All Chapters of Ketika Hidup Berbalik Arah: Chapter 1801 - Chapter 1810

Garis tipis pemisahnya adalah bagian tersulit.Itu karena dia sama sekali tidak mampu menemukan garis itu. Bagaimana dia akan melewatinya jika dia bahkan tidak bisa menemukannya?Namun, Zayn percaya bahwa dia pasti akan dapat menemukan dan melampauinya langsung. Dia akan membuat terobosan dalam pelatihannya dalam satu kali percobaan!Meskipun tinggal selangkah lagi dari kondisi invincibilis, mengalahkan semua musuhnya dengan mudah selama pertandingan perebutan gelar, mengalahkan Romel dan yang lainnya sampai mati, Zayn terluka cukup parah.Cederanya tidak terlalu buruk dan tidak akan memengaruhinya saat ini. Namun, lukanya perlahan akan memburuk seiring waktu jika dia memilih untuk tidak memulihkan diri.Sebenarnya, ini tidak hanya terbatas pada petarung. Ketika seseorang tumbuh, adalah hal yang biasa untuk merasakan berbagai macam cedera. Setiap jatuh dan benturan akan menyebabkan beberapa luka kecil, dan ketika orang tersebut masih muda, mereka dapat dengan mudah sembuh darinya

Dengan begitu, bukan tidak mungkin bagi Paxton untuk bisa berumur panjang hingga mencapai dua abad.Malam berlalu perlahan dalam kondisi seperti itu.Selama beberapa hari selanjutnya, Zayn tinggal di rumah untuk berkumpul dengan keluarganya.Sudah waktunya baginya untuk beristirahat dengan baik.Sebenarnya, dia merasa jauh lebih nyaman setelah hubungannya dengan Faye dan Shaelyn terbuka. Dengan begitu, dia tidak perlu khawatir tentang simpanannya lagi.Setelah beristirahat di rumah selama seminggu, Zayn resmi kembali ke Insurgent Trifecta dan memulai perjalanan barunya. Sebagai pemenang Kejuaraan Seni Bela Diri tahun ini, Zayn memenuhi syarat untuk mengunjungi Shangri-la. Terlebih lagi, dia akan menerima bimbingan dari tiga petarung hebat invincibilis, sebuah kesempatan yang sangat langka!Setelah kembali ke Insurgent Trifecta, Zayn tinggal di sana selama tiga hari untuk melatih para agen khusus. Dengan kemampuannya yang baru dan lebih hebat, ia berhasil meningkatkan kemampuan

Namun, Paxton melakukan sesuatu yang mengejutkan Zayn di bawah pengawasan semua orang. Dia menunjuk Zayn yang duduk di sudut dan berkata sambil tersenyum, “Murid di sana, apa pemahamanmu tentang hidup?”Dia menunjuk Zayn.Sementara itu, Zayn, yang awalnya tidak menonjolkan diri, berubah menjadi fokus seluruh penonton. Setiap murid melihat ke arahnya.“Hah, siapa orang ini? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya.”“Aku juga belum pernah melihatnya sebelumnya. Aku rasa dia belum pernah mengikuti kelas sebelumnya.”“Lagipula, dia terlihat agak tua untuk menjadi mahasiswa, kan? Mungkinkah dia dosen baru?”“Itu tidak mungkin. Mungkin saja dia murid pindahan. Tapi, dia terlihat seperti pria yang baik dan dia tampan.”“Dia tidak dianggap tampan tetapi dia memang terlihat seperti pria dengan kualitas unik. Dia sangat menawan.”“Kenapa aku menganggapnya lebih menarik daripada pria paling tampan di universitas ya?”Banyak siswa mulai berbisik satu sama lain setelah memperhatikannya, ter

Namun, para siswa dari kelas itu bingung dan mereka sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibahas oleh Zayn dan Paxton. Mengapa Profesor Brookes memberikan wawasannya dengan cara ini untuk pertanyaan yang begitu sederhana?Bukankah kehidupan seharusnya tidak ada lagi? Seharusnya, seperti bagaimana matahari terbit dari timur dan air mengalir ke hilir. Itu tidak akan pernah berubah.Namun, mereka tahu bahwa Profesor Brookes memiliki pengetahuan yang mendalam. Karena dia menjawab dengan cara ini, dia pasti tidak akan berbicara omong kosong.Mereka menemukan keunikan kuliah tanpa mereka sadari. Itu berbeda dari kuliah lain yang mereka hadiri di masa lalu dan mereka merasa seolah-olah pintu baru dibuka untuk mereka secara tidak jelas.Paxton berkata, “Kehidupan bisa eksis dalam bentuk lain. Tubuh fisik hanyalah wadah bagi makhluk hidup tingkat lanjut. Sekalipun tubuh fisiknya rusak, jiwa dan kesadarannya masih bisa eksis dalam kondisi sempurna. Ketika makhluk hidup dapat mencapai bentu

Dua pria lainnya berjalan mendekat dan bertanya, “Raine, siapa itu? Apakah dia temanmu?”Pria itu tampak sangat tenang ketika dia berbicara tetapi sebenarnya dia agak cemas.“Dia tampaknya agak sombong memiliki keberanian untuk menyerobot masuk ke kelas kita. Dia sudah keterlaluan.”Meskipun mahasiswa memiliki kebebasan untuk memilih kelas mereka, sangat sedikit orang yang melakukannya secara umum. Terlebih lagi, Zayn muncul ke kelas entah dari mana dan pergi tanpa berpamitan yang lain setelah kelas berakhir. Dia terlihat sangat tidak menghargai teman-teman sekelasnya.Rainee Lee sedikit mengernyitkan alisnya dan berkata, “Dia bukan temanku.”Orang-orang itu merasa lega setelah mendengar ucapan Raine. Mereka sangat menyadari sedikitnya kemungkinan mereka untuk bisa mengencani Raine karena Raine memiliki standar tinggi untuk pria dan dia tidak akan tertarik pada mereka. Namun, itu adalah siksaan bagi mereka untuk menyaksikan dewi mereka menyukai pria lain.Raine mendengus sekali.