All Chapters of Rahasia Di Balik Lelaki Miskin Adalah Lelaki Kaya: Chapter 171 - Chapter 180

241 Chapters

171. Gerak Gerik Bernand Mencurigakan

Melihat siaran di TV, rumah keluarga Levrawnch yang begitu besar kini telah di makan api. Alamat rumah keluarga Levrawnch Britamapun telah di publikasikan.Jayen langsung mengambil kunci mobilnya dan buru buru pergi ke alamat rumah keluarga Levrawnch Britama melalui GPS yang ada handphonenya.Pevita yang melihat Jayenpun merasa heran. "Mau kemana dia?? Kenapa pas melihat layar handphone langsung pergi tanpa pamit ke aku?? Hmmmpp... Jangan jangan dia selingkuh!!" Kata Pevita curiga pada Jayen.Jayen melaju dengan mobil kecepatan 180 - 200CC. Dia menginjak pedal gas sampai lampu merahpun di lintasnya tanpa perduli.Suara sirine keamanan yang mengejarnya tak dapat mengejar saking cepatnya. Hingga akhirnya, Jayenpun sampai di tempat tujuan.Di ambilnya ember yang berisi air, lalu dia menyiram dirinya dengan air tersebut. Dia sengaja memakai kupluk dan jaket yang tebal sehingga api yang berkobar tidak menembus kulitnya yang di lapisi dengan pakaian basa
Read more

172. Pertemuan Jayen Dan Tuan Levrawnch

Di jalan, Reyhan membaca chat dari Reno. Reno, "Bro kamu udah sampe atau masih di jalan?" Reyhan, "Tadi pas sampe di rumah, kata mereka Mami di bawah ke rumah sakit The L Medika. Dan sekarang aku baru saja sampe di rumah sakit." Reno, "Kita akan segera kesana." Reyhan, "Oke Reno. Hati hati..." Reyhan dan Jhon langsung di jemput oleh dr. Willy dan masuk ke ruangan perawatan Nyonya Levrawnch Britama. "Gimana keadaan Mami, dok?" Tanya Reyhan. "Nyonya Levrawnch hampir saja kehabisan nafas. Karena sampai disini, denyut nadinya sangat lemah. Untung saja ada lelaki yang segera menolongnya, dan lelaki itu justru lebih parah dari Nyonya Levrawnch Tuan." Jelas dokter Willy. "Di mana lelaki itu di rawat, dok...?? Siapa namanya??" Tanya Reyhan. "Dia ada di ruangan VVIP sekarang. Saya dengar dari dokter Lucky, Tuan Levrawnch sendiri pernah datang menjenguknya saat dia kecelakaan bersama anaknya." Kata dokter Willy. "
Read more

173. Pevita Cemburu

Tak lama kemudian, Reyhan dan teman temannyapun pamit pergi meninggalkan ruangan Jayen. Setelah mereka pergi, Pevita mulai bertanya pada suaminya. "Kenapa kamu gak bilang kalau mau pergi ke rumah keluarga Levrawnch yang kebakaran itu?? Tuh, kamu lihat keadaan kamu, apa mereka perduli??" "Sayang... Aku lagi sakit, tapi kamu malah marah marah. Hmmppp..." Kata Jayen manjah. "Aku bukan marah marah sayang... Tapi aku khawatir." Kata Pevita. "Makasih yah sayang... Lain kali aku akan minta izin padamu jika aku pergi..."Kata Jayen sambil memeluk Pevita. Melihat itupun, Saras pura pura batuk, dan berkata ingin keluar sebentar. "Saras, hati hati yah... Jangan jauh jauh." Kata Pevita. "Siap Momss.. Dari pada aku jadi anti nyamuk disini??" Jawab Saras, membuat Pevita dan Jayen tertawa. Tiba tiba Vebiola datang ke rumah sakit. Dia mengetahui dari berita di TV.  Setelah bertanya pada dokter, Vebiola menuju kamar Jayen da
Read more

174. Bernand Ketahuan

Sampai di Rumah Sakit The L Medika, mereka bertanya pada resepsionist. "Permisi Suster, kamar pasien atas nama Jayen, di mana yah..??" Tanya Rama. "Sebentar yah Pak, saya cek sebentar." Kata Resepsionis itu. Tidak lama kemudian, Resepsionis memberitahu kamar Jayen, dan merekapun berjalan menuju kamar itu. Sementara Reyhan dan teman teman yang sedang berjalan untuk pulang, dengan tidak sengaja, Vino malah menabrak Sisi yang sedang membawa buah untuk Jayen. Buah buahan itu kini jatuh berhamburan. "Maaf, Maaf. Aku tidak sengaja." Kata Vino kaget, lalu langsung berjongkok mengambil buah buahan itu bersama lan dengan Sisi yang sedang berjongkok juga. Sehingga wajah mereka sangat dekat. Sisi memang tambah cantik. Setelah meluncurkan bukunya yang berjudul, "Kisahku Adalah Sebuah Penantian," Sisi lebih fokus untuk mengurus diri. Karena dia lebih banyak hadir di media sosial sebagai penulis terkenal. "Tidak apa apa..." Kata Sisi kembali sedikit
Read more

175. Plat Nomor Mobilnya 84177

Kini Lenia turun dari mobil yang sangat biasa dengan berpenampilan sebagai Nona Lenia Levrawnch Britama. Semua orang yang ada di rumah sakitpun memandangnya rendah. Karena semua orang sudah mengetahui bahwa mereka saat ini tidak memiliki apa apa lagi, melainkan rumah peninggalan mendiang sang Ayah. Namun, rumah itupun telah menjadi debu di makan oleh kobaran api yang menggebuh gebuh. "Eh, coba kalian lihat, bukannya itu Nona Levrawnch Britama??" Tanya Vera yang baru saja keluar dari kamar Jayen bersama dengan teman temannya. "Iya benar. Itu Nona Levrawnch, kakaknya mendiang Reyhan." Jawab Ririn. "Tak di sangkah, mereka dulu sangat kaya. Tapi sekarang, malah hanya menggunakan mobil biasa biasa saja." Kata Vera lagi. Tidak hanya Vera dan Ririn yang berbisik bisik soal kedatangan Lenia, tapi semua orang orang di rumah sakit itupun ikut membicarakan masalah Lenia. Lenia hanya diam sambil berjalan laju menuju kamar Ibunya di rawat. Sedangkan Gandi,
Read more

176. Lenia Sakit Hati

Hari ini, Eliza akan bertemu dengan Bram di Restoran The L Variety. Eliza yang tampak cantik dan seksi saat ini masuk ke dalam restoran itu. "Mbak, di mana meja yang di pesan oleh, Pak Bram...?" Tanya Lenia pada salah satu karyawan yang ada di bagian Resepsionist. Semua mata tertuju pada Lenia yang begitu memukau. Namun, dia terlihat santai saja tanpa memperdulikan orang orang yang sedang melihatnya. The L Variety adalah restoran milik keluarganya. Namun, para karyawan disitu tidak mengetahui, bahwa yang bertanya itu adalah Nona Levrawnch Britama, pemilik restoran itu sendiri. Salah satu karyawan yang ada di bagian Resepsionist mengantarkan Lenia sampai di depan pintu VVIP. Segala macam yang bernuansa romantisme di sediakan oleh lelaki yang berusia 52 tahun itu. Lenia sedikit terkejut, namun dia tetap terlihat biasa saja ketika masuk. "Selamat sore Direktur Eliza..." Kata Bram sambil menarik kursi untuk mempersilahkan Eliza duduk
Read more

177. Si Brondong Penghibur

"Tenang Nona, saya tidak akan macam macam pada Nona. Kita hanya ke Bukit Bunga sana. Sampai di sana, Nona bisa berteriak sampai puas." Kata Supir itu. Supir itu terlihat sangat muda. Mungkin 5 tahun lebih mudah dari usia Lenia. Lenia akhirnya mengikuti pemuda itu. Diapun berjalan menaiki Bukit Bunga yang ada di Kota Naung bersama dengan pemuda itu. Sampai di atas Bukit Bunga itu, Lenia berteriak sekeras kerasnya. "PAAAAAAAPPPPPIIIIIIII... AKU RINDDDDUUUUUU" Pemuda itu melihat Lenia dengan tatapan yang dalam. Mendengar Lenia hanya sekali berteriak, pemuda itu berkata, "Teriak lagi, sampai kamu puas..." "BERNAAAANNNNDD... AKU BENCI KAMUUUU" "PAPPPIIII... AKU PASTI KUUUUAAATTTT" Lenia akhirnya merasa lelah berteriak, tapi pikirannya merasa lebih fresh dari sebelumnya. Pemuda itu melihat Lenia dan tertawa kecil. "Kak, boleh gantian teriaknya nggak?" Tanya pemuda itu sambil menatap Lenia dengan wajah manisnya. "Boleh. Tentu
Read more

178. Berita Bahagia Untuk Pevita

Notivikasi panggilan di handphone Reyhan berdering beberapa kali. Reyhan melihat ada panggilan masuk dari Jayen. Namun Reyhan tidak menjawab karena masih dalam keadaan emosi. Bernand menginjak pedal gas mobilnya dengan memainkan gas, lalu melaju pergi meninggalkan Villa Reyhan. "Jhon, katakan pada kepala marketing Villa, jangan biarkan Bernand masuk ke dalam Villa ini." Perintah Reyhan. "Siap Tuan Levrawnch." Balas Jhon. Melihat Nyonya Levrawnch yang berdiri di sana, Reyhan langsung berlari mendekati ibunya dan memegang pundak Ibunya berjalan pelan masuk ke dalam Villa. Sedangkan Lenia, masuk bersama Bi' Ina, dan teman teman Reyhan. "Apakah sakit???" Tanya Nyonya Levrawnch pada Lenia. "Tidak Mi... Aku tidak apa apa." Jawab Lenia sambil membersihkan darah yang mengalir di bibirnya, dan melapisi lagi dengan make upnya. "Mami dengar tadi, dia yang membakar rumah kita. Apa itu benar??" Tanya Nyonya Levrawnch. "Iya Mami... T
Read more

179. Bocoran Rahasia Keluarga Levrawnch

Semua siaran TV sedang sibuk menyiarkan kembali Video Bernand yang beredar di mana mana. Video itupun saat ini sangat booming, hingga semua orang yang sudah melihat Video di media sosial maupun di seluruh siaran TV, merasa telah di bohongi soal berita kematian Reyhan beberapa bulan yang lalu. "Hmmppp... Mau dia hidup dan mati juga, gak ada efeknya ke kita, bukan???" "Iya, lagian keluarga Levrawnch sudah miskin. Peninggalan terakhir mendiang ayahnyakan adalah rumah yang barusan terbakar itu." "Pantasan dulu yang di perlihatkan hanyalah pemakaman ayahnya, sementra Tuan Levrawnch sampai saat ini tidak di publikasikan." Setiap yang mengetahui berita itu pasti ada pro dan kontra. Tapi, banyaknya yang membenci Reyhan, lebih banyak lagi yang mengatakan, bahwa Bernand begitu tega pada keluarga Levrawnch. Bernand bahkan tega melakukan itu ke istrinya, setelah istrinya bangkrut. "Hahaha... Keluarga suami Gebby sudah bangkit dari kematiannya." Kata Milla
Read more

180. Mendengar Suara Yulia

Di tengah tengah aktivitas yang di lakukan Reyhan untuk istrinya, tiba tiba ada ketukan pintu dari anaknya, Ali. "Mamiii... Apakah Papi ada di dalam ruangannya...??? Aku ingin masuk melihat keadaan Papi..." Kata Ali sambil mengetuk pintu berkali kali. Membut Reyhan menghentikan kegiatannya yang ada di dalam ruangan itu. Rasa kecewapun melanda Reyhan karena hasrat yang tak tersalurkan. Nafas yang tadinya saling memburuh seketika di akhiri dengan nafas yang panjang. Gebriella melepaskan ciuman suaminya  lalu bergegas membuka pintu untuk anaknya, "Nak, kamu belum tidur??" "Mami, tadi aku menonton TV, dan aku melihat Paman Bernand ada di TV." Jelas Ali pada Maminya. "Nak, mulai besok kamu jangan menonton TV dulu, dan jangan bermain handphone dulu. Oke???" Perintah Gebriella untuk anaknya. "Hmmppp... Baiklah Mami... Apa aku boleh masuk Mami??" Tanya Ali yang masih berdiri di depan pintu ruang kerja Ayahnya. "Tentu saja boleh, N
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
25
DMCA.com Protection Status