Harga dirinya serasa diinjak. Dalam pandangan Dewa, dia tak mampu bekerja untuk mencukupi hidupnya. Begitukah? Alasan Dewa memberikan uang yang dianggap anak jalan itu banyak? Lagi-lagi Ovan salah paham. Dia buta, tak mampu membaca ketulusan hati Dewa nan mulia, apalagi membaca, mengejanya saja dia tak sanggup. Tapi tak mungkin jua dia terlantarkan uang itu begitu saja. Sudah tahu ada riski, tak indah jika ditolak, sekali pun harga dirinya harus serasa dijatuhkan oleh sang pemberi. Dengan perasaan berat sekali, akhirnya dia gunakan uang itu dan dia berjanji suatu saat nanti akan mengganti uang yang pernah digunakannya. Entah kapan, tapi pasti kelak dia akan mengembalikan. Dia bukan tipikal pecundang yang suka direndahkan harga dirinya. Uang itu digunakan untuk membuka usaha dagang kecil-kecilan, dari pisang goreng, ketela goreng, tempe goreng, pokoknya semua jenis gorengan. Ovan membeli nampan sebagai modalnya berdagang keliling. Masih banyak uang yang tersisa, na
Baca selengkapnya