Semua Bab Pernikahan Ketiga: Bab 31 - Bab 40

43 Bab

31.Pengumuman Pemenang

 “Oh iya sampai lupa ... Kay kenalkan ini yang namanya Mas Aldo sekaligus pacar aku, dan sebentar lagi aku akan menikah denganny.”“Mas, ini teman baruku namanya Kayra.” Lintang memperkenalkan Kayra dengan senang hati.Aldo mengulurkan tangannya ke arah Kayra, tetapi gadis cantik hanya menangkupkam kedua tangannya.“Maaf Mas!”“Oh tidak apa-apa, saya mengerti kok,” sahutnya tersenyum ramah. Aldo sesekali melirik ke arah Kayra, dia lun sebenarnya merasa risih, tetapi acara sebentar lagi akan selesai, hanya tinggal pengumuman lima besar pengusaha muda yang berprestasi di bidangnya.Setelah kata sambutan dari berbagai pihak, kini acara puncaknya yaitu pengumuaman lima kandidat yang berhasil mencuri perhatian para juri yang sudah berpengalaman.“Baiklah para tamu undangan sekalian, kini tiba waktunya untuk membacakan lima orang pengusaha yang telah berprestas
Baca selengkapnya

32. Pesona Kayra

Sekarang kita punya wajah baru yang bisa mengalahkan seorang Rifaldo Putera Erlangga, dan selamat untuk para pemenang lainnya,” ucap panitia itu. Tak lama kemudian Ibu Lina Yulianti pun datang dan memberikan piagam penghargaan kepada masing-masing pemenang.Ibu Lina tersenyum saat melihat mereka yang ternyata dua-duanya menjadi juara di hati para pengusaha.“Wah kalian kompak selalu, sudah saya bilang kalian ini memang jodoh, selamat ya soalnya tadi kata Meisya kalian sudah tunangan, ayuk klarifikasi biar orang semua tahu, jangan sampai tunangan kamu di ambil orang,” jelasnya tersenyum.“Loh kok Ibu kenal dengan Meisya?” tanya Kayra penasaran.“Ya iyalah kenal dia kan keponakan saya!”Seketika mereka berdua saling berpandangan dan lagi-lagi Bu Lina menggodanya.“Ayuk, nak Malik silakan beri kata sambutan dan sekalian memperkenalkan calon istrimu!”“Kurang
Baca selengkapnya

33. Pulang

“Ter buktikan kamu menatapku dengan penuh arti atau jangan-jangan kamu sudah mulai menyukaiku atau sudah jatuh cinta, apa aku benar, Kayra?” ledeknya sembari menatap wajah cantik itu dan tersenyum.Kayra tiba-tiba sadar dia langsung berdiri dan mengambil penutup kepalanya dan bersikap acuh kepada Malik.Setelah selesai memakai jilbab, lalu membuka pintu kamar lebar-lebar dan menyuruh Malik keluar dari kamar.“Maaf, silakan keluar aku mau istirahat!” ucapnya tegas.Seketika Malik bingung dengan tingkah Kayra yang tidak terlalu menanggapi hal yang barusan terjadi, seolah-olah hanya angin lalu saja.Malik merasa baru kali ini pesona ketampanannya tidak mempengaruhi seorang wanita yang di hadapannya.Biasanya setiap wanita yang datang menghampirinya malah ingin mencari kesempatan untuk bisa berdekatan apalagi bisa bermalam walau sehari saja, tetapi Malik bukanlah pria seperti itu.Dia sangat menghormati wanita, bah
Baca selengkapnya

34. Bertemu Bayu

 “Neng Kayra, kemarin Papah Neng telepon dan menanyakan kabar Neng dan saya juga memberitahukan kejadian itu, dan beliau meminta saya mencari tahu tentang orang itu Neng,” jelas Pak Dirman sambil menyetir.“Oh ya, apa yang Bapak dapat?” tanya Kayra menjadi penasaran.“Dia itu  pemilik perusahaan PT. Husaini Corporation yang ada di Surabaya ini, dan dia masih bujang, perjaka ting-ting, usianya baru tiga puluh satu tahun tetapi sudah banyak prestasi yang dia dapat.“Namun yang Bapak bingung adalah, tidak ada satu pun yang tahu tentang keluarganya, apakah dia masih mempunyai orang tua atau tidak, bahkan saudara atau keluarga lainnya tidak pernah dia singgung,” jelasnya bingung. “Masa begitu banyak karyawannya tidak ada satu pun yang tahu tentang keluarganya, Pak?” tanyanya penasaran. “Nah itu dia Neng, yang masih menjadi
Baca selengkapnya

35. Mencari Bukti Masa Lalu

“Bagaimana ini Pak, Kay sangat bingung siapa orang yang sudah membuat masalah ini, tidak ada asap kalau tidak api.” Kayra memikirkan perkataan Bayu barusan.“Kalau menurut Bapak, ada baiknya Neng Kayra bertanya kepada Tuan Bima, sepertinya memang ada sangkut pautnya dengan masa lalu Tuan saat masih muda seperti Neng Kayra gini.”“Siapa tahu ini runtutan balas dendam orang itu untuk menghancurkan keluarga Tuan, bisa sakit hati, atau semacamnya,” jelas Pak Dirman bersemangat.“Memang Pak Dirman nggak tahu masa lalu Papi?”“Bapak kan orang baru Neng baru sepuluh tahun bekerja sama Tuan, tetapi saya pikir omongan mas Bayu itu ada benarnya.”“Mungkin Tuan tidak ingin membahasnya lagi karena ingin melupakannya luka yang teramat dalam,” jelasnya lagi.“Baiklah Pak, yang Pak Dirman katakan ada benarnya juga, Papi pasti menyembunyikan tentang masa lalunya yang  beliau
Baca selengkapnya

36. Kesembuhan Bu Laras

Sementara itu masih dalam perjalanan Kayra begitu cemas dengan keadaan Bu Laras. Dia pun meminta Pak Dirman sedikit melajukan mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit jiwa.Tak lama kemudian setelah dua puluh menit berlalu akhirnya mereka sampai di tujuan. Kayra dengan cepat turun dari mobil dan berlari kecil menuju kamar Bu Laras.Namun saat sampai di sana dia tidak ada hanya mendapati kamar yang berantakan, tetapi juga bekas cairan berwarna merah itu masih menempel di dinding.Seorang perawat lalu menghampiri Kayra saat melihatnya di depan pintu kamar Bu Laras.“Mbak Kayra!” panggilnya Kayra menoleh dan melihat Suster itu berlari kecil menghampirinya.“Untung Mbak Kayra datang, Bu Laras sedang ditangani dokter Mbak, mari ikut saya,” ucap perawat itu dan Kayra mengikutinya.“Apa yang terjadi Bu Laras, Sus?” tanya Kayra panik.“Entah kenapa dia kembali histeris dan mencoba membenturkan kepalanya ke dinding , untung ada pasien lain yang melihatnya, kami pikir orang itu bercanda te
Baca selengkapnya

37. Kepanikan Malik

Sudah kelima panggilan Malik menghubungi Dokter Ridwan tetapi masih di luar jangkauan. Sebisa mungkin Malik melajukan mobilnya untuk sampai di rumah saki jiwa itu.“Ibu, maafkan Malik, sebentar lagi Malik akan sampai tunggu ya Bu.”“Ini semua gara-gara wanita itu, dia sengaja menghilang dariku.”“Kamu tidak bisa lari begitu saja Karya, aku akan selalu menjadi bayanganmu di mana saja kamu berada,” teriaknya di dalam mobil sambil memikul-mukul setir kemudinya.“Tunggu dulu, kenapa aku jadi kesal, kenapa malah aku yang merasa ... kehilangan?”“Ah tidak, mana mungkin ini ... tetapi kenapa malah aku sepertinya kehilangan dia?” “Ayolah Malik fokus dengan balas dendammu, jangan bilang kalau kamu mulai ada rasa ... Cinta?”“Ah ... sial,” umpatnya lagi.Entah apa yang terjadi pada dirinya sendiri, padahal dia sangat membenci Kayra, tetapi sikap cuek dari Kayra itu sudah membuatnya marah.Biasanya dia tidak pernah dicuekin oleh gadis mana pun, mereka akan tunduk di pelukan Malik, tetapi wa
Baca selengkapnya

38. Cantik Itu Kayra

“Ya Allah semoga bukan hal yang buruk,” ucapnya lagi.[Halo ya Dok, Ibu saya nggak apa-apa kan Dok, soalnya saya masih mencarinya tetapi belum ...][Maaf Pak Malik, saya dengan Suster Mira untuk kantong darah sudah kami penuh, jadi Mas nggak usah cari lagi, ada pendonor yang bersedia mendonorkan darahnya.][Alhamdulillah, yang benar Sus?][Iya Mas, sekarang Mas bisa kembali ke rumah sakit, dokter sedang mengoperasi Bu Laras dan mudah-mudahan bisa kembali pulih][Terima kasih Suster, saya akan kembali ke sana][Sama-sama Mas, selamat siang][Selamat siang, Sus]Setelah memutuskan sambungan teleponnya Malik bersujud syukur tidak henti-hentinya, karena masih ada yang mau mendonorkan darahnya untuk ibunya sendiri.“Ya Allah terima kasih Engkau telah mengabulkan permintaan hamba ini, dan aku akan menepati janji untuk memberikan apa yang dia minta, apa pun.”“Aku harus berterima kasih dengan orang itu dan memberikan hadiahnya.”Dengan perasaan sedih dan bahagia, Malik segera melajukan
Baca selengkapnya

39. Benci Bilang Cinta

Malik menatapnya kembali, sepertinya dia tidak bosan memandangi wajah itu yang jelas-jelas ingin membalaskan dendam untuk ibunya.Merasa dicuekin, dengan kejahilannya Kayra sengaja memasukkan jari kelingking Malik ke dalam gelas plastik itu yang masih panas. Seketika dia pun tersadar saat jarinya terasa panas.“Augh apaan sih? Panas tahu!” hardiknya kesal sambil meniup-niup jarinya yang terasa seperti terbakar dan berubah menjadi kemerahan.“Makanya jangan melamun di rumah sakit apalagi rumah sakit jiwa , bisa diciduk dan dimasukkan ke dalam kamar, nih ambil,” jawab Kayra menakut-nakuti Malik dan memberikan minuman itu ke tangannya.“Augh ... panas Markonah!” teriak Malik kembali sambil mengibas-ngibaskan tangannya.“Apa, coba kamu bilang lagi siapa namanya, istri kamu ya?”“Lagian kenapa kamu bengong seperti itu, nggak dapat jatah malam sama istri di rumah?” tanyanya asal sambil meniup-niup minuman itu dengan bibirnya yang seksi menurut Malik. Malik tetap saja mencuri pandang ke
Baca selengkapnya

40. Cerita Masa Lalu

“Elo ke mana saja sih, sudah banget di hubungi, dan sekarang baru elo baca pesan gue, sungguh terlalu!” teriak dari Adi sahabatnya itu dengan geram.“Sory Bro, gue sekarang ada di rumah sakit jiwa tempat nyokap, jadi nggak gue sibuk cari donor darah, nggak lihat kalau banyak pesan masuk,” kilah Malik pelan.“Terus bagaimana keadaan nyokap, kenapa nggak kasih kabar kalau elo buruh donor darah, elo lupa sama gue?” “Bukan begitu Bro, gue panik dan lupa kalau elu kan yang menghandle kerjaan gue, sorry banget ya.”“Oke, nggak masalah yang penting semua baik-baik saja, tetapi ada yang mau gue omongin selain kerjaan.”“Apaan?”“Begini waktu elo menghadiri seminar di Surabaya, kata Winda sekretaris elo ada seorang bapak tua yang mencari elo, tetapi dia tidak menyebutkan namanya.”“Gue sudah lihat dari CCTV , mungkin saja elo pernah bertemu dengan orang itu, walaupun dia memakai masker, pasti ya dari bentuk fisiknya siapa tahu elo kenal.”“Oh ya, apa yang dia tanyakan?” “Kata Winda dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status