All Chapters of Friend with Benefit (Bahasa Indonesia): Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

Bab 30 - Bercinta Lagi

Setelah cukup lama tercengang dengan apa yang baru saja ia lihat, Yogie mulai dapat mengendalikan dirinya lagi. Dengan santai ia duduk di kursi tepat di hadapan Elena, sedangkan Elena sendiri ikut duduk kembali di kursinya saat tidak mendapat respon yang baik dari Yogie.“Jadi kamu, investor baru perusahaan kami?” Yogie bertanya dengan nada yang di buat sedingin mungkin.“Ya, kuharap perusahaan kalian mau menerima investasi yang aku berikan.” Elena menjawab setenang mungkin, padahal kini hatinya sedang bergejolak karena sikap yang di tampilkan Yogie padanya.“Kenapa kamu mau berinvestasi di perusahaan keluarga kami?”“Hanya ingin, tidak ada alasan spesifik lainnya.”“Kalau aku menolak?”“Aku akan memaksa.”Yogie tersenyum miring. “Jangan mentang-mentang kamu lebih kaya di bandingkan denganku, lalu kamu bisa memaksa sesuka hati kamu.”“Aku
Read more

Bab 31 - Penawaran

Yogie menarik dirinya, ia kembali mendaratkan cumbuannya di sepanjang punggung Elena, menggodanya dengan gerakan erotis, hingga kembali membuat Elena mengerang karena sensasi yang di berikan oleh Yogie.Erangan Elena kembali membuat Yogie menegang seutuhnya, ia menginginkan Elena kembali, dan ia akan mendapatkannya. Masih dengan memeluk tubuh Elena, Yogie memposisikan wanita itu miring memunggunginya, kemudian mengangkat sebelah kekinya, lalu kembali menenggelamkan diri dalam kelembutan tubuh Elena.Yogie kembali mengerang bersamaan dengan gerakannya yang mulai seirama dengan erangannya. Jemarinya mencengkeram dagu Elena, menolehkan ke arahnya, kemudian bibirnya mencumbu bibir Elena dengan begitu panas dan kasar. Oh, benar-benar sangat erotis.Yogie bergerak cepat tanpa melepaskan tautan bibirnya dari bibir Elena, sedangkann Elena sendiri tampak pasrah dengan apa yang di lakukan Yogie padanya, wanita itu menikmati semua sentuhannya, dan Yogie senang karena itu.
Read more

Bab 32 - "Aku menginginkanmu"

“Aaron?!” Elena memekik tak percaya.Dengan spontan ia menghambur ke dalam pelukan lelaki tersebut, lelaki yang sudah seperti sahabatnya sendiri ketika dulu belajar di Harvard University.Aaron memang teman Elena sejak SMA, bahkan lelaki itu bisa di bilang sahabat dari Yogie, tapi ketika lulus SMA, Aaron memilih melanjutkan studynya di Harvard university, begitupun dengan Elena. Keduanya semakin dekat. Beberapa kali Elena membantu Aaron, begitupun sebaliknya.Dulu, ketika SMA, Elena sempat tertarik dengan sosok Aaron. Siapa sih yang tidak tertarik dengan sosok tersebut, lelaki tampan dan juga populer di sekolah mereka. Hanya saja dengan tegas Aaron menolaknya, lagi pula saat itu Elena masih terikat dengan Gilang, guru les privatnya yang setengah gila.“Bagimana kabarmu? Kudengar kemarin kamu sempat tinggal di Boston, kapan kamu kembali?” tanya Aaron yang masih membalas pelukan Elena.Elena melepaskan pelukannya. &ld
Read more

Bab 33 - Pingsan

Elena menginginkan Yogie, ia tentu tahu itu. Hanya saja cara yang di berikan Yogie membuat Elena tersakiti. Kata-kata yang terlontar dari bibir lelaki tersebut seakan menunjukkan jika Yogie melihat Elena hanya sebagai pelacur pribadinya.Elena tidak ingin begitu, ia tidak ingin di lihat seperti itu. Bagaimanapun juga, kini ia sudah berubah. Ia sudah tidak lagi melakukan seks dengan lelaki lain selain Yogie, ia tidak mampu memikirkan tubuh lelaki lain selain tubuh Yogie, apa lelaki itu tak mampu melihat ketulusannya?Lamunan Elena buyar ketika Yogie mempercepat lajunya, membuat Elena mau tidak mau mendesah dengan napasnya yang sudah terengah-engah. Oh, ia akan mencapai puncak kenikmatan tersebut, sedangkan Yogie sendiri kini sudah sibuk menggigiti lehernya, seakan menunjukkan jika lelaki tersebut juga semakin menegang ketika puncak kenikmatan itu akan tiba padanya.Yogie menghujam lagi dan lagi dengan erangannya yang semakin keras, menggema di ruang tamu Elena. H
Read more

Bab 34 - Hamil Lagi

Elena terbangun ketika mendengar ketukan pintu apartemennya yang semakin keras. Ahh, siapa sih malam-malam begini yang mengganggu tidurnya? Elena memijit pelipisnya yang masih terasa nyeri, kemudian ia terkesiap ketika menyadari sesuatu.Jemarinya dengan spontan meraba perut datarnya, di mana di sana telah tumbuh janin dari lelaki yang sangat ingin ia hindari. Tumbuh lagi, untuk kedua kalinya. Lagi? Ahh, kenapa tuhan menghukumnya seperti ini?Tadi siang, Elena terbangun di ruang IGD bersama dengan sekertaris pribadinya yang tampak sangat khawatir dengan keadaannya, seorang dokter datang
Read more

Bab 35 - Butuh Penjelasan

“Terima kasih kamu mau menemaniku.” lirih Elena pada sosok lelaki di sebelahnya. Itu Aaron yang kini sedang mengemudikan mobilnya.Tadi Elena memang berniat ke tempat dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilannya, hanya saja setelah sampai di sana, Elena sangat malu karena di sana hanya ia yang sendirian, sedangkan wanita yang periksa di sana di temani oleh suami masing-masing.Dengan spontan Elena berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Ia juga ingin di temani dengan ayah dari bayi yang di kandungnya, tapi meminta Yogie untuk menemaninya, benar-benar tidak mungkin.Yogie terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, lelaki itu sudah berubah dan hanya mementingkan kesenangannya sendiri, mana mungkin Yogie mau mengakui bahwa bayi yang di kandungnya adalah bayi dari lelaki tersebut.Belum lagi kenyataan jika dulu Yogie juga pernah membuat dirinya kehilangan calon bayinya, ah, saat itu Yogie pasti sengaja meminta dokter untuk menggugurkan bayinya
Read more

Bab 36 - Aku mencintainya

Elena kini sudah duduk di ujung kafe milik Jihan. Telapak tangannya menangkup secangkir cokelat hangat yang mengepul di hadapannya. Sesekali ia menatap ke arah Yogie.   Yogie sendiri tampak murung dengan ekspresinya. Entah apa yang sedang di pikirkan lelaki tersebut.“Kita lupakan saja semuanya.” Setelah cukup lama berdiam diri tanpa ada yang mau memulai pembicaraan, akhirnya Elena berucap dengan datar.“Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu?”“Aku akan kembali ke luar negeri, jadi lupakan semuanya.”Yogie tersenyum miring. “Benarkah? Kupikir kamu sedang berniat menggoda suami orang.” sindir Yogie.“Jaga mulut kamu, Yogie!”“Aku sudah tahu Elena, kamu kembali menjalin hubungan dengan Aaron, kan? Padahal kamu jelas tahu, kalau dia sudah menikah dengan Bella.”“Bukan urusanmu.” Elena berdiri kemudian bergegas pergi, tapi kemudian tangan Yogie mer
Read more

Bab 37 - Baku Hantam

Yogie semakin menggila. Ia bahkan sudah tidak mau bekerja lagi, semua pekerjaannya terbengkalai karena ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk mengikuti kemanapun Elena pergi. Bukan mengikuti secara terang-terangan, melainkan secara sembunyi-sembunyi.Ya, sejak pengakuan cintanya saat itu pada Jihan, pikiran Yogie semakin kacau. Ia sudah memantapkan diri jika ia memang jatuh cinta pada sosok Elena, tapi di sisi lain hatinya meragu. Bagaimana jika Elena menolaknya? Bagaimana jika wanita itu kini benar-benar hamil anak dari lelaki lain? Mengingat itu Yogie kembali marah.Yogie melanjutkan mengemudikan mobilnya ke arah manapun mobil Elena melaju. Saat ini ia sudah seperti seorang mata-mata yang mengikuti kemanapun targetnya melangkah.Ternyata mobil Elena berhenti di sebuah kafe, dan Yogie masih setia mengikuti wanita tersebut sedikit lebih jauh. Ternyata wanita itu bertemu dengan seseorang, lagi-lagi orang itu adalah Aaron Revaldi.Sial, benar-benar si
Read more

Bab 38 - "Kami sepasang Kekasih"

Aaron menatap gelas kecil di hadapannya yang berisi minuman beralkohol. Saat ini dirinya sedang berada di aparetemen  milik Yogie. Keduanya duduk di bar milik Yogie setelah keduanya membersihkan diri dari darah-darah yang berada di wajah mereka.“Lo dulu yang mulai.” ucap Aaron kemudian.“Gue suka Elena.”“Sejak kapan?”Yogie tercenung sebentar. “Dua tahun yang lalu.”Aaron memejamkan matanya. Jadi kemungkinan besar ayah dari bayi yang di kandung Elena adalah Yogie? Selama ini Elena tidak pernah mau memberi tahu siapa ayah dari bayi yang di kandungnya. Jangan-jangan memang benar Yogielah Ayah dari bayi yang di kandung Elena.“Sejauh apa hubungan lo sama dia? Apa kalian pernah melakukan seks?” tanya Aaron tanpa sedikitpun rasa sungkan.“Hampir setiap hari kita melakukan seks.”“Sialan lo! Kalau begitu kenapa lo tidak mencurigai diri lo sendiri seb
Read more

Bab 39 - "Bayi Kita Berdua"

Yogie mengejar Elena, tapi wanita itu sudah tak ada. Akhirnya Yogie berinisiatif menyusul Elena sampai ke apartemen wanita tersebut. Dan benar saja, ketika Yogie sampai di depan pintu apartemen Elena dengan napas yang terputus-putus karena lari, Elena masih berada di sana dan sedang sibuk memencet password pintu apartemennya.“Elena.”“Apa yang kamu lakukan di sini?”“Sudah jelas, aku mengejarmu.”“Aku tidak mau di kejar, sekarang pergilah.”“Please, maafkan aku, aku akan melakukan apapun asal kamu memaafkanku dan kembali padaku.”“Aku nggak mau, Gie. Sekarang pergilah.”“Aku tidak akan pergi, aku tidak akan meninggalkan kamu dengan bayi kita.”“Bayiku.” ralat Elena dengan spontan mendaratkan telapak tangannya pada perutnya sendiri.“Aku turut andil dalam pembuatannya.”“Sial!”
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status