Didu tengah duduk di kantin kampusnya, perkuliahan semester tujuh ini menguras seluruh energi juga kantongnya. Sambil menyeruput cappucino dingin, pikirannya melayang akan sosok wanita yang berhasil membuat dirinya jatuh cinta. Andrea Meilisa. Senyumnya terbit manakala teringat wanita pujaannya sedang mengandung anaknya. "Akhirnya gue jadi bapak muda," gumam Didu dalam hati."Wooy, bengong aja!" Arle menepuk pundak Didu, mengagetkan Didu dari lamunannya."Eh, ada tuan muda, tumben ke kantin. Biasanya bawa bekel," ledek Didu pada Arle."Kakak ipar gue gak masak hari ini, lagi nungguin abang gue di RS?""Abang lu dirawat?Abang lu yang Erik, kan?"Arle mengangguk."Gue mau cari istri kayak kakak ipar gue, montok, pandai memasak, subur, walaupun tidak cantik tapi tetap mempesona," puji Arle."Huust! kakak ipar lu woy, biasa aja mujinya!" Didu tertawa, Arle juga ikut tertawa."Ibu lu dah sehat, Du?""Udah, lagi pem
Read more