Home / Fantasi / Reborn Farmer to Richer / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Reborn Farmer to Richer: Chapter 61 - Chapter 70

72 Chapters

[61] Hari ketika - Menggoda Sang Pengawal

    [Mei Jiayi's Side]    "Hei, Jing Li, apa yang kau lakukan berdiri sendirian di sini? Tidak bersama Ran-ran?"    Jiayi baru saja berniat mengambil jus mangga ke arah dapur karena para pelayan sepertinya sibuk dan dia enggan menyuruh mereka. Tetapi, dia menemukan pengawal yang biasanya berada di samping Didi-nya itu berdiri dengan linglung di tangga rendah menuju kediaman samping.    Mengapa rasanya ia semakin sering melihat pengawal, yang dia sendiri mulai hafal namanya adalah Jing Li, tidak berada bersama dengan Ran-ran.    Ketika mendengar suaranya, pengawal itu buru-buru membungkuk ke arahnya dengan raut wajah bersalah, mungkin menyadari bahwa dia telah ketahuan tengah melamun.   "Selamat sore, Nona. Tuan muda sedang berbicara dengan Kepala Fang. Tidak baik jika saya ikut menguping jadi saya menyingkir sejenak."  &n
Read more

[62] Hari ketika - Manisan Haw

    "Kakek Chu, lihat aku membawa seorang teman untuk menemuimu! Bukankah tidak apa-apa?"    Pria tua yang tengah duduk di kursi taman, sama seperti hari biasanya, masih dengan tongkat di tangan kirinya, ia segera tersentak dari lamunan ketika suara riang ini masuk ke dalam pendengarannya. Ia belum lama mengenal pemilik suara ini, tetapi ia sudah sangat hafal di luar kepala.    Di sebelah kanannya, bocah yang ia kenal disebut dengan Houran atau Ran-ran itu berlari hingga terengah-engah, dan ada seorang bocah lain yang mengikuti di belakangnya, tampak tenang dan santai.   Kakek Chu hanya bisa tertawa kecil, "apakah kau sangat bersemangat untuk mengenalkan teman barumu padaku?"   Bocah yang kini berdiri sampingnya itu mengangguk dengan penuh semangat, "tentu saja! Kakek, ini adalah Fan Lihuan, dan Huan-huan ini adalah Kakek Chu, dia tinggal di kawasan ini, tetapi aga
Read more

[63] Hari ketika - Ide Masuk Sekolah

"Mengapa mendadak sekali kau ingin bersekolah, Ran-ran?"  Mereka baru saja sarapan bersama, Mu Qixuan duduk di ujung meja menempati posisi kepala keluarga, Jiayi di sebelah kirinya, dan Houran bersama Fan Lihuan di sebelah kanan. Suasana tampak damai karena mereka memang tidak suka berbicara sembari makan.  Tetapi, tepat ketika para pelayan baru saja menyinggahkan piring dan sisa makanan, kemudian menempatkan buah-buahan segar di atas meja. Houran mulai berbicara tentang keinginannya untuk bersekolah.  "Aku ingin merasakan suasana di sekolah umum dan Huan-huan juga harus mendapat pendidikan. Bukankah itu bagus?"  Jiayi melirik saudara laki-lakinya yang belum berbicara. Dia mengupas jeruk dan meletakkannya di depan Houran juga Fan Lihuan.  Kemudian dia mulai berbicara, "tetapi mengapa tiba-tiba sekali? Darimana kalian mendapatkan ide untuk bersekolah?"&nbs
Read more

[64] Hari ketika - Persiapan yang Rumit

  "Dage sudah menemukan sekolah yang tepat untukku, begitu cepat?!"    Mu Qixuan mengangguk dengan tenang ke arah Ran-ran yang masih memiliki Bubu di pelukannya, dan juga Fan Lihuan yang mengusap telinga anjing yang tampaknya mulai tertidur itu.    Kemarin, setelah mendengarkan permintaan dari Ran-ran, dia segera sigap meminta sang sekretaris, Jiang Xu untuk meneliti mana sekolah yang sekiranya tepat dengan keinginan adiknya tetapi juga tetap memenuhi standar yang ia tetapkan.   Ia tidak ingin sekolah kumuh, atau tertinggal hingga menyebabkan sistem pendidikan yang tidak semestinya. Kualitas pendidikan untuk anggota keluarga Mei harus tinggi meskipun dari sekolah yang biasa.    Houran segera meletakkan Bubu di pangkuan Fan Lihuan, menyebabkan anjing itu ingin menggonggong tidak terima, dan tetapi itu terhenti karena usapan lembut di kepalanya.   
Read more

[65] Hari ketika - Persahabatan Kedua Paman

    Jing Li pergi ke dapur kali ini untuk mengambil susu coklat untuk Tuan muda-nya, tetapi dia menemukan kepala pelayan termenung di meja makan. Seakan-akan, pihak lain sedang memikirkan sesuatu yang berat. Dan Jing Li yang memiliki keluhan yang sama tidak bisa menahan diri untuk menyapa pihak lain.   "Paman, apa yang kau lakukan melamun sendirian di sini?" Tanyanya sambil menarik kursi di sebelah pihak lain.   Paman Li yang tengah melamun itu tersentak ketika mendengarkan suara orang lain, dia segera tersenyum dan bertanya balik, melirik ke arah botol susu di tangannya, "mengambil susu coklat untuk Tuan muda?"    Jing Li mengangguk, "stok di kamarnya habis."    "Ah, benar. Para pelayan pasti lupa menambahkan stok susu di kamar Tuan muda, dan lagi aku tidak mengingatkan mereka juga." Sahut Paman Li dengan Lesu.    "Tampaknya Paman sedang
Read more

[66] Hari ketika - Datang ke Sekolah

  "Belajarlah dengan baik, dan pulang dengan cepat. Kepala Fang akan menunggu di gerbang sebelum jam pelajaran selesai. Segera pulang, atau panggil saudara jika kalian harus melakukan sesuatu lebih dahulu."    Houran dan Fan Lihuan mengerti suasana hati Mei Jiayi ketika ia terus mengatakan hal ini, bahkan saat itu entah kali ke berapa dia mengulanginya. Saat tengah di dalam mobil, mereka lelah untuk menganggukan kepala setiap kali menanggapi pesan-pesan dari Jiayi.    Houran mengangguk lagi saat ini, dan tidak bisa menahan diri untuk mendorong Jiayi segera pergi. Tetapi sebelum itu, dia harus mengatakan tentang hal yang menganggu pikirannya.    Dia memegang lengan saudarinya, "Jie jie, bisakah jika aku meminta Kepala Fang untuk menunggu sedikit lebih jauh dari gerbang?"   "Mengapa?" Jiayi tidak bisa merasa heran untuk hal ini.    "Aku tidak ingin
Read more

[67] Hari ketika - Harus di Hormati

    Kecanggungan yang jatuh di sekitar tempat duduk mereka segera mengundang rasa ingin tahu dari siswa lain di dalam kelas itu. Beberapa tampak melihat secara langsung, sementara beberapa yang lain tampak berpura-pura melirik atau mencoba meraih sesuatu yang jatuh.    Yangxu, tampak gugup di antara mereka, dia berbisik sebentar, "ini ... Mengyia, mereka masih anak baru, jadi sulit untuk menjadi dekat begitu tiba-tiba."    Gadis itu, Mengyia, yang seluruh wajahnya memerah dan tampak akan meledak kapan saja tiba-tiba mengulas senyuman, dan merapikan rambut ke belakang telinganya, "ah, benar, itu adalah kesalahanku. Lihuan pasti sangat tidak nyaman dengan hal ini."    Melihat tingkahnya yang jelas-jelas tengah mencoba untuk menggoda pihak lain, Houran berbalik dan menatap Fan Lihuan yang masih menunduk dan mengamati buku yang entah sejak kapan berada di tangannya.  &nbs
Read more

[68] Hari ketika - Sepulang Sekolah

    "Tuan muda, Huan-huan, bagaimana hari pertama kalian di sekolah? Menyenangkan? Apakah kalian mendapatkan teman baru yang banyak?"    Kepala Fang masih mengemudi dengan satu tangan, dan berusaha mencari bahan obrolan dengan keduanya. Sedangkan kedua bocah di kursi belakang saling menatap canggung, tidak mungkin mereka mengatakan yang sebenarnya.    Hari pertama mereka sudah di bumbui dengan perkelahian, meskipun itu adalah Fan Lihuan yang mengalahkan mereka, dan Geng Baigu itu berlari sambil mengancam mereka untuk membalas dendam.    Fan Lihuan tidak ingin mengatakan apa-apa, dan itu berarti bahwa Houran yang harus angkat bicara.    Dia bersiap sejenak dan segera menerbitkan senyum cerah di wajahnya, "hari pertama kami sangat menyenangkan, Fan Lihuan juga sangat disukai karena di tampan."    Kepala Fang tertawa sambil melirik
Read more

[69] Hari ketika - Keputusan Orang Tua Mei

  Houran tidak pernah menduga bahwa apa yang menunggunya di rumah adalah dua sosok yang sebelumnya membuat dia sedih dan hampir menyerah jika mereka benar-benar ingin berpisah satu sama lain, dia sudah ingin menyiapkan beberapa sikap jika pada akhirnya mereka berdua memberikan keputusan perpisahan itu.    Dia tidak tahu bahwa mereka akan mengambil keputusan begitu cepat.    Fan Lihuan juga menatap kedua orang ini, dan melihat dari kemiripan di antara mereka dengan bocah yang berada di sampingnya, tidak sulit untuk menebak siapa mereka. Ia segera melirik sosok di sebelahnya yang tertegun, dan wajah itu menunjukan kesedihan yang samar.    Nyonya Mei menjadi yang lebih dahulu mendekat dan meraih bahu putranya, "Ā mu mendengar ini hari pertama Ran-ran pergi ke sekolah, apakah itu menyenangkan?"    "Um." Houran mengangguk.    "Maaf, karena kami be
Read more

[70] Hari ketika - Sebuah Keluarga

  "Jadi, paman telah mengakui semuanya?"    Mu Qixuan menatap kedua orang tuanya dan mencoba untuk menegaskan, setelah mereka semua berkumpul di meja makan dan menunggu keduanya untuk menceritakan asal mula mengapa akhirnya mereka mengurungkan niat untuk berpisah.    Nyonya Mei menjadi yang menanggapi pertanyaan itu, "benar, kami berpisah sejak meninggalkan rumah ini hari itu. Aku terlalu cemas memikirkan kemana Ran-ran pergi, dan ayahmu untuk pertama kalinya akhirnya merasa takut bahwa ia mungkin akan kehilangan sesuatu yang sangat penting. Kami sama-sama memiliki kecemasan masing-masing saat itu. Kami tidak bisa berpikir jernih."    Ada jeda sejenak.    "Bahkan aku sudah menemui pengacara, memutuskan mengambil hak asuh atas Ran-ran. Saat itu, Ā mu menemui satu kesulitan, jika aku membawa Ran-ran, maka itu memisahkannya dari saudaranya. Aku merasa tindakan ini jelas
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status