All Chapters of A Part of Me: Chapter 1 - Chapter 4

4 Chapters

Purinsesu Kaguya

Sebagai pengangguran, gue sangat menikmati sekali hidup yang seperti tidak hidup ini. Dari senin ke senin lagi cuma rebahan dan makan. Paling mentok nonton drama Korea terbaru buat ngisi waktu sibuk gue, karena kalau gue bilang ngisi waktu luang. Ya, gimana, ya. Dibanding kesibukan sih, lebih banyak luangnya. Sore ini, dengan mata yang sudah rancak oleh sepasang softlens minus akhirnya gue mandi juga. Bersiap untuk datang ke sebuah kafe deket rumah gue. Di kafe yang biasa gue datengin sama kedua temen gue ini, lagi rame karena ada acara. Gue gak peduli sama sekali. Bersama kekuatan yang masih penuh, gue melangkahkan kaki dengan mantap. Bagi gue, berjalan diantara banyak orang itu memang butuh mental yang kuat, karena lirikan dan pandangan orang-orang. Mereka semua menatap gue, seperti melihat hal yang menjijikan. Gue sudah sangat biasa memaklumi sepasang mata milik mereka. Bodo amat. Gue berdiri melihat ke dinding yang sudah di pajang sebuah menu p
Read more

It's Alive

Dimulut gue, sushi ini porak poranda dikunyah gigi-gigi geraham. Hancur dengan kenikmatan yang sungguh tak bisa gue lewatkan saat tepat melintasi tenggorokan. Tentunya, karena makanan ini gue merasa sedang dicintai oleh diri sendiri. Ah, ingin sungkem sama yang buat. Sembari menghabiskan semua ini, gue denger jelas penggalan lirik dari lagu yang diputar oleh komunitas musik hiphop. Lagu dengan tempo bewegt, rahangku Godzilla taringku Drakula, bait liriknya tepat menggambarkan diri gue yang sedang lahap menyantap Purinsesu Kaguya. Didukung oleh kesadaran akan tubuh besar yang menghabiskan banyak tempat ini. Hei, anjing!Kau tak ada disini saat ku tegap berdiri melawan dunia sendiriBagai gadai harga diri dengan harakiri Astaga, baitnya mengandung gue. Secepatnya, gue ambil ponsel yang selalu sepi tak ada notifikasi pesan masuk. Membuka gugell untuk menulis lirik lagu demi mendapatkan judulnya dan siapa penyan
Read more

Bad

Sedikit tersenyum, karena tahu siapa pengirim pesan ini. Tetapi sengaja tidak langsung gue balas. Alasannya, karena gue gak mau terlalu terlihat senang meskipun sebenarnya iya. Entah hanya gue atau beberapa perempuan lain dimuka bumi ini pun pernah sengaja mendiamkan lebih lama pesan dari seseorang hanya untuk menyamarkan perasaan. Padahal untuk menilai perasaan, tidak melulu lewat 'cepat-lambat'nya membalas pesan. Gue sudah menentukan menit keberapa akan membalasnya. Sembari menunggu jam dinding yang terus berjalan, gue memutuskan untuk mengambil laptop dan tidak menonton drama Korea. Melainkan membuka playlist gue yang sempat diceritakan itu. Mencari lagu yang cocok untuk didengarkan malam ini membuat gue kesal sendiri, karena terlalu banyak lagu-lagu random tidak berurutan. "Gue beresin dulu deh biar gampang nyari lagu" Kemudian, gue klik salah satu lagu tanpa melihat judulnya. Gue rasa malam ini yang terpenting tidak hening saja. Ada sekitar dibawah seratus lagu yang harus gue m
Read more

Keep It Real

Seorang pengangguran seperti gue yang punya banyak pengalaman di dunia dating harus berhati-hati dalam menentukan pakaian yang dikenakan. Jangan sampai membuat orang lain ikut merasakan tidak nyaman akibat sepasang mata milik orang-orang disekeliling memandang dengan tatapan hina. Ketakutan akan hal yang belum terjadi sering sekali gue alami. Pikiran-pikiran kalut yang sebenarnya bisa di atasi malah semakin menjadi. Banyak pertanyaan dikepala yang akhirnya membuat gue tidak yakin pada diri sendiri.Sambil menunggu Padi, gue memutuskan untuk bermain ponsel saja. Sekalian mengabari kedua sahabat gue yang sangat sempurna untuk standar cantiknya Indonesia. Bukan apa-apa, gue cuma takut kejadian beberapa kali dengan orang berbeda harus dialami juga saat sedang bersama Padi."Gue mau jalan sama Padi hari ini." begitu isi pesan gue di grup.Tak butuh waktu lama, mereka sudah membaca pesan gue. Namun, tidak ada jawaban sama sekali. Gue yang terbiasa akan h
Read more
DMCA.com Protection Status