Beranda / CEO / Istri Kedua CEO / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Istri Kedua CEO: Bab 101 - Bab 110

227 Bab

101. Menggodamu Sudah Seperti Candu

"Kamu sudah gila?" pekik Cara terdengar lumayan keras. Dia tidak pernah menyangka Alvaro akan datang ke apartemen Felik lalu memborgol tangan kanannya menjadi satu dengan tangan lelaki itu. Apa Alvaro sudah tidak waras? "Aku memang sudah gila karena kamu, Caramell," ucap Alvaro tanpa dosa mengabaikan wajah kesal gadis yang berdiri tepat di hadapannya. Dia bahkan sampai nekat memborgol tangan Cara agar tidak pergi dari sisinya karena dia tidak sanggup  berpisah terlalu lama dengan gadis itu. "Alvaro, lepaskan!" Cara berusaha melepas tangannya dari borgol Alvaro. Alvaro menggeleng polos. "Tidak mau." "ALVARO!" geram Cara terdengar kesal. Rasanya dia ingin sekali menampar wajah Alvaro yang kelewat tampan
Baca selengkapnya

102. Tolong Maafkan Aku

Felix memarkirkan mobilnya di basemant begitu tiba di apartemen. Dia pun segera turun dan tidak lupa mengunci pintu mobilnya sebelum melangkah menuju apartemennya yang berada di lantai dua belas.Felix menekan tombol lift yang ada di hadapan dan tidak lama kemudian pintu lift itu terbuka. Tanpa menunggu waktu lama dia pun segera masuk ke dalam dan menyandarkan tubuhnya pada dinding lift.Hari ini Felix merasa sangat lelah karena meng-handle semua pekerjaan Alvaro. Entah apa yang terjadi dengan sahabatnya yang bodoh itu. Alvaro tiba-tiba saja menelepon Gabriella dan mengatakan jika dirinya ada urusan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Felix tidak tahu urusan penting apa yang dimaksud Alvaro karena sahabatnya itu tidak memberi alasan yang jelas. Dia akan meminta imbalan yang besar pada Alvaro karena sudah membuatnya bekerja sangat keras seperti Romusha.Lamunan Felix buyar karena mendengar lift berdenting. Ternyata dia su
Baca selengkapnya

103. Melepas Rindu (21+)

Alvaro tertegun melihat air mata yang membasahi pipi Cara. Apa dirinya telah salah bicara? "Caramell, maafkan aku. Tolong jangan menangis," ucapnya terdengar panik. Namun, tangis Cara malah semakin pecah melihat kekhawatiran yang terpancar jelas dari kedua mata Alvaro. Gadis itu seolah-olah bisa merasa jika Alvaro benar-benar mencintai dirinya. "Caramell, please. Jangan menangis ...," desah Alvaro seraya mengusap air mata yang membasahi pipi Cara. "Maaf kalau aku ada salah kata. Aku tidak akan bicara yang aneh-aneh lagi, tapi tolong jangan menangis." Alvaro menarik tubuh Cara dalam dekapan, lantas mengusap punggung gadis itu dengan lembut. Dia benar-benar mengkhawatirkan Cara. Cara pun menarik napas panjang agar perasaannya menjadi lebih tenang lalu menatap lelaki yang sedang mendekap tubuhnya dengan erat. "Kenapa?" Alvaro mendadak gugup da
Baca selengkapnya

104. Terbuai Karena Cinta

Senyum tipis menghiasi bibir manis Cara ketika memperhatikan Alvaro yang sedang tertidur lelap. Dia tidak pernah bosan memandangi wajah Alvaro yang kelewat tampan seperti dewa Yunani. Arez, Apolo, Zeus, atau siapa pun itu.Cara mengubah posisinya agar bisa melihat wajah Alvaro dengan lebih jelas. Sedikit pun dia tidak pernah menyangka akan jatuh hati pada lelaki yang sudah memiliki istri seperti Alvaro. Padahal dia sudah memilih menutup pintu hatinya untuk lelaki lain setelah berpisah dengan Jafier.Namun, sejak Alvaro datang pertahanannya perlahan-lahan goyah. Entah kenapa sifat arogan dan keras kepala Alvaro malah membuatnya jatuh cinta.Sepertinya Cara memang sudah gila dan dia tidak mau menampik hal itu. Dia memang sudah tergila-gila pada Alvaro hingga nekat menjatuhkan hatinya pada lelaki yang sudah beristri itu.
Baca selengkapnya

105. Nyidam

Cara pun cepat-cepat menyambar segelas air putih yang ada di hadapannya, lalu meminumnya hingga tersisa setengah untuk meredakan rasa panas yang menjalar di tenggorokannya karena mendengar ucapan Felix barusan. Cara tidak pernah menyangka jika Felix tidak bisa tidur karena mendengar desahannya saat bercinta dengan Alvaro semalam. Apa dia mendesah terlalu keras? "Duh, Gusti!" Cara mengusap wajah kasar. Rasanya dia ingin sekali menghilang dari hadapan Felix sekarang. Sumpah! Dia malu sekali. Sementara itu Alvaro menyemburkan kopi yang sedang diminumnya karena panas hingga tanpa sengaja mengenai wajah Felix. "Sorry banget, Lix. Aku nggak sengaja." Alvaro mengambil selembar tisu untuk membersihkan wajah Felix yang terkena kopi. Felix menarik napas panjang, berusaha menahan diri agar tidak memaki Alvaro karena membuat wajahnya terasa panas sekal
Baca selengkapnya

106. Janji Manis Alvaro

Alvaro mengemudikan Mercedes Benz G65 miliknya sedikit kencang menuju rumah Mama. Sementara Cara memilih menatap jalanan lewat kaca mobil yang ada di sampingnya. Gadis itu tidak bisa berhenti tersenyum sejak keluar dari rumah Felix. Cara merasa amat sangat bahagia karena Alvaro mau menuruti keinginannya.Padahal Alvaro dulu bersikap sangat dingin dan kasar di awal pertemuan mereka. Alvaro bahkan menganggapnya seorang jalan. Namun, siapa yang akan menyangka Alvaro sekarang sangat mencintainya dan rela melakukan apa pun untuknya."Apa yang membuatmu terlihat sangat bahagia, Sayang?" Alvaro meraih tangan Cara lantas menautkan jemari mereka. Jemari gadis itu begitu pas mengisi sela-sela kosong di jemari tangannya. Seolah-olah Cara memang sudah diciptakan untuknya."Apa kamu tahu, Roo?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Alvaro.Alvaro menggeleng polos. Entah kenapa jantungnya selalu berdet
Baca selengkapnya

107. Kiss-Kiss Five Minutes

Sedikit pun Alvaro tidak pernah menyangka jika dirinya sekarang mengulangi hal yang dulu hanya dia lakukan pada Angela ke Cara.Alvaro yang terkenal arogan dan dingin pada siapa pun bersikap sangat manis dan hangat hanya pada Angela. Sejak dulu dia memang menaruh hati pada model seksi itu hingga rela melakukan apa pun. Termasuk bersaing dengan saudara kembarnya sendiri.Butuh perjuangan yang tidak mudah bagi Alvaro untuk meluluhkan hati Angela karena wanita itu memiliki harga diri yang sangat tinggi. Berkali-kali dia ditolak dan berkali-kali dia hanya diberi harapan palsu oleh Angela. Namun, Alvaro tidak gentar untuk mendekati wanita itu. Dia mencurahkan seluruh perhatian juga kasih sayangnya untuk membuktikan jika dirinya sungguh-sungguh mencintai Angela.Setelah sepuluh tahun lebih berjuang, akhirnya Angela mau membalas perasaannya. Alvaro merasa sangat bahagia dan tanpa pikir lama langsung memutuskan
Baca selengkapnya

108. Bukan Pemeran Utama

'Aku hayalah karakter sampingan yang tidak akan kau lihat. Tetapi aku merasa sangat bahagia hanya karena mencintaimu Aku hanya berharap jika suatu hari nanti kau bersedih. Kau tidak perlu mencari siapa pun karena kau masih memilikiku yang tidak akan hilang ... di sini' ~ Aditya Kafka ~ Dio mendadak tidak mau makan. Anak berusia lima tahun itu marah karena Cara pergi meninggalkan mansion keluarga Mahendra. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis itu. "Ayo, makan dulu, Sayang." Alexandra mengulurkan satu sendok nasi tepat di depan mulut Dio. Namun, anak itu masih setia menutup mulutnya rapat-rapat. Alexandra menghela napas panjang. Rasanya dia nyaris menyerah membujuk Dio agar mau makan.
Baca selengkapnya

109. Salah Paham

Setelah dari rumah sakit, Cara dan Alvaro mampir ke sebuah pusat perbelanjaan karena ingin membeli perlengkapan bayi untuk calon buah hati mereka. Cara terlihat begitu senang melihat baju, popok, bahkan mainan untuk bayi yang lucu-lucu. Rasanya dia ingin sekali membeli semuanya. Namun, dia masih cukup waras untuk tidak menguras kantong Alvaro. "Baju ini lucu ya, Roo?" Cara menunjukkan baju bayi model ikan badut alias Nemo pada Alvaro. Kening Alvaro berkerut dalam melihat baju bayi yang Cara tunjukkan pada dirinya. Baju model ikan itu malah mengingatkannya dengan Romeo dan Julliet. Ikan koi peliharaan mereka di rumah. "Kalau anak kita pakai baju ini pasti kelihatan lucu. Kita beli ini ya, Roo?" Cara menatap Alvaro dengan penuh harap. "Yang ada anak kita nanti malah mirip Romeo dan Julliet. Aku nggak mau beli baju yang ini!" Cara mengerucutkan bibir kesal karena Alvaro
Baca selengkapnya

110. P A R A S I T E

Maldives merupakan tempat yang sangat romantis dan sempurna untuk berbulan madu karena memiliki banyak pantai yang indah. Negara kepulauan tersebut berada di selatan-barat daya India. Tepatnya 700 km sebelah barat daya Sri Lanka.Setelah kondisinya membaik, Allendra langsung mengajak Angela ke Maldives untuk berlibur karena dia sudah terlalu bosan tinggal di apartemen. Dari Singapura butuh waktu kurang lebih sekitar empat setengah jam untuk tiba di sana.Allendra memilih menginap di Lux South Ari Atol yang ada di Pulau Didhoofinolhu, Maldives. Resort tersebut menawarkan pengalaman Resort Luxe tanpa alas kaki dengan properti rumah pantai yang sangat apik. Dengan 194 vila, menjadikan Lux sebagai salah satu resort Maldives yang unggul dalam menciptakan pengalaman intim bagi setiap tamu yang menginap. Di sana juga ada delapan macam restoran kelas atas yang menyajikan makanan buatan koki ternama."Bagaimana menurutmu tempat ini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status