Raut wajah Nila terlihat berubah, setelah melihat ponsel yang ku ulurkan."Bener-bener lampir emang ya si Widia itu, gak terima gue Sif." Omel Nila."Nil. Mau gak bantu Aku?" Tanyaku sambil menatap lekat Nila."Bantu apa?" tanya Nila."Menyelidiki kasus ini. Harus sampai tuntas," ucapku."Kan dari kemarin yang semangat Aku, Sif. Kamu sama Aris malah kayak gak niat," ujar Nila sambil memanyunkan bibirnya."Ya udah ayo, sekarang Aku udah semangat 45.""Kemana?" tanya Nila."Ke toko kue. Kita cari tahu. Yuk," ajakku."Oke, ayo. Cuss!"----"Bener ini alamatnya?" tanya Nila."Iya bener, ini nama tokonya. Yuk, masuk Nil!"Aku dan Nila bergegas turun dari mobil. Beruntung sekali, pemilik toko sedang berada di sana. Aku langsung mengutaran maksut kedatanganku.Kami di ajak masuk ke ruangannya, dan memutar cctv, Aku masih mengingat tanggal kejadian kemarin.Terlihat di cctv, perempuan be
Read more