Beranda / Romansa / Hurt You / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Hurt You: Bab 21 - Bab 30

55 Bab

Peringatan Bima

Lampu hijau yang diberikan membuat Billy lupa diri, menyentuh Zee seakan tidak puas hanya dengan satu kali sentuhan. Zee sendiri menikmati setiap sentuhan yang diberikan Billy dan memang hanya dia satu – satunya pria yang menyentuh dalam serta melihat tubuhnya tanpa busana, suara desahan memenuhi ruangan ini atas apa yang mereka lakukan. Billy tidak pernah merasakan nikmatnya berhubungan seperti saat ini, bersama Tyas hanya sekedar memasukkan tanpa merasakan apa pun sama sekali.Suara teriakan menandakan mereka mencapai klimaks dan Billy membiarkannya keluar di dalam dengan sedikit berharap akan hadirnya bayi kecil dari hubungan mereka ini, wajah lelah Zee membuat Billy menariknya masuk ke dalam pelukan tanpa melepaskan penyatuan mereka dan tidak lama kemudian deru nafas pelan serta teratur terdengar menandakan bahwa Zee telah tidur dalam pelukan Billy.Pembicaraan dengan Mili tadi sedikit membuat Billy berpikir apa yang dilakukannya benar atau tidak, rencana unt
Baca selengkapnya

Keinginan Pisah

Terbangun dengan tubuh lengket karena apa yang diperbuat bersama Billy membuat Zee beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan cairan yang melekat ditubuhnya, Zee tidak membayangkan akan sejauh ini bersama Billy dan seketika sadar akan apa yang akan dirinya hadapi nanti ke depan bersama Billy. Keluar dari kamar mandi tidak melihat keberadaan Billy dengan perut laparnya menuju ke dapur untuk memasak makanan yang akan dimakannya, bunyi pintu dibuka membuat Zee melangkah mendekat pintu di mana Billy masuk dengan membawa tas yang pastinya berisi baju.“Aku akan tinggal disini” Zee hanya mengangguk mendengar perkataan Billy “kamu memasak apa?.”“Pasta yang sederhana karena memang malas masak yang susah, kamu sudah makan?.”Billy mengangguk “tadi sama ayah” sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar.Zee sendiri memutuskan tetap membuatkan untuk Billy berjaga jika menginginkan makan, sepertinya tubuh Ze
Baca selengkapnya

Sikap Tania

Kedatangan Tania tidak diprediksi sama sekali di mana Zee langsung mendorong Billy sehingga penyatuan mereka terlepas dengan terpaksa, diambilnya baju miliknya yang berserakan dengan membawa ke dalam kamar dan tidak peduli bagaimana nasib Billy, sedangkan Billy sendiri langsung mengambil pakaiannya dan digunakan depan Tania saat itu juga. Mereka berdua duduk dihadapan Tania yang memandang tajam membuat Zee tidak berani menatapnya begitu juga dengan Billy, kejadian yang benar – benar tidak terduga antara malu dan tidak enak terhenti di tengah – tengah. “Sejauh mana hubungan kalian?” Tania masih memandang tajam yang membuat Zee semakin menunduk “jawab mami, Zee.” “Saya dalam waktu dekat akan melamar Zee secara resmi” Billy membuka suaranya membuat Tania mengalihkan pandangan ke arahnya yang membuat Billy menelan saliva kasar. “Billy, kami semua tidak pernah membencimu sama sekali dan kami semua tahu apa yang akan direncanakan ibu kamu itu jadi bisakah rencanamu
Baca selengkapnya

Nasehat Lagi

Zee mencoba tidak peduli dengan kata – kata Tania karena fokusnya saat ini adalah acara sosial untuk anak – anak membutuhkan, terlalu sibuk dengan Billy membuat Zee melupakan agenda penting jika saja tidak dihubungi Indah untuk menyelesaikan yang belum dikerjakan. Zee masuk ke dalam ruangannya yang berada di lantai atas dan langsung melihat persiapan yang dilakukan oleh timnya, memeriksa beberapa bagian setelah kemarin diberitahu oleh Indah. Dari jarak jauh tampak beberapa pria berdiskusi yang membuat Zee tidak ingin terlibat di dalamnya, tepukan di bahu membuat Zee mengalihkan pandangan di mana ada Boy yang berdiri disampingnya. “Masalah apa sampai kamu seperti ini?” Boy membuka pembicaraan “karena anak Om Bima?” Zee memandang terkejut “aku tahu karena pernah mengalami masa – masa sulit meski tidak secara langsung seperti Rere dan Nisa karena saat itu mereka belum bersatu.” “Aku bingung apa yang harus aku lakukan saat ini.” “Kamu mencintainya?” Zee memandang
Baca selengkapnya

Memancing

Zee menatap malas pada Billy ketika mendengar kata – kata tersebut, tidak tahukah bahwa saat ini dirinya ingin menyendiri tidak ingin mendapatkan gangguan. Ketukan pintu membuat Zee bernafas lega di mana Indah masuk menginginkan Zee untuk turun ke bawah membicarakan perkembangan dari acara, tanpa menunggu waktu Zee akhirnya keluar setelah menyuruh Billy keluar terlebih dahulu dari ruangannya. Zee menatap beberapa orang yang menunggunya dengan segera ikut terlibat dalam pembicaraan di mana Billy ikut serta, namun bukannya terlibat dalam pembicaraan yang dilakukan hanya memandang Zee dan sedikit membuatnya tidak nyaman. “Tidak ada kerjaan lain yang kamu lakukan selain memandangi aku?” Zee menatap malas pada Billy yang saat ini duduk berdua karena pembicaraan mengenai acara telah selesai. Billy menggelengkan kepala pelan “bisakah kita kembali keruangan kamu?” Zee langsung menggelengkan kepala “melakukan di ruangan kamu rasanya akan menyenangkan” mengedipkan matanya memb
Baca selengkapnya

Tyas Cadangan

Billy menatap penuh dengan emosi apa yang terjadi dihadapannya, Rahud tidak menyadari perubahan emosi pada Billy. Berdiri meninggalkan Rahud yang masih bertahan di cafe milik Zee tidak dipedulikan sama sekali oleh Billy, tujuannya saat ini adalah apartemen miliknya yang diyakini jika Tyas masih berada di sana. Billy membutuhkan pelampiasan atas semuanya, memasuki apartemen miliknya yang tampak sepi semakin membuat Billy kesal, diambil ponsel menghubungi Tyas untuk segera mendatanginya tapi sayang nomer Tyas tidak bisa dihubungi dan hal ini semakin membuat Billy kesal. Billy mencoba untuk menenangkan diri tapi setelah sekian lama tidak bisa sama sekali, beberapa kali dirinya merasa tidak tenang memikirkan apa yang dilakukan oleh Zee. Ponselnya berbunyi di mana nama Tyas muncul yang langsung diangkatnya dan sayangnya Tyas tidak bisa menemui dirinya karena sang suami sudah pulang, tapi berjanji akan mencoba untuk datang ke sana jika memang bisa. Perkataan Tyas ini tidak dihirau
Baca selengkapnya

Kejutan Tyas

Tyas  memandang wajah Billy setelah mengatakan hal tersebut untuk mencari kesungguhannya, membelai wajah Billy seakan menenangkannya tanpa melepaskan gerakan bagian bawah mereka yang sedang bersatu. Billy mendapatkan serangan seperti ini tidak tahan dan semakin dalam menggerakkan miliknya yang berada di dalam milik Tyas, seakan melupakan perkataannya tadi dan fokus dengan satu tujuan yaitu mencapai kenikmatan secepatnya. Tyas tidak memberikan Billy istirahat sama sekali dengan mempercepat gerakan penyatuan mereka hingga mencapai klimaks secara bersamaan, Billy menindihi Tyas setelah mencapai klimaksnya yang langsung dipeluk erat dengan membelai punggung Billy pelan. “Sebenarnya aku dalam proses cerai dengan bantuan ibu kamu agar proses berjalan lancar.” Billy menatap Tyas mencari kesungguhan yang diangguki “apa yang ibu perbuat?.” “Mencarikan pengacara terbaik agar memudahkan semuanya dan alasan kenapa aku ingin bercerai” Billy mengernyitkan dahi “ibu da
Baca selengkapnya

Kedatangan Billy

Erland menatap lekat Zee saat mengatakan hal itu, dirinya bukan tidak senang hanya saja berada diantara dua orang yang akan menikah bukanlah keinginannya. Erland mencintai Zee sejak pertama kali melihatnya tapi dirinya sadar diri akan statusnya yang seorang duda, meski Erland tahu kedua orang tua Zee tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. “Aku yang tidak mau karena kamu menikahi dia bukan aku” membelai wajah Zee pelan “jika kamu merasa tidak cocok dengannya hentikan ini semua karena kamu sendiri yang terluka kecuali jika kamu mencintai pria itu.” Zee terdiam mendengar perkataan Erland, mungkin benar adanya benih – benih cinta sudah timbul dalam diri Zee saat ini dimana tidak pernah disadarinya. Menatap Erland yang saat ini sedang menatapnya lembut membuat Zee sadar untuk tidak mempermainkan perasaan pria yang telah berbuat baik pada dirinya dan keluarga, bahkan sudah dianggap keluarga sendiri oleh orangtuanya. “Lantas apa yang harus aku lakukan, mas?.”
Baca selengkapnya

Rasa Bersalah

Billy diam membisu atas apa yang dirinya lakukan pada Zee, bahkan saat Zee menatapnya tajam dimana tangannya masih bergetar setelah menampar wanita dihadapannya. Zee berteriak kembali membuat Billy dengan terpaksa memenuhi permintaannya, menutup pintu kamar Zee dan langsung terduduk saat mendengar suara tangisan didalam. Billy tidak menyangka akan dengan mudah melakukan hal ini, dimana menampar Zee yang bahkan tidak ada dalam rencananya. Billy tahu jika hubungan mereka atas dasar membayarkan dendam ibunya pada keluarga ini, suara tangisan Zee akhirnya terhenti membuat Billy bernafas lega dan memutuskan untuk keluar dari rumah ini menuju tempat kerjanya. Dalam perjalanan dimana suara tangis Zee memenuhi telinganya berkali – kali dan juga tanpa sadar sering menatap tangan yang digunakan untuk memukul Zee tadi, mereka belum menikah tapi Billy sudah sejauh ini memperlakukan Zee dan sudut hatinya terasa sangat sakit. “Hallo, sayang.” Billy menatap Tyas yang sudah
Baca selengkapnya

Perjanjian Pra Nikah

Zee termenung dikamarnya masih tidak menyangka bahwa Billy mampu melakukan hal itu, lantas kehidupan pernikahan macam apa yang akan mereka lalui jika nantinya benar -  benar akan menikah. Pernikahan yang Zee jalani hanya untuk pembalasan dendam dan belum sah sudah ditampar pipinya oleh Billy, memutuskan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum berangkat ketempat anak – anak tidak mampu dan lanjut ke cafe nantinya. Tidak ada yang menemani Zee karena memang ketiga sahabatnya sedang sibuk mengurus hal pribadinya, hal ini bukan hal utama karena mereka sering seperti ini jika dulu mereka masih bisa bersama tapi seiring bertambahnya usia dan kesibukan membuat mereka membagi waktunya. Berada di lingkungan anak – anak ini membuat Zee selalu banyak bersyukur karena kehidupannya masih jauh lebih baik dibandingkan mereka, tempat perusahaan sang papi tidak pernah memberitahu mengenai masalah ini pada banyak orang karena Zee mencari donatur seorang diri tanpa membaw
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status