Benar dugaannya, gerbang sekolah sudah tutup. Reynand mengeluh dalam hati, mencari akal, dia memarkir motor di dekat warung samping sekolahan.“Mang, gue nitip dulu, ya.”“Mau ngapain lu lewat belakang? Tadi gue lihat ada yang ketangkap lewat sana.” Sarjo pemilik warung memberitahu dengan waswas.“Itu urusan entar. Gue jalan dulu.” Dia berlari secepat kilat meninggalkan Sarjo, menuju halaman belakang sekolah. Melemparkan tas lebih dulu, selanjutnya memakai ranting pohon yang menjorok keluar dari pohon di dalam halaman, Reynand memanjat pelan. Dengan lompatan ringan dia mendarat selamat di halaman belakang sekolah. Dia terperangah kaget melihat Hadi berdiri di hadapannya dengan wajah tanpa senyum. Guru olahraga yang terkenal angker saat ini tengah memegang penggaris besi di tangannya. Aduh, mati gue!“Bagus sekali ya, Reynand. Sangat teladan kamu.” Hadi menegurnya dengan pelan.“Maa
Read more