All Chapters of Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian: Chapter 61 - Chapter 70

294 Chapters

Kupu-Kupu Hitam

Dia bangun dari tidur gelisahnya setelah semalaman Hayden menyiksanya dengan serangga yang bersarang di kepalanya. Sekuat apapun dia, itu tidak membantunya sama sekali dalam menahan sakit kepala dahsyat. Yang rasanya seperti menyuguhkan otaknya digerogoti gigi tajam yang kecil. Akibat sakit kepalanya, tubuhnya ikut merasakan sakit yang parah seolah tulangnya diremukkan.Meskipun dia bisa keluar masuk penjara dengan berubah menjadi kupu-kupu seperti yang telah ia lakukan sebelumnya, ia tetap tidak  bisa lepas dari genggaman Hayden karena ia masih  memiliki cincin sialan itu. Ia harus segera kembali ke penjara itu setiap kali ia merasakan aura Hayden berada di sekitar penjara bawah tanah.‘Eurgh!’Pernah sekali ia mencoba melawan Hayden dan Raymon dengan kekuatannya demi merebut cincin sialan itu untuk membebaskan dirinya. Namun ternyata, Hayden memiliki cincin lainnya dengan fungsi yang sama. Harusnya dia paham kalau Hayden adalah orang lici
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

Cara Menghasilkan Uang

Fuschia segera mencekeram lengan tebal Dylan setelah mendengar suara pengawal di luar ruang ganti. Dia tidak ingin pria itu tiba-tiba menghilang lagi seperti sebelumnya.Dylan memandangi pergelangan tangannya. Sungguh lucu melihat tangan semungil ini mencoba menahan lengannya.“Ya? Di sini baik-baik saja. Memangnya ada apa di luar sana?” Fuschia mengencangkan nadanya demi menutupi getaran suaranya.“... Tidak ada apa-apa, Yang Mulia. Hanya saja, kami pikir telah terjadi sesuatu karena anda tidak segera keluar dari ruangan. Kami hanya mengkhawatirkan anda, Yang Mulia.”“Ohoho, tidak ada yang perlu kalian khawatirkan karena aku bersama pelayanku. Kami tengah bersenang-senang berdandan. Tunggu saja.”“Siap, Yang Mulia!” Ucap tegas kedua pengawal yang kemudian menghentakkan kaki dengan keras sebelum berlalu.Ketika suara langkah kaki para pengawal terdengar telah menjauh, Fuschia bisa bernafas lega
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

Cara Menghasilkan Uang (2)

“Kalau begitu, maukah kau membuat kesepakatan denganku, Tuan Andre?”Untuk orang sepertiku, yang pernah tinggal di negara kapitalis seperti Indonesia, aku sangat langka. Aku bukan anggota faksi masyarakat yang pro-kompetitif. Aku adalah tipe orang yang lambat, tidak ambisius, dan menghindari persaingan.Tapi itu harus berubah sekarang! Aku percaya bahwa aku harus mengumpulkan kekayaan sampai batas tertentu. Apalagi aku sedang dalam masa menunggu bayiku. Aku harus mengumpulkan uang sebanyak mungkin apapun yang terjadi.Namun, dunia ini berbeda. Pertama-tama, tidak mungkin menampilkan daya saing yang adil di dunia yang mendiskriminasi status sosial. Maka aku memerlukan terobosan baru yang mencengangkan orang-orang berduit di dunia ini. Yakni dengan membuat mereka membelanjakan uangnya pada produkku. Yang paling mudah dan bisa kulakukan saat ini adalah bisnis fashion.Meskipun di kehidupan pertamaku aku bekerja sebagai seorang kasir dengan gaji p
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

Wanita Materialistik

‘Pria ini!... Dia siapa lagi ya?’Aku merekahkan senyum terbaikku demi menyiasati pupil mataku yang gemetar. Dengan senyuman mata membentuk segaris pelangi yang kebanyakan orang memujiku atasnya.“Siang, senang bertemu denganmu juga. Tapi, anda siapa?”Pria itu menampilkan senyum terbaiknya setelah tersentak sesaat, lalu menundukkan kepala.“Salam hangat untuk bulan kecil Kerajaan Drachentia, Yang Mulia Putri Mahkota.”Wajahnya tidak  asing, tapi aku tidak  bisa meletakkan nama pria ini di ujung lidahku.“Saya adalah Count Lanchaster, Rubert Lanchaster. Senang bisa berjumpa dengan anda di luar istana, Yang Mulia,”“Ah, tentu saja. Kau adalah ayah Laura. Tidak heran jika Laura adalah seorang yang menawan, hohoho~.”Aku butuh berbasa-basi seperti ini bukan?Di masa lalu sebelum kelahiran anakku, aku sering mendengar nama Count Lanchaster disebut-sebut di
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

Kebenaran

Hayden dan Raymon baru saja keluar dari penjara bawah tanah. Mereka masih berkeliaran di sekitar kuil kecil seraya mereka hendak kembali ke kediaman Hayden. Bulan masih mengintip malu dari balik awan mendung. Itu adalah malam melegakan lainnya untuk Hayden yang baru saja mengeluarkan hasrat kejamnya. Raymon melirik ke arahnya. Dia tidak  ingin merusak kepuasan Hayden dengan menanyakan hal yang sedari lama mengganjalnya. Tapi mumpung mereka sedang seorang diri, jadi, “Yang Mulia, bukankah anda terlalu toleran kepada budak itu sampai-sampai memintanya untuk menghabiskan malam bersama Putri Mahkota lagi besok? Bukankah tujuan anda telah tercapai karena Putri Mahkota telah hamil?” Senyuman di wajah Hayden turun seketika. “Karena ini menyenangkan. Kau dengar sendiri bahwa Putri Mahkota  memintaku datang ke kamarnya. Aku tidak ingin melakukan itu dengannya, jadi siapa lagi yang bisa? Kau tahu, wanita itu mengorok saat tidur! Kau pikir aku bisa ber
last updateLast Updated : 2022-02-05
Read more

Kebenaran (2)

‘Aku tidak ingin dia melihat lukaku. Bagaimana jika ia jijik saat melihatku, lalu ia pergi padahal ia baru membuka diri kepadaku begini?’Badannya penuh luka yang dibiarkan menutup dengan sendirinya. Kebanyakan adalah bekas lukanya saat bertarung melawan monster. Meskipun ia tidak  bisa menyembuhkan lukanya sendiri dengan air liurnya, tubuhnya lumayan cepat sembuh. Tapi tetap saja, rasa sakit pasti masih tersisa. Apalagi dia mendatangi Fuschia setelah dirinya disiksa oleh Hayden malam itu.‘Aku harus lebih cepat menemukan cara untuk mengeluarkan serangga-serangga sialan di dalam tubuhku ini! Sial!’Selagi dia tenggelam dalam kemarahan batinnya, tangan Fuschia sudah mengangkat baju lusuhnya.“Apa yang kau lakukan?” Dylan menghentikan tangan gesit Fuschia.“Aku ingin memeriksa apakah kau baik-baik saja!”“Aku baik-baik saja-”“Jangan bilang kalau, selain memar kau ba
last updateLast Updated : 2022-04-02
Read more

Kebenaran Yang Tak Terungkap

Fuschia menarik nafas dalam-dalam, lalu membuka mulutnya. “Lalu, bagaimana jika… aku memintamu untuk melarikan diri bersamaku? Maukah kau ikut denganku?”Dylan mengernyit, dan Fuschia menangkap ekspresi Dylan yang tidak nyaman seperti itu.Fuschia baru menyadari bahwa usulannya barusan diungkapkan secara impulsive. Bagaimana bisa ia mengajak orang asing yang baru dikenalnya untuk pergi bersamanya? Ketika ia bahkan belum mengajak Merri, teman terdekatnya? Tidak heran Dylan tampak kesal.Fuschia menggigit bibir bagian bawahnya. Menyadari betapa konyol permintaannya barusan. ‘Memangnya aku siapa, sampai berpikir dia rela kabur bersamaku?’ gerutu Fuschia.Fuschia hendak membuka mulutnya untuk mengatakan kalau ajakannya barusan hanyalah guyonan, namun Dylan mendahuluinya.“Oke, mari kita lakukan itu, Fuschia.” Jawab Dylan. Tidak  terdengar keraguan dari ucapannya.Tatapan tegas dan senyuman lugas ya
last updateLast Updated : 2022-04-02
Read more

Kebenaran Yang Tak Terungkap (2)

“Bolehkah aku… mencintainya?”Fuschia meraih tangan Dylan yang membelai bibirnya. Lalu ia menjawab.“Tergantung pada bagaimana perlakuanmu.”Dylan memeluk  erat Fuschia yang semakin tenggelam dalam ranjang empuknya. Berkat bobot Dylan, kasurnya seperti mengempes. Tubuh mereka tidak bisa jika tidak menempel pada satu sama lain dengan momentum tekanan yang seperti ini.“Aku merasa seperti mendapatkan rekan seperjuangan,” Kata Fuschia sambil cekikikan.“Nanti ketika kita sudah bisa kabur dari tempat ini, kau bisa hidup bebas seinginmu.” Mata biru laut Fuschia menatap manis ke arahnya.Dylan mengernyitkan dahinya. Alisnya hampir berbenturan saking dalamnya kerutan itu. Tangannya yang membelai bibir Fuschia terhenti. Dia dengan keras kepala menatap lurus ke depan. Bahkan ketika Fuschia menatapnya, dia hanya bisa melihat profil sampingnya."A-apa? Mengapa tiba-tiba kau begini? Apa
last updateLast Updated : 2022-04-08
Read more

Sebuah Janji Di Dini Hari

Fuschia mengerjap-erjap. Ia sedang berupaya untuk memunculkan ide dengan alasan yang masuk akal.Tidak heran jika Dylan mempertanyakan hal itu karena pertemuan pertama mereka adalah saat ia menyamar sebagai Hayden di malam pertama. Mungkin ia pikir, mustahil bagi Fuschia untuk menebak tampilan asli Dylan ketika ia berubah menjadi Hayden. Toh mereka memiliki perbedaan fisik yang sangat jelas.Fuschia tidak bisa mengatakan bahwa dia mengetahuinya karena bayinya juga berambut pirang, ketika bayinya saja belum lahir! Apalagi mengatakan kalau ia kembali dari masa depan. Bisa saja Dylan menyangkanya gila.Dia pikir dengan sering menggunakan otaknya, otaknya akan lebih terasah sehingga mampu menciptakan jawaban masuk akal secara cepat, alias ngeles. Tapi, yah, dia tetaplah Fuschia yang bodoh.“Oh. Itu? Bagaimana bisa aku tidak tahu? Haha... ha, kau muncul menyelamatkanku malam itu. Dari situ aku mencium aroma tubuhmu, kan? Kau memiliki aroma yang sama seperti saat kau menyamar sebagai Hayd
last updateLast Updated : 2022-06-07
Read more

Kau Sungguh Bodoh

Fuschia mengusap dahinya dengan telapak tangan. Tapi itu tidak menghilangkan kerutan yang tercipta di dahi.“Aku telah memperjelas bahwa aku tidak memberi kesempatan kedua.” Ketika Fuschia berbicara, suaranya terdengar setajam ujung pecahan es.Fuschia meminta Tina untuk melayaninya selagi ketiga pelayan kamar lainnya, Merri, Tilda dan Laila berdiri sambil menundukkan kepala di sisi sofa.“Tina, beritahuku apa yang terjadi hari ini?” Fuschia bertanya pada Tina yang kedapatan sering menoleh ke arah koleganya selagi melayaninya.Itu adalah tindakan ceroboh dari seorang pelayan karena tidak mencurahkan perhatian sepenuhnya pada tuan yang dilayani. Kalau ia begitu kepada nona yang lain, hukuman cambuk bukanlah mustahil.Tina tidak pernah pandai menyembunyikan sesuatu, dan mudah untuk mengetahui kapan dia berbohong. Dia mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini, tetapi jelas bahwa Fuschia akan mencari tahu apa pun yang terjadi.Para pelayan selalu berusaha untuk setia satu sama lain.
last updateLast Updated : 2022-06-07
Read more
PREV
1
...
56789
...
30
DMCA.com Protection Status