Arvan masih terus memandangi Sania setelah Erlangga pergi, begitu sangat manis, ceria. Tetapi jika bersamanya Sania merasa akan seperti harimau yang hendak memakan mangsanya. "Ehem" Arvan mendehem Membuat Sania dan Yanti kaget akan deheman tersebut. Mereka membalikkan badan mereka yang awal wajah mereka sangat gembira tiba - tiba berubah menjadi ketegangan. "Ada apa Tuan kemari?" tanya Yanti "Keliatannya kalian sangat menikmatinya apa begitu senang melakukan hal seperti ini?" "Maaf Tuan, saya akan segera membereskan pekerjaan ini" ucap Yanti "Gak papa kalian lanjutkan saja saya ingin kamu membuatkan kopi untuk saya. Saya ada diruang kerja" ucap Arvan meninggalkan mereka Setelah kepergian Arvan Sania menghela nafas panjang. Entah kenapa melihat wajahnya saja sudah membuatnya takut setengah mati. Yanti segera membuat ko
Baca selengkapnya