dari ibunya Adrian agar wanita di hadapannya ini tidak curiga. "Oh, begitu rupanya." Natasha menaikkan sudut bibirnya, ia tahu jika sebenarnya wanita di hadapannya ini sedang berbohong. Ia tahu betul siapa saja keluarga Hadinata, apalagi kemarin dirinya juga melihat kedekatan wanita ini dengan Adrian. "Sudah lama Adrian pindah ke tempat ini? Karena seingatku dulu dia tinggal di apartemen," Natasha bertanya sambil memandangi sekeliling ruangan. "Baru beberapa hari yang lalu." "Ba
Read more

Bab 28

Alya terbangun saat mendengar suara dering ponselnya, tangannya meraba meja yang terletak di sisi ranjang untuk meraih benda pipih itu. Dengan mata mengerjap untuk memulihkan penglihatan ia memeriksa siapa yang menelpon. Tertera nama Kakek Hadinata di layar ponselnya. ( Hallo, Kakek)  Dengan suara sedikit serak Alya mengangkat panggilan dari Kakek Hadinata. (Apa aku mengganggu kalian?) (Oh, tidak Kakek, tidak apa-apa) (Baiklah, aku hanya ingin bilang, bisakah kalian datang ke rumah hari Minggu besok?) (Oh, bisa Kakek, saya akan beritahu Adrian nanti) 
Read more

Bab 29

"Apa! Hamil?" Alya tak percaya dengan usulan yang diutarakan oleh Adrian. Pria itu sendiri hanya terkekeh melihat reaksi Alya, ia pun meninggalkan wanita itu menuju ke kamar setelah sebelumnya sempat mengacak rambut Alya. Alya berdecak sebal melihat kelakuan Alya, tetapi kemudian dia meraba perutnya. Ia ingat jika sempat memikirkan hal yang serupa beberapa waktu lalu. Dan sekarang Adrian berkata seperti tadi, meski dirinya tahu jika pria itu berkata dengan nada bercanda. Alya melamun hingga beberapa saat sambil tetap memegangi perutnya. Ia tak menyadari jika Adrian sudah berdiri di belakangnya dengan setelan jas yang rapi dan bersiap untuk berangkat kerja. Melihat Alya yang tak segera beranjak dari duduknya, pria itu memeluknya dari belakang. "Masih ada waktu untuk membuatmu bisa hamil." Bisik Adrian di telinga Alya yang membuat perempuan itu tersipu. "Ish, kamu kira bisa segampang itu. Yang sudah me
Read more

Part 30

Adrian merasa kepalanya pusing, setelah kepergian Natasha pria itu dihadapkan dengan masalah perusahaan. Dimulai dari investor yang beberapa waktu lalu ia temui ternyata batal untuk menjalin kerjasama dengan perusahaannya. Belum lagi masalah internal di bagian keuangan yang salah menginput data. Bisa dipastikan perusahaan mengalami kekacauan.  Untungnya masalah bisa segera diatasi, meski begitu Adrian berencana untuk melakukan evaluasi kerja lebih cepat untuk semua karyawannya.  Waktu sudah semakin sore, sudah waktunya untuk pulang kerja. Adrian masih membereskan berkas-berkas di mejanya saat ia mendengar bunyi pintu diketuk lalu kemudian dibuka. "Masih lembur, Bos." tanya David sambil memasuki ruangan Adrian. "Sebentar lagi mau pulang, ada apa?" Adrian menjawab pertanyaan David sambil tetap melanjutkan aktivitasnya. "Hari ini sungguh melelahkan, bagaimana kalau kita mi
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status